Marketing

Tahun Ini Sarinah Targetkan Penjualan Ritel Rp380 Miliar

Tahun Ini Sarinah Targetkan Penjualan Ritel Rp380 Miliar

Jajaran direksi PT Sarinah (Persero) yang baru menghadapi tantangan lumayan berat tahun ini setelah didaulat mengelola BUMN sejak awal 2017. Data Aprindo (Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia) tahun ini menunjukkan penjualan bisnis ritel di Indonesia diperkirakan turun 12 persen. Menurut Lies Permana Lestari, Direktur Bisnis Ritel Sarinah yang baru memandang saat ini kondisi makro ekonomi kita masih berat, masyarakat masih dalam posisi menahan diri dan ‘wait and see’ dalam membelanjakan uangnya.

“Tapi Alhamdulillah bisnis ritel Sarinah cenderung stabil,” ungkapnya. Untuk itu pihaknya terus melakukan terobosan untuk menjaga kinerja ritel Sarinah. Terutama dengan menelurkan program baru, serta mendorong program yang bagus yang sudah ada sebelumnya agar berkinerja maksimal. Lies menekankan bahwa keberhasilan bisnis ritel kuncinya pada service excellent dan isi produk yang terus ditingkatkan ragam maupun kualitasnya.

“Kami sedang menjalankan rebranding bisnis ritel yang merupakan warisan Presiden RI pertama Bung Karno ini, dengan menggunakan tagline The Window of Indonesia,” katanya. Program ini diakuinya telah ada sebelumnya. Namun ke depan program-program yang selaras dengan tagline tersebut dibuat dengan lebih edgy Gaya edgy bisa dijelaskan sebagai gaya hampir mendekati gaya rock star, namun dengan sentuhan classic dan bohemian.

“Lebaran ini penjualan Sarinah Alhamdulillah naik, per hari peningkatan sekitar 20 persen dari penjualan di hari biasa,” ujarnya. Hingga saat ini yang menyumbang paling besar dari penjualan ritel Sarinah ada di lantai dasar atau ground floor gedung ritel yang berlokasi di Jalan MH. Thamrin darii total lima lantai ritel yang dioperasikan. “Ground floor itu ada aksesoris, parfum, tas, sepatu dewasa pokoknya segala produk komersil, yang tentu saja dengan style terbaru,” jelasnya. Setelah ground flood yang menyumbang penjualan terbesar kedua adalah lantai 4 yang berisi berbagai produk kerajinan, batik dan tenun.

Program baru yang sedang didorong direksi baru Sarinah adalah dibukanya gerai-gerai Sarinah di bandara-bandara Indonesia. “Kami melihat ada potensi yang bisa didorong di Bandara. Sarinah sebagai Window of Indonesia, harus dilihat di awal dan akhir perjalanan para turis asing melalui Bandara. Kami melihat apa yang dikembangkan batik Danarhadi dan Batik Keris, mereka ada banyak Bandara,” katanya.

Sebagai sesama BUMN, sinergi Sarinah dan PT Angkasa Pura diharapkan bisa miningkatkan keduanya. Saat ini Sarinah baru ada di Bandara Soekarno-Hatta Tangerang, utamanya di Terminal 3 bekerja sama dengan PT Anggasa Pura 2. “Next kami ingin buka di Makassar, sebelum Lebaran sudah dibuka targetnya. Lalu di Bandara Juanda Surabaya, tapi ini shop in shop, jadi gerainya kecil, bekerja sama dengan Angkasa Pura 1,” ungkapnya. Bandara selanjutnya yang akan dirambah Sarinah adalah Kualanamu, Sultan Mahmud Badarudin II untuk menyambut Asia Games, dan Sam Ratulangi yang dikenal dengan Chinese tourism serta menyambut turisme muslim tentu saja Sarinah akan masuk ke Bandara Minangkabau.

“Kuncinya pada standardisasi tampilan Sarinah di Bandara, kami terus pelajari dan sedang disiapkan standardisasi ini agar top of mind meningkat,” ujarnya. Tahun ini disebut Lies, Sarinah menargetkan omset dari bisnis ritel Rp 380 miliar.

Di bulan penuh Rahmah ini, Sarinah mengadakan program di luar dari kebiasaan perusahaan ritel, namun dekat dengan bisnisnya. “Kami mengadakan acara Shopping Bareng Yatim. Acara ini bisa dibilang belum pernah diadakan pemain ritel lain. Lebaran itu biasanya orang shopping. Tapi bagi anak yatim, tentu dengan keterbatasan uang, mereka tidak bisa merasakan itu,” ujarnya.

Untuk memberikan pengalaman berbeda, Sarinah mengadakan santunan anak yatim dengan mengajak para donatur untuk berbelanja bersama mereka. Sarinah menggandeng LPAI (Lembaga Perlindungan Anak Indonesia. “Kami menyerahkan pada LPAI siapa saja anak yatim yang bisa mengikuti kegiatan ini. Diantara donatur itu ada pejabat pemerintahan, pejabat perusahaan, juga artis, salah satunya Amel, yang dulu adalah artis cilik,” paparnya. Ada 150 anak yatim yang mengikuti kegiatan belanja ini. Tiap anak dianggarkan belanja sebesar Rp 300 ribu, satu donatur bisa membelanjakan lebih dari satu anak dan mereka harus membimbing serta berbelanja bersama anak yatim pilihannya.

Editor : Eva Martha Rahayu


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved