Marketing Strategy

Textileone Serius Garap Digital Marketing

Textileone Serius Garap Digital Marketing

Textileone mulai tahun ini serius menggarap pasar online setelah 17 tahun berdiri. Ini merupakan cara perusahaan distribusi dan marketing produk tekstil ini menyiasati stagnan-nya pasar yang dihadapi belakangan ini.

Perubahan besar dalam bisnis terjadi dalam beberapa tahun terakhir. Bukan saja di Indonesia, namun juga secara global. Bisnis terdisrupsi dengan makin pesatnya perkembangan digital. Hasil studi Nielsen Cross Platform Report 2017 makin menguatkan hal ini. Survei Nielsen Consumer Media View di 11 kota di Indonesia dengan sample 17 ribu orang, menyebutkan bahwa penetrasi internet bertumbuh sangat pesat berada di posisi kedua sebesar 44 persen, di bawah televisi yang masih memimpin sebesar 96 persen. Sedangkan media luar ruang 53 persen, internet 44 persen, radio 37 persen, koran 7 persen dan paling bungsu majalah 3 persen.

Maka itu tidak salah jika Textileone, perusahaan marketing dan distribusi dibidang tekstil mulai tahun ini serius menggarap toko onlinenya. Perusahaan di bawah PT Satu Cita Potenza (SCP) yang didirikan sejak tahun 2000 ini menguasai lebih dari 30 persen pasar bahan seragam. “Kami terutama mengusai pasar khusus seragam polisi,” ujar Yana Rusyana, Manager Quality Assurance PT Satu Cita Potenza.

Didirikan oleh Erwin Kow, perusahaan ini memang tidak membuat sendiri tekstil yang dijualnya. “Kami memiliki 7-8 partner yang membuatkan produk Textileoone, semua produk sesuai dengan desain dan komposisi bahan kami yang develop, kami punya tim khusus product development,” jelas Yana. Dikatakannya, mungkin orang akan melihat perusahaannya sebagai trading company, tapi sebenarnya trading itu hanya sebagian kecil saja. Inovasi dan kualitas produk menjadi kunci perusahaan ini.

Menurut Yana, bisa dibilang Textileone menempati posisi tiga besar pemain tekstil untuk bahan seragam. “Kami baru saja mendapat kembali project menyediakan bahan seragam Bank Mandiri seluruh Indonesia sebanyak 200 ribu yard. Kami mendapatkan pesanan itu melalui partner tailor kami. Ini merupakan tahun ketiga mereka menggunakan bahan dari kami,” ungkapnya.

Berdiri saat Indonesia masih dalam masa transisi krisis ekonomi, kain yang dipasarkan di bawah payung merek Textileone ini banyak digunakan untuk seragam perusahaan-perusahaan besar seperti Bank Mandiri, BCA Syariah, Bank Danamon, ANX, Citibank, Bank Bukopin, Unilever, Nestle, XL, ISS, Kompas, CNI, Pertamina, Krakatau Steel, AMild, Wika, KAI, Senayan City, PLN, Badan POM, Crown Plaza, RS MMC, RS Pondok Indah, RS Tarakan, Dirjen Pajak, Sampoerna, Nutrilon, Frisian Flag, Astra international dan lainnya.

“Di bawah Textileone sebenarnya ada 23 merek, tapi 17 merek yang benar-benar sekarang kami kelola. Setiap kain kami ada label dengan brand-brand kami, jadi tidak bisa partner menggunakan spesifikasi kain yang kami orderkan ke mereka untuk dijual lagi. Jadi ada perjanjian ekslusif,” terang pria yang sudah 12 tahun bekerja di Textileone. Produk-produk Textileone dibagi dalam tiga koleksi berdasarkan kelas produk secara berurutan: Premier Collection untuk produk tekstil VIP, Professional Collection untuk dynamic and professional dan Career Collection untuk best class. Selisih harga di tiga macam koleksi ini sekitar 20-30 persen.

“Kekuatan kami diinovasi dan marketing produk, maka itu kami ada tim sendiri untuk pengembangan produk,” kata Yana yang ditemui di Mal Kota Kasablanka Jakarta (16/08/2017). Untuk menunjang kreatifitas kerja, karenanya suasana kerja pun harus menunjang. Desain kantor mereka seluas 500 m2 di Cakung Cilincing Jakarta Utara, mirip seperti di perusahaan-perusahaan digital macam Google atau Facebook, sangat kreatif menggunakan kontainer-kontainer yang disusun dan dicat warna-warni menarik. Desain interiornya pun sangat modern.

Maka itu tidak heran ada ratusan jenis kain yang mereka bisa hasilkan sejak perusahaan didirikan hingga sekarang. Textileone dipasarkan melalui tiga unit bisnis. Pertama, Network Business yaitu toko-toko ritel yang jumlahnya 12 gerai di seluruh Indonesia dimiliki sendiri perusahaan. Kedua, Wholesale yaitu partner bisnis yang menjual kain-kain Textileone yang terdiri dari distributor, tailor, dan toko tekstil yang jumlahnya sekitar 200an di seluruh Indonesia. Ketiga, Special Trade, ini merupakan penjualan korporat dan pemerintah. “Volume penjualan kami paling besar di Wholesale, lebih dari 50 persen,” katanya.

Diakui Yana dalam beberapa tahun terakhir bisnis terasa stagnan. Penjualan di divisi Wholesale mereka mengalami penurunan sekitar 20-30 persen. Sebab itulah pihaknya mulai membangun online shop sejak tahun ini melalui www.textileone.com. Saat ini telah berhasil menarik 10 ribuan reseller berkat mulai dikembangkannya toko online ini. Padahal online store ini belum benar-benar diluncurkan, pertumbuhan permintaannya sangat tinggi sekitar 30-40 persen. “Walau secara nilai belum sebesar Wholesale kami,” imbuhnya.

“Kami masih kembangkan dan perbaiki. Oktober akan hadir toko online versi terbaru kami, bahkan akan hadir di Google Playstore,” imbuh Canggih Ika Buana, Senior Manager Marcom, Business Development and Technology SCP. Untuk memudahkan distribusi partner distributor itu dijadikan dropshipper penjualan online ini. Dan pihaknya membangun tiga stockist yaitu Jakarta, Surabaya, dan Yogja. “Kami sedang kembangkan di Kalimantan juga, karena potensi pasar di sana luar biasa,” tambahnya.

Menurut Canggih saat ini jumlah karyawan perusahaan ada 200 orang termasuk yang mengelola toko-toko Textileone. Untuk yang khusus mengeloa digital strateginya sekitar lima orang. “Kami sudah menggunakan strategi digital marketing sebenarnya sudah lama, sebelum menyiapkan online store ini, dengan memiliki akun-akun di Twitter, Facebook, dan Instagram. Selain membangun strategi digital marketing, untuk mengikat partner menjual tinggi pihaknya memberikan gimmick marketing seperti satu buah mobil Toyota Sienta dan berbagai produk elektronik. “Kami sebenarnya mengingat partner dan klien di kualitas produk, gimmick itu pendorong saja,” kata Canggih. Yana menambahkan, standar kualitas kain yang dibuat sudah SNI yang mendapat pengukuhan dari Texpa-Badan Besar Tekstil.

Diharapkan dengan dikembangkannya online store, ratusan jenis bahan yang dimiliki bisa maksimal terjual. “Kami juga ingin agar tailor-tailor yang ada didaerah bisa kami raih lebih luas lagi. Saat ini jumlah tailor belum bisa digarap semua, baru sepertiga dari total tailor di Indonesia yang jumlahnya puluhan ribu. Daeler itu kebanyakan hanya menjual 5 brand, padahal kami ada 17 brand,” jelas Canggih. Saat ini Textileone memiliki 4 gudang penyimpanan kain dengan kapasitas 2,2 juta yard kain.

Editor : Eva Martha Rahayu


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved