Marketing Strategy

Tiga Kiat Pemasaran Halim “Faber-Castell”

Tiga Kiat Pemasaran Halim “Faber-Castell”

Kalau pembaca punya sanak saudara yang masih duduk di bangku sekolah, coba tanyakan apakah dia kenal merek alat tulis Faber-Castell. Kecil kemungkinannya dia akan menjawab tidak, terutama jika dia tinggal di perkotaan. Memang benar. Merek asal Jerman ini bisa dibilang punya word of mouth yang kuat. Selain sudah eksis sejak tahun 1761, apa lagi yang membuat cengkeraman Faber-Castell yang makin kuat di pasar Indonesia?

Yandramin Halim (tengah) merilis portal LatihanUjian.com

Pertama, baru-baru ini Faber-Castell Indonesia menggarap sisi akademik siswa sekolah, persisnya persiapan menempuh Ujian Nasional. Caranya, merilis portal LatihanUjian.com yang berisi prediksi Ujian Nasional. Keunikannya, portal yang memuat pembahasan atas soal-soal tersebut tidak hanya memberi evaluasi pada siswa tentang kekuatan, tetapi juga kelemahannya. “Ada umpan balik langsung dari portal pada siswa yang bisa dibantu orang tuanya. Tentu akan lebih baik kalau ada campur tangan guru,” jelas Yandramin Halim, Managing Director PT Faber-Castell International Indonesia, sambil meresmikan portal LatihanUjian.com (26/3). Agak disayangkan, akses terhadap LatihanUjian.com masih terbatas untuk pembeli paket ujian Faber-Castell.

Kedua, sisi nonakademik diperkuat secara bersamaan. Menurut Halim, dari jumlah keseluruhan siswa yang gagal dalam Ujian Nasional, sebanyak 25% tidak lulus karena persoalan nonakademik. Misalnya, salah mengisi lembar jawab komputer atau menggunakan pensil yang tidak terbaca oleh pemindai. Maka, Faber-Castell pun menjamin bahwa pensil mereka pasti terbaca pemindai. “Produk pensil 2B memang diberi perhatian khusus. Kalau tidak, kami tidak hanya kehilangan bisnis, tapi siswa juga bisa tidak lulus,” katanya menekankan.

Awak Faber-Castell memperagakan “Make Your Own Pencil”

Ketiga, ada kiat experiential marketing. Anak buah Halim tak hanya berkeliling sekolah-sekolah saja. Tapi, mereka menawarkan pengalaman “Make Your Own Pencil” pada para murid. Kreativitas murid difasilitasi untuk menggarap pensil setengah jadi menjadi sepenuhnya bisa dipakai.

Akan tetapi, ini tak berarti pemasaran Faber-Castell mulus-mulus saja. “Tantangannya banyak,” ujar Halim. Buat pria yang sudah 23 tahun berkarier di Faber-Castell Indonesia ini, masalah harga versus kualitas cukup bikin pusing kepala. “Perusahaan ini harus bisa meyakinkan konsumen bahwa harga tinggi tidak berarti mahal. Soalnya, Faber-Castell hanya menjual produk berkualitas,” tegasnya. Apalagi ia ingin menggarap semua segmen pasar yang terkait pendidikan.

Kini Faber-Castell Indonesia terdiferensiasi menjadi 4 perusahaan. Ada 1 perusahaan pemasaran dalam negeri dan produksi connector pen, 1 perusahaan produksi pensil, dan 2 perusahaan produksi bahan baku untuk pensil. Jika omzet ke-4 perusahaan ditotal bersama dengan ekspor, pendapatan Faber-Castell Indonesia tahun 2012 berkisar US$ 75-80 juta. Nominal ini mengalami peningkatan dua digit dibanding 2011. “Ya, lebih dari 10%-lah,” ujar Halim samar.

Menyoal rencana yang disiapkan Halim untuk perusahaannya, ia mengatakan bahwa LatihanUjian.com akan membuka akses lebih luas untuk umum. “Jika dilihat respons dan penyebarluasannya bagus, tahun depan kami akan memperluas untuk semua orang,” katanya. Proyek ke depan adalah membantu meningkatkan kelulusan. Meski menolak menerangkan lebih jelas, Halim berencana menggandeng sekolah untuk melancarkan proyek tersebut. “Saya ingin tidak hanya sekolah di Jabodetabek yang terlibat, tapi lebih luas,” tandasnya dengan rasa antusias. (EVA)


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved