Marketing Strategy

Tips Personal Branding ala Febriati Nadira

Tips Personal Branding ala Febriati Nadira

Personal branding adalah brand atau citra yang dimiliki oleh seseorang. Ini akan memengaruhi penilaian orang lain terhadap perilaku kita. Saat ini di era media sosial, seseorang lebih mudah membentuk personal branding.

Banyak media bisa dimanfaatkan, seperti web, blog, YouTube, SoundCloud, Twitter, Facebook, dan terbaru Periscope. Nah, Head Of Corporate Communication PT Adaro Energy Tbk Febriati Nadira punya tips jitu membentuk personal branding.

Pertama, menjadi value creator yakni senantiasa menghadirkan nilai tambah dalam bekerja dan berkarya melalui berbagai kreatifitas/inovasi yang membuat hasil karya kita berbeda, relevan dengan perkembangan dan kebutuhan perusahaan/penuh dengan kekinian, unik dan berhasil memberikan kontribusi nyata bagi perkembangan serta kemajuan perusahaan.

Dengan demikian, seseorang tak hanya berhasil bekerja secara profesional seperti mencapai target kerja, namun keberadaannya juga akan diakui dan dihargai oleh banyak pihak, baik internal maupun eksternal.

Febriati Nadira--foto : MUHAMAD ALI/JAWAPOS

Febriati Nadira–foto : MUHAMAD ALI/JAWAPOS

Kedua, dengan meningkatkan presence. Secara konvensional yaitu dengan aktif tampil dan terlibat dalam berbagai aktifitas dan organisasi profesi, menjadi pembicara seminar, workshop, kampus. “Secara digital yakni dengan aktif secara selektif di sosial media. Sharing dan comment yang fun tetapi tetap kontekstual,” katanya.

Dengan berubahnya pola komunikasi masyarakat saat ini, lanjut dia, penggunaan teknologi internet dan media sosial merupakan suatu keharusan. Tidak hanya untuk kepentingan profesi yakni update informasi/isu terkini, dan penyampaian pesan perusahaan, namun juga untuk kepentingan pribadi bersosialisasi sekaligus memperkuat dan menambah jejaring.

Namun, perkembangan teknologi harus dicermati dan dipahami untuk dapat dijadikan sarana yang positif dalam menyampaikan pesan. Sosial media tidak dapat dipungkiri sangat vital dalam menggalang opini publik. So, penggunaannya harus selektif. Cara berkomunikasi dengan sosial media juga membutuhkan skill tersendiri.

Ira menekankan pentingnya update informasi dan pengetahuan terbaru, termasuk tren dan teknologi terbaru sembari memperkuat jejaring agar kompetensi seseorang tetap relevan dan dapat terus diperkuat.

“Agar tetap mahal, kita harus aktif menambah pengetahuan baik secara formal maupun informal seperti sharing session, informal meeting, conference, dan lainnya,” kata dia.

Yang juga tidak kalah penting adalah terus mengasah skill terkait dengan profesi agar bisa bekerja dan memberikan kontribusi lebih baik untuk perusahaan. Tak hanya hard skill, kemampuan soft skill seperti berkomunikasi, membangun jaringan, dan kepemimpinan, juga harus terus dikembangkan. (Reportase: Sri Niken Handayani)


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved