Marketing Strategy

Tunjungan Art 2015, Cara Risma Hidupkan Jalan Tunjungan

Oleh Admin
Tunjungan Art 2015, Cara Risma Hidupkan Jalan Tunjungan

Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini membuka kegiatan Tunjungan Art 2015 di Jalan Tunjungan Surabaya, 16 September 2015. Pembukaan yang ditandai dengan goresan cat di atas papan mural oleh Risma itu akan berlangsung selama tiga hari.

Kepala Seksi Seni dan Budaya Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Surabaya Herry Purwadi mengatakan Tunjungan Art 2015 mengusung tema “Rek Ayo Rek Mlaku-Mlaku Nang Tunjungan.”

Pada hari pertama masyarakat disuguhi pameran kaligrafi, sketsa, mural, cokekan, fashion show di dalam Museum Surabaya. Pada hari kedua akan ada workshop menggambar oleh para pelajar, berkeliling Museum Surabaya, sajian seni Sanggar Gito Maron, dan irama keroncong.

Sedangkan pada hari ketiga diisi tari Ning Tunjungan, pembacaan geguritan (puisi berbahasa Jawa), dan tembang macapat. Adapun malam harinya selama tiga hari di Jalan Tunjungan ditampilkan pertunjukkan musik perkusi dan patrol dari berbagai komunitas. “Acara ini akan diikuti oleh sekitar 400 partisipan selama tiga hari,” kata dia.

Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini

Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini

Menurut Herry, tujuan acara ini adalah menghidupkan kembali suasana Jalan Tunjungan yang dulunya dikenal sebagai kawasan emas yang ramai pengunjung. Saking terkenalnya, musikus Mus Mulyadi sampai mendendangkan lagu tentang Jalan Tunjungan berjudul Rek Ayo Rek ciptaan Is Haryanto. “Acara ini dipersembahkan bagi seluruh insan kreatif, supaya mereka dapat unjuk kebolehan di Tunjungan,” kata dia.

Herry mengimbau masyarakat yang ingin berkecimpung langsung di kegiatan Tunjungan Art 2015 langsung menghubungi panitia di lokasi. Ia menyediakan waktu pada siang hari bagi partisipan yang ingin unjuk kebolehan menari sufi. “Jadi, kami bisa langsung mencarikan waktu untuk menampilkan tarian itu,” kata dia.

Kedepannya, lanjut dia, pihaknya akan terus meramaikan kawasan tersebut dengan berbagai pertunjukan seni. Karena wilayah terbuka di sekitar Museum Surabaya bisa digunakan sebagai media unjuk kebolehan bagi para seniman. “Harapannya, dengan cara ini, masyarakan akan kembali tertarik untuk berkunjung ke kawasan Tunjungan,” kata Herry.

Tempo


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved