Trends

Maxindo Fokus Garap Makanan Ringan di Pasar Ekspor

Kegiatan Produksi makanan ringan Maxindo di Sentul, Bogor. (Foto: dok Maxindo).

Bisnis makanan ringan kian menggiurkan di Indonesia. Apalagi makanan ringan berbahan baku umbi-umbian kian beragam dan persaingan semakin ketat. Pemainnya pun beragam mulai dari UMKM hingga pabrikan besar yang dimiliki konglomerat di Indonesia, mengingat jumlah bahan bakunya melimpah di Indonesia.

Bahan baku singkong misalnya, Indonesia termasuk salah satu penghasil singkong terbesar di dunia. Selain itu masih ada banyak makanan ringan menggunakan bahan baku umbi-umbian lokal seperti ubi merah, ubi ungu dan talas.

Hal ini tentunya menjadi peluang, dan salah satu perusahaan yang berhasil memanfaatkan peluang tersebut adalah PT Maxindo Karya Anugerah (MKA). Tahun 1977, aktivitas bisnisnya berawal dari industri rumahan tetapi kini Maxindo telah menjadi salah satu perusahaan ekspor makanan ringan berbahan baku umbi-umbian.

Kini Maxindo dikenal sebagai produsen makanan ringan dengan 90% produknya diekspor. Menurut Garrett Kartono, Direktur Pemasaran PT MKA, saat ini Maxindo semakin berkembang pesat dan telah berhasil mengekspor produk ke 27 negara di dunia. Beberapa negara tujuan ekspornya di antaraya, Singapura, Cina, Amerika Serikat, Jepang, Korea Selatan, Rusia, Suriname, Belanda, Kanada, Polandia, Qata, Jerman. UAE, UK, Australia dan lainnya. “Kami fokus menggarap pasar ekspor,” katanya.

Ia menambahkan keberhasilan Maxindo, tidak terlepas dari konsistensi perusahaan dalam menjaga kualitas produk. Pihaknya, memastikan setiap produk olahannya menggunakan bahan baku berkualitas terbaik yang dihasilkan petani. Untuk mendapatkan bahan baku terbaik, Maxindo terus berupaya memberikan pelatihan dan menjalin kerjasama dengan petani lokal untuk memastikan bahan – bahan dasar yang dihasilkan berkualitas bagus.

Diakuinya makanan ringan produksi Maxindo 100 persen menggunakan bahan baku umbi-umbian lokal yaitu singkong, ubi merah, ubi ungu dan talas,yang berkualitas terbaik dan sesuai dengan standard perusahaan. Hal ini dibuktikan dengan diperolehnya sertifikat serta pengakuan dari international seperti British Retail Consortium Global Standard (BRCGS) yang merupakan sertifikasi standard pangan tertinggi di dunia. Selain itu, Maxindo juga mendapatkan sertifikasi dari Rain Forest Alliance – lembaga internasional nonprofit sekaligus wadah aliansi antara petani, komunitas perlindungan hutan, perusahaan dan konsumen. Aliansi ini berkomitmen menciptakan keseimbangan dunia, di mana manusia dan alam berkembang secara harmonis. Kemudian, memberikan solusi perubahan yang mengakar pada masalah sosial dan lingkungan hidup. “Maxindo merupakan satu–satunya perusahaan di dunia yang mendapatkan sertifikat Rain Forest Alliance untuk produk makanan berbahan baku singkong. Selain itu, kami juga telah mendapatkan sertifikat TUV ISO 9001, GMP (good manufacturing process), NON GMO product, fasilitas gluten free, kosher dan tentu saja halal dari MUI,” kata Garrett. Menurut Garrett, dengan diraihnya serifikat dari berbagai lembaga tersebut menegaskan bahwa semua proses produksi PT Maxindo telah sesuai dengan standard pangan internasional. “Produk-produk yang dihasilkan Maxindo sudah dijamin berkualitas tinggi , sehingga memberikan peluang lebih besar untuk menjual produk-produk yang dihasilkan di pasar mancanegara,” tegasnya.


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved