Management Trends

Wawancara Online untuk Rekrutmen di Tengah COVID-19

Pemerintah telah menetapkan peraturan Work from Home sejak pertengahan Maret. Sejak saat itu, perusahaan diimbau memberi kelonggaran bagi para karyawannya untuk tidak pergi ke kantor selama pandemi Covid-19.

Sejumlah aktivitas internal dan eksternal perusahaan pun mau tidak mau harus dilakukan secara conference call. Hal ini juga berlaku pada perekrutan karyawan. Mengutip dari CNBC, perusahaan perekrutan seperti PageGroup dan Robert Walters bahkan melakukan perekrutan secara online menggunakan sejumlah aplikasi seperti WeChat Work, Zoom, dan Slack.

“Kami melihat perkembangan teknologi yang pesat untuk proses interview pada resesi terakhir. Untuk itu, saya tidak heran dengan adanya tren ini kembali saat wabah Corona,” ungkap Chief Product Officer Modern Hire, Peter Baskin, seperti yang dilansir dari CNBC.

Menjawab bagaimana perusahaan melakukan wawancara online dalam proses perekrutan, Country Manager Robert Walters Indonesia, Eric Mary memberikan paparannya kepada SWA Online.

1. Bagaimana perusahaan rekrutmen melakukan wawancara online selama wabah Covid-19? Wawancara untuk situasi sekarang ini beralih ke wawancara video atau telepon sebagai pengganti wawancara tatap muka. Kecepatan internet saat ini dan kualitas alat teknologi memungkinkan kandidat dan manajer perekrutan untuk melakukan wawancara secara online.

Apalagi proses rekrutmen bisa lebih cepat. Kami mengamati bahwa klien dan kandidat lebih siap untuk menerima telepon dan menghadiri wawancara online mengingat mereka tidak bepergian ke luar rumah, menghabiskan waktu dalam pertemuan atau bepergian karena mereka sekarang bekerja dari rumah (Work From Home). Namun beberapa perusahaan mungkin ingin masih memiliki setidaknya satu wawancara tatap muka, khusus untuk posisi tingkat senior. Hal ini dapat menunda keputusan akhir sampai mereka dapat menemui kandidat.

2. Apakah wawancara online terbukti lebih efektif daripada wawancara offline (tatap muka) ?

Wawancara online dapat sama efektifnya dengan wawancara secara langsung karena sebagian besar alat teknologi seperti Skype / Zoom / WhatsApp dilengkapi dengan fitur panggilan video yang memungkinkan pewawancara melihat ekspresi, gerak tubuh, dan perilaku para kandidat. Juga, selama pekerjaan itu tidak manual dan tidak mengharuskan kandidat untuk menunjukan kemampuannya secara langsung, wawancara online akan bekerja sama efektifnya dengan wawancara tatap muka.

3. Apakah wawancara online menjadi lebih populer ketika COVUD-19 berakhir?

Karena manajer perekrutan dan kandidat menjadi lebih nyaman dalam menggunakan alat-alat teknologi untuk melakukan wawancara online, kita mungkin melihat akan terjadi peningkatan dalam wawancara online bahkan ketika wabah COVID-19 ini berakhir. Namun, seperti yang disebutkan sebelumnya, masih ada perusahaan yang ingin melakukan setidaknya satu pertemuan tatap muka, terutama untuk posisi tingkat senior.

4. Bagaimana cara memantau atau mengawasi kinerja para karyawan ketika sedang bekerja dari rumah?

Dengan maraknya kerja jarak jauh, perusahaan perlu memastikan manajer dan pemimpin tim mereka agar mengarahkan para karyawannya dengan baik untuk memastikan produktivitas dalam tim mereka.

Alih-alih menilai kinerja berdasarkan apa yang karyawan sedang lakukan, manajer harus memperhitungkan hasil kerja mereka atau hasil lainnya dan membangun lingkungan atau rasa saling percaya saat bekerja dari rumah.

Mengatur waktu setiap harinya untuk bisa bertatap muka secara online dengan sesama anggota tim bisa membantu menjaga komunikasi dan membimbing para karyawan untuk memastikan produktivitas mereka. Hal ini tidak harus dilakukan dengan waktu yang lama dan kami sarankan untuk melakukan video call yang memungkin setiap orang bisa melakukan koneksi dan bertatap muka satu sama lainnya seperti halnya saat bekerja di kantor.

5. Apakah Robert Walters memandang Corona sebagai ancaman bagi dunia kerja?

COVID-19 adalah ancaman bagi ekonomi global dan berpotensi menyebabkan resesi hebat yang memiliki efek domino pada banyak industri dan perusahaan. Dengan outlook yang tidak pasti ini, perusahaan sangat berhati-hati dalam perencanaan perekrutan mereka dan mungkin sementara ini mengambil sikap yang lebih konservatif sampai menunggu hingga semuanya terkendali sebelum mereka memutuskan langkah selanjutnya.

Namun, di setiap krisis terdapat peluang. Perusahaan dapat merencanakan kelanjutan bisnis mereka apakah dapat bertahan dalam krisis ini atau tidak. Lainnya akan terpaksa untuk beradaptasi secara drastis dengan situasi yang terus berubah dan mempercepat transformasi digital mereka untuk bisa digunakan.

6. Apakah akan ada perubahan di dunia kerja di masa depan?

Kami melihat bahwa work from home mungkin menjadi lebih populer seperti yang telah ditunjukkan melalui situasi krisis seperti saat ini. Meskipun krisis ini belum terkendali, pekerjaan masih dapat dilakukan dan disampaikan tanpa harus datang ke kantor dan jika setiap orang memiliki akses ke alat teknologi serupa untuk memastikan jika pekerjaannya tidak terganggu. Hal ini sangat memungkinkan terjadi bila perusahaan tidak meminta melakukan perkerjaan lain di jam-jam tertentu dan pekerjaan spesifik yang hanya bisa dilakukan di kantor. Karena itu, kami juga melihat karyawan menghargai interaksi sosial yang hanya bisa didapat ketika bekerja di kantor.

Editor ; Eva Martha Rahayu

www.swa.co.id


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved