Management Trends

Menyongsong IPO, ASDP Mengakuisisi Jembatan Nusantara

Menyongsong IPO, ASDP Mengakuisisi Jembatan Nusantara
(Kanan) Direktur Keuangan, TI dan Manajemen Risiko ASDP, Djunia Satriawan, dan Direktur Jembatan Nusantara, Rudi Susanto (kiri) pasca penandatanganan Sales Purchasement Agreement (SPA) antara ASDP dengan Jembatan Nusantara di Jakarta pada Selasa 22 Februari 2022. (Foto : ASDP).

PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) atau ASDP mengakuisisi perusahaan ferry swasta, yakni PT Jembatan Nusantara, seiring penandatanganan Perjanjian Jual Beli (Sales Purchasement Agreement/SPA) antara ASDP dengan PT Mahkota Pratama dan PT Indonesia VIP, selaku pemilik saham Jembatan Nusantara di Jakarta pada Selasa pekan ini.

Shelvy Arifin, Sekretaris Perusahaan ASDP, mengatakan akuisisi Jembatan Nusantara ini telah melalui proses panjang, yang diawali dengan kerjasama usaha selama dua tahun. Proses ini, termasuk uji tuntas (due diligence) yang melibatkan lembaga internasional dan nasional serta para stakeholder demi memastikan kesepakatan bisnis yang selaras dengan prinsip tata kelola perusahaan yang baik (good corporate governance/GCG).

Penandatanganan SPA ini merupakan momentum bersejarah sekaligus tonggak pencapaian (milestone) untuk ASDP dan industri penyeberangan. “Melalui akuisisi ini ASDP tidak hanya menjadi operator dengan armada terbanyak namun menjadi perusahaan terdepan dalam penerapan standarisasi keselamatan dan pelayanan prima kepada seluruh pengguna jasa,” tutur Shelvy dalam keterangan tertulis di Jakarta, Selasa (22/2/2022).

Perseroan berharap akuisisi Jembatan Nusantara ini terus berkembang secara anorganik, menjadi pemimpin pasar serta memberikan kontribusi untuk melayani transportasi Indonesia lebih baik dengan semangat Bangga Menyatukan Nusantara. Penandatangan SPA ini diteken oleh Direktur Keuangan, TI dan Manajemen Risiko ASDP, Djunia Satriawan dan Direktur Jembatan Nusantara, Rudi Susanto. Aksi korporasi ini turut disaksikan virtual oleh Dewan Komisaris ASDP, jajaran Direksi ASDP, seluruh pejabat Kementerian BUMN, Kementerian Perhubungan serta tamu undangan yang hadir baik secara fisik maupun dalam jaringan (daring).

ASDP mengapresiasi kepada seluruh pihak yang telah membantu dan mendukung perseroan merealisasikan aksi korporasi ini. Pihak ini diantaranya pemegang saham dan regulator, yakni Kementerian BUMN dan Kementerian Perhubungan (Kemenhub). Direktur Jenderal Perhubungan Darat Kemenhub, Budi Setiyadi, mengapresiasi akuisisi Jembatan Nusantara oleh ASDP. “Sejalan dengan arahan Presiden Joko Widodo bahwa kita harus memperkuat layanan penyeberangan khususnya di pulau terdepan dan terluar. Akuisisi ini menjadi bukti dan kekuatan baru bahwa kita bersama dengan ASDP dan Jembatan Nusantara akan hadir dengan pelayanan lebih baik untuk masyarakat,” ujar Budi.

Hal senada disampaikan Direktur Jembatan Nusantara, Rudi Susanto. “Diakuisisinya Jembatan Nusantara ini akan menambah kekuatan alat produksi, sehingga semakin memperkuat pemerataan ekonomi masyarakat dengan terciptanya layanan angkutan penyeberangan dan logistik yang lancar dan semakin kuat melayani pengguna jasa di seluruh Indonesia,” ucap Rudi.

Inisiatif Strategis

Langkah ASDP mengakuisisi perusahaan ferry swasta merupakan inisiatif strategis sebagai bagian dari rencana jangka panjang perseroan di 2020-2024 khususnya dalam pengembangan jasa manajemen dan operator kapal ferry yang akseleratif khususnya dalam penambahan armada serta mendorong pertumbuhan perusahaan yang agresif dalam rangka menuju penawaran umum perdana (initial public offering/IPO) saham ASDP.

Perseroan berencana untuk meningkatkan kapasitas produksi segmen penyeberangan dengan menambah jumlah armada sebanyak 19 unit kapal selama kurun 5 tahun (2020 – 2024) yang diperuntukkan di lintasan komersial reguler, eksekutif, LDF dan lintasan internasional. Adapun, Jembatan Nusantara memiliki jumlah armada cukup besar sebanyak 53 unit dan mengoperasikan 6 lintasan Long Distance Ferry (LDF). Akuisisi ini akan menambah portofolio kekuatan armada serta lintasan yang dioperasikan ASDP.

Peningkatan armada dan lintasan dari Jembatan Nusantara akan meningkatkan optimalisasi perjalanan (trip) pelayaran dan lintasan komersial lain yang nantinya bisa mendongkrak pendapatan ASDP. Sebelum akuisisi itu, perseroan memiliki armada kapal sebanyak 166 unit. Pasca akuisisi, maka jumlah total armada kapal perseroan bertambah menjadi 219 unit sehingga mengukuhkan posisi ASDP sebagai perusahaan ferry dengan jumlah armada terbesar di Indonesia, bahkan dunia.

Shelvy mengatakan penambahan portofolio komersial ini dapat menjadi langkah penting bagi ASDP yang sampai saat ini telah melayani sekitar 290 rute. Sebanyak 70% dari jumlah rute ini adalah rute perintis yang berarti orientasi pelayarannya bukan untuk meraup profit semata. Yang sisanya, yakni 30% sisanya merupakan rute komersial yang mampu menopang lintasan perintis berjalan dengan baik.

Kemenhub menekankan untuk lebih memberi perhatian terhadap aspek keselamatan mengingat angka kecelakaan transportasi penyeberangan relatif tinggi dan banyak lokasi pelayanan dan pengoperasian kapal yang digunakan untuk kepentingan wisata dan bisnis. Operator kapal harus terus memprioritaskan layanan penyeberangan yang berkeselamatan.

Swa.co.id


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved