Marketing Trends

Milenial Berpotensi Besar sebagai Pelaku Bisnis Waralaba Tanah Air

Milenial Berpotensi Besar sebagai Pelaku Bisnis Waralaba Tanah Air

Pandemi Covid-19 melandai, pemerintah berencana akan menyatakan situasi endemi. Geliat ekonomi kini mulai kembali setelah selama dua tahun lebih terpuruk akibat pandemi. Meski status endemi belum diputuskan oleh WHO dan Pemerintah Indonesia, namun gegap gempita bisnis skala kecil, menengah, dan besar tak bisa dibendung.

Franchise & License Expo Indonesia (FLEI) 2022 memberikan peluang bagi pelaku bisnis masa kini yang berlangsung di Assembly Hall, Jakarta Convention Center pada 3 – 5 Juni 2022. Mengusung tema ‘Getting Back To Growth’ pameran ini menjadi one stop solution for business opportunity seekers.

FLEI adalah pameran berbasis ekosistem peluang bisnis yang membantu mempertemukan antara pemilik waralaba dan calon pewaralaba. Menciptakan koneksi, membangun komunikasi, menemukan peluang, mengambil keputusan memulai usaha atau meningkatkan pendapatan.

“Pameran FLEI diharapkan bisa menambah wawasan baru, sekaligus memberikan update terkini seputar dunia waralaba dan berbagai peluang bisnis lainnya agar dapat menumbuhkan pelaku usaha baru di Indonesia. Moto ‘Temukan Peluangmu’ menyiratkan pesan kuat agar pebisnis muda berani mengambil keputusan penting untuk berwirausaha,” jelas Tri Raharjo, Ketua Perhimpunan Waralaba dan Lisensi Indonesia.

Kin, banyak brand franchise yang dimiliki oleh para milenial, di antaranya MangGang Beef Grilled Bowl, Kopi Anak Monopole, Sour Sally Group, Raja Se’i, Burger Bangor, Bakso Aci Akang dan masih banyak lagi.

Di sisi lain, meski bisnis baru bermunculan dan didukung dengan pemasaran online, bukan berarti bisnis konvensional mati. Beberapa bisnis konvensional seperti jasa pengiriman ekspedisi dan logistik, jasa laundry, air mineral isi ulang, jasa konsultan, jasa manajemen parkir, jasa manajemen hotel dan lain sebagainya terus berkembang.

Berkembangnya bisnis berbasis waralaba membuat rantai pasokan di berbagai jenis ikut berkembang. Contohnya seperti bisnis peralatan dapur modern, peralatan kedai kopi, penyedia bumbu masak siap saji, jasa ‘cloud kitchen’ atau ‘ghost kitchen’. Cloud kitchen atau ghost kitchen merupakan bisnis model dapur bersama yang menyediakan fasilitas untuk memproduksi makanan dari berbagai merek kuliner.

Banyak cara dilakukan untuk menemukan peluang usaha. Selain memahami kebutuhan pasar, calon pengusaha juga harus memiliki pengetahuan tentang bisnis yang akan dijalaninya. Semua bisa dipelajari, mulai dari mengikuti seminar kewirausahaan, hingga mengikuti media sosial influencer pebisnis.

Berikut beberapa tips untuk mendapatkan peluang bisnis apa yang kira-kira relevan dengan apa yang diinginkan. Pertama, buka mata lebar-lebar untuk mencari peluang usaha. Sebenarnya, peluang untuk bisnis bisa datang saat kita tidak mengharapkannya. Misalnya, saat bertemu rekan dekat. Berbincang dengan teman baru atau teman lama bisa membuka pola pikir dan saling bertukar informasi. Jika melihat lebih dalam, terkadang potensi usaha tersebut muncul.

Kedua, jaga pikiran tetap prima. Mata kita harus terbuka untuk membaca peluang baru. Jangan sampai kehilangan peluang karena pola pikir kita. Ketika pola pikir kita terbuka, maka banyak hal yang ingin dicoba kemudian memunculkan ide bisnis yang bahkan belum pernah kita pikirkan sebelumnya. Sebaliknya, jika pikiran kita tertutup terhadap peluang, otak hanya sibuk untuk memikirkan kegagalan usaha yang bahkan belum pernah kita jalani.

Ketiga, berlatih untuk maju. Six sense atau indera ke-6 mungkin dibutuhkan untuk menentukan usaha apa yang akan kita jalani. Untuk berlatih menjaga mata tetap terbuka, coba ingatkan diri kita untuk mencari peluang di tempat yang tidak terduga. Misalnya, saat berjejaring di sebuah ajang pameran, konferensi, atau kegiatan apapun. Keluarlah dari zona nyaman untuk bertemu rekanan baru bahkan di luar bidang kita.

Swa.co.id


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved