Trends

Omron Anjurkan Pemantauan Rutin untuk Deteksi Prevalensi Hipertensi

Tomoaki Watanabe, Direktur Omron Healthcare Indonesia

Banyak orang masih belum menyadari bahaya hipertensi atau penyakit darah tinggi. Untuk memperingati Hari Hipertensi Sedunia yang tahun ini bertemakan “Cegah dan Kendalikan Hipertensi dengan Tepat untuk Hidup Sehat Lebih Lama”, PT Omron Healthcare Indonesia, perusahaan penyedia peralatan medis monitor kesehatan di rumah dan teknologi kesehatan mendorong masyarakat mencegah dan mengendalikan hipertensi melalui pemantauan tekanan darah secara mandiri.

Hipertensi, yang juga disebut the silent killer, sering terjadi tanpa keluhan dan baru diketahui setelah terjadi komplikasi. “Prevalensi hipertensi selama ini dianggap hanya terjadi di kalangan pasien berusia 60 tahun ke atas. Namun, beberapa tahun terakhir, penyakit yang merupakan salah satu faktor risiko penyakit jantung koroner itu sering ditemui pada usia yang relatif lebih muda,” ujar Tomoaki Watanabe, Direktur Omron Healthcare Indonesia.

Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018, prevalensi hipertensi pada kelompok usia 25-34 tahun mencapai 20 persen dan pada kelompok usia 35-44 tahun mencapai 34persen. Menurut Yayasan Jantung Indonesia (YJI), hipertensi adalah salah satu faktor risiko penyakit jantung koroner. Kondisi ini tidak hanya menyerang mereka yang sudah lanjut usia, tapi juga milenial, yakni generasi yang lahir antara tahun 1981 dan 1996.

Kenaikan prevalensi hipertensi pada milenial ini berhubungan erat dengan pola hidup tidak sehat, stres, dan kemajuan teknologiyang mengurangi aktivitas fisik. Stres dipicu oleh banyak faktor seperti tuntutan pekerjaan, selain juga pandemi COVID-19. Studi Blue Cross Blue Shield Association menemukan bahwa 92 persen milenial menganggap COVID-19 telah berdampak negatif terhadap kesehatan mental mereka.

Hipertensi patut diwaspadai sebagai komorbid atau penyakit penyerta teratas yang mengikuti penderita COVID-19. Menurut data yang dihimpun oleh Satuan Tugas Penanganan COVID-19 per1 Juni 2021, tiga besar komorbid tertinggi yang ditemukan pada pasien COVID-19 adalah hipertensi (50 persen), diabetes melitus (36,6 persen), penyakit jantung (17,4persen). Hipertensi adalah kontributor utama pada penyakit jantung, stroke dan penyakit ginjal kronik.

Mengetahui adanya peningkatan prevalensi hipertensi dan ancaman penyakit COVID-19, pemantauan tekanan darah secara teratur dan perubahan gaya hidup yang lebih sehat sangat dianjurkan untuk memungkinkan deteksi dini dan pengelolaan penyakit yang lebih baik.Untuk mendukung kesehatan anak muda di masa pandemi, Omron menekankan pentingnya pemantauan tekanan darah secara rutin di rumah, mengubah kebiasaan dan menjalani pola hidup sehat. Mengukur tekanan darah secara teratur adalah salah satu langkah paling penting untuk mencegah dan mengendalikan hipertensi.

“Di Omron, kami telah lama percaya bahwa peningkatan kesehatan pasien dapat diwujudkan dengan meningkatkan kesadaran akan hipertensi dan memantau tekanan darah secara rutin di rumah. Deteksi dini terhadap kenaikan tekanan darah adalah kunci pencegahan dan pengurangan risiko berbagai komplikasi yang berhubungan dengan hipertensi,” tutur Tomoaki .

Omron mendorong masyarakat Indonesia, termasuk generasi milenial, untuk tetap sehat melalui pemantauan tekanan darah di rumah, mengubah kebiasaan gaya hidup, dan tetap menginformasikan pengukuran tekanan darah mereka ke dokter untuk perawatankesehatan preventif yang lebih kuat & baik.

Esti Nurjadin, Ketua Umum Yayasan Jantung Indonesi ajuga menegaskan bahwa hipertensi merupakan salah satu faktor risiko penyakit jantung koroner yang tidak hanya bisa menyerang mereka yang lanjut usia, tetapi juga bisa menyerang generasi muda atau milenial.

Kenaikan prevalensi penyakit tidak menular seperti hipertensi dan penyakit jantung ini berhubungan erat dengan pola atau gaya hidup antara lain merokok, konsumsi minuman beralkohol, rendahnya aktivitas fisik, rendahnya konsumsi makanan sehat seperti sayur dan buah, serta tingginya konsumsi gula garam dan lemak. “Yang paling utama selain menghindari pola hidup tidak sehat adalah kita juga melalukan pengukuran tekanan darah secara rutin sehingga bisa mencegah atau setidaknya dan mengendalikan hipertensi,” jelas Esti.

Ahli Jantung dan Pemerhati Hipertensi Dr.Badai Bhatara Sp.JP, FIHA, MM, menambahkan, hipertensi akan meningkatkan risiko penyakit jantung koroner sampai dua kali, risiko gagal jantung satu setengah kalidan stroke dua koma enam kali lipat. “Kita harus menumbuhkan kesadaran diri untuk melakukan cek kesehatan, melakukan pengukuran tekanan darah secara rutin, dan mencegah serta mengendalikan hipertensi dengan memodifikasi gaya hidup seperti rajin berolahraga juga membatasi asupan garam,” ujar Dr.Badai yang juga staf di Divisi Prevensi dan Rehabilitasi, Departemen Kardiologi dan Kedokteran Vaskular FK Unpad.

Pemantauan tekanan darah bisa dilakukan secara mandiri di rumah. Omron telah merancang berbagai monitor tekanan darah (Blood Pressure Monitoring) yang sesuai untuk penggunaan di rumah dengan akurasi tinggi, nyaman digunakan, serta memiliki fitur-fitur canggih seperti konektivitas Bluetooth untuk berbagi data secara real time dengan dokter,menjadikanperangkat inisempurna untuk mengukur tekanan darah di rumah, bahkan oleh pengguna baru. Omron menyarankan untuk berkonsultasi ke tenaga medis sebelum menggunakan perangkat monitor kesehatan apa pun.

www.swa.co.id


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved