Trends

Pandemi, Produsen Vaksin Covid-19 Raih Untung Berlipat

Ilustrasi vaksin Covid-19. (foto: Shutterstock)

Distribusi vaksin Covid-19 di seluruh dunia telah mendatangkan pertumbuhan penjualan dan laba di antara para produsen. Beberapa di antaranya telah merilis kinerja keuangan pada tahun ini, diantaranya yaitu Pfizer, BioNTEch, Moderna, Johnson & Johnson, dan AstraZeneca.

Perusahaan mana yang paling untung? Simak detailnya berikut ini.

1. Pfizer

Pfizer adalah perusahaan farmasi asal Amerika Serikat. Mereka memproduksi vaksin Covid-19 (BNT162b2) bersama perusahaan bioteknologi asal Jerman, BioNTech.

Sepanjang kuartal II 2021, perusahaan menjual vaksin Covid-19 sebesar US$ 7,8 miliar. Pendapatan pada periode yang sama meningkat 92 persen menjadi US$ 18,9 miliar, dibandingkan kuartal iI 2020.

Penjualan ini berkontribusi pada kenaikan laba perusahaan hingga 59 persen, menjadi US$ 5,6 miliar pada periode yang sama.

“Kuartal kedua ini luar biasa,” kata CEO Pfizer Albert Bourla dalam laporan di situs resmi pada Rabu, 28 Juli 2021.

2. BioNTech

Mitra dari Pfizer, yaitu BioNTech, baru akan merilis kinerja keuangan kuartal II 2021 pada 9 Agustus 2021. Sementara pada kuartal I 2021, BioNTech meraup total pendapatan € 2 miliar yang sebagian besar disumbang pendapatan dari penjualan.

Jika dirinci, kontribusi terbesar datang dari penjualan vaksin Covid-19 di area distribusi Pfizer yaitu € 1,7 miliar. Sedangkan penjualan di area distribus BioNTech hanya € 199 juta.

Dengan kinerja ini, BioNTech bisa mendulang laba kuartal I 2021 sebesar € 1,1 miliar. Kondisi ini berubah dari kuartal I 2020, di mana perusahaan rugi € 53,4 juta.

Pada 4 Mei 2021, BioNTech juga sudah meneken perjanjian jual beli untuk 1,8 miliar dosis vaksin. Penjualan ini diproyeksikan bakal mendatangkan pendapatan tambahan sebesar € 12,4 miliar.

“Dengan inovasi yang terus menerus, kami memperluas akses ke populasi dan daerah baru, untuk mengatasi munculnya berbagai varian baru (Covid-19),” kata CEO BioNTech Ugur Sahin pada 10 Mei 2021.

3. Moderna

Seperti BioNTech, Moderna baru akan merilis kinerja keuangan kuartal II 2021 pada 5 Agustus 2021. Adapun sepanjanga kuartal I 2021, perusahaan farmasi asal Amerika Serikat ini meraup pendapatan US$ 1,9 miliar, jauh di atas capaian kuartal I 2021 yang hanya US$ 8 juta.

Kenaikan pendapatan ini disumbang oleh penjualan vaksin Covid-19. Total, ada 102 juta dosis vaksin yang didistribusikan oleh vaksin Covid-19 dengan nilai penjualan US$ 1,7 miliar.

Dengan penjualan ini pun, perusahaan bisa mencatatkan laba hingga US$ 1,2 miliar pada kuartal I 2021. Kondisi ini berbalik arah dari sebelumnya yang rugi US$ 124 juta pada periode yang sama, tahun 2020.

“Sepanjang kuartal pertama, Moderna telah menyediakan komitmen pasokan untuk banyak pemerintah dan membantu melindungi lebih dari 100 juta orang,” kata CEO Moderna Stephane Bancel pada 6 Mei 2021

4. Johnson & Johnson

Berikutnya ada perusahaan multinasional Amerika Serikat, Johnson & Johnson, yang ikut memproduksi vaksin Covid-19. Pada kuartal II 2021, Johnson & Johnson mencatatkan total penjualan sebesar US$ 23,3 miliar atau meningkat 27,1 persen dari periode yang sama pada 2020.

Khusus untuk vaksin Covid-19, Johnson & Johnson meraup nilai penjualan hingga US$ 51 juta di Amerika Serikat dan US$ 113 juta di luar Amerika. Sehingga, total penjualan secara global mencapai US$ 164 juta.

“Saya bangga pada 136 ribu rekan kerja kami yang tetap fokus menyediakan produk medis dan kesehatan untuk pasien dan konsumen di seluruh dunia,” kata CEO Johnson & Johnson Alex Gorsky pada 21 Juli 2021.

5. AstraZeneca

Terakhir yaitu perusahaan farmasi Inggris dan Swedia, AstraZeneca yang produknya sudah masuk ke Indonesia. Perusahaan baru akan mempublikasikan kinerja keuangan kuartal II 2021 atau semester I 2021 pada hari ini, pukul 7 pagi waktu Inggris.

Sementara pada kuartal I 2021, perusahaan meraup pendapatan US$ 7,2 miliar atau naik 15 persen dibandingkan periode yang sama tahun 2020. Khusus untuk vaksin Covid-19, nilai penjualan yang dicapai perusahaan yaitu sebesar US$ 275 juta.

“Kami mencapai perkembangan yang kuat pada kuartal pertama 2021, dan akan terus meningkatkan portofolio perusahaan,” kata CEO AstraZeneca, Pascal Soriot, ketika menjelaskan dampak nilai penjualan vaksin Covid-19 yang dihasilkannya terhadap kinerja perusahaan pada 30 April 2021 silam.

Sumber: Tempo.co


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved