Trends Economic Issues zkumparan

PDB Indonesia Tahun 2019 Akan Naik 5,4 Persen

PT Bank UOB Indonesia (UOB Indonesia) memproyeksikan Produk Domestik Bruto (PDB) akan tumbuh pada kisaran 5,2-5,4 persen pada tahun 2019. Didukung oleh fundamental ekonomi yang kuat, proyeksi tersebut mengemuka dalam forum UOB Indonesia “Economic Outlook 2019: Riding the wave of progressive economic growth” yang merupakan bagian dari rangkaian 2018 IMF and World Bank Annual Meetings yang akan diselenggarakan pada tanggal 8-12 Oktober 2018 yang dihadiri oleh lebih dari 500 peserta.

Enrico Tanuwidjaja, Ekonom UOB Indonesia, mengatakan, pertumbuhan ini didukung oleh beberapa faktor, seperti konsumsi rumah tangga yang terjaga, harapan akan pemulihan ekspor yang berkelanjutan, terutama komoditas, dan belanja pemerintah yang stabil. Selain itu, posisi cadangan devisa yang lebih tinggi dan defisit transaksi berjalan yang terkendali diharapkan akan terus menjadi faktor-faktor pendukung utama bagi pertumbuhan ekonomi.

Enrico juga mengatakan bahwa mengambil peluang dari ekonomi digital juga menawarkan prospek penumbuhan tambahan. “Selama jangka menengah dan panjang, rencana digital blueprint pemerintah dan upaya untuk mengembangkan ekonomi digital akan memberikan dorongan lebih jauh terhadap kualitas pertumbuhan ekonomi. Indonesia memiliki potensi pertumbuhan ekonomi digital yang baik dengan jumlah pengguna internet.

Penetrasi pengguna media sosial, dan pelanggan telepon seluler yang besar. Sebagian besar pengguna adalah konsumen milenial yang merupakan generasi pertama ‘mobile first’ dan ‘mobile only’ Indonesia. Segmen milenial, diperkirakan akan mencapai angka 94 juta pada tahun 2020, dan banyaknya perusahaan berbasis teknologi fmansial dalam rangka melayani kebutuhan pelanggan yang semakin digital, akan memberikan kontribusi signifikan terhadap pertunbuhan ekonomi digital.

“Berbagai kebijakan yang diluncurkan dalam payung besar 16 paket reformasi ekonomi, termasuk pelonggaran peraturan dan proses bisnis, reformasi dan insentif perpajakan telah memberikan dukungan untuk memperkuat daya saing bisnis Indonesia. Jika perubahan stuktural lebih lanjut berhasil diterapkan, dikombinasikan dengan peraturan untuk mendorong inovasi, kami memperkirakan bahwa kontribusi ekonomi digital secara keseluruhan dapat mencapai 3,3 persen dari PDB Indonesia pada 2022, ”kata Enrico.

Meskipun dalam jangka pendek investor memangkas investasi mereka ke pasar negara berkembang, Indonesia tetap menjadi tujuan investasi asing langsung yang menarik berdasarkan potensi pertumbuhan ekonomi dan fundamental yang kuat. Perekonomian dan reformasi struktural negara yang berdaya tahan tinggi juga menciptakan landasan yang kuat bagi kemajuan di masa depan.

“Kenaikan suku bunga Federal Reserve AS dan ketegangan perdagangan global antara AS dan mitra dagangnya, terutama Tiongkok, telah mengakibatkan banyak investor membatasi posisi portofolio investasi mereka. Hal ini akan menyebabkan lebih banyak tekanan pada mata uang dari pasar negara berkembang, termasuk Rupiah,” ujar Enrico.


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved