Trends

Pembangunan Kesehatan Area Rural, Cocok dengan Kondisi Indonesia Saat Ini

Saat Membicarakan Pembangunan Kesehatan Area Rural di Indoensia (Foto: Dok. Humas UI)

Arsitektur kesehatan global menjadi salah satu isu prioritas yang dibahas dalam Presidensi G20 Indonesia 2022. Guna mendukung penguatan kesehatan global, dibutuhkan sumber daya manusia (SDM) kesehatan berkualitas untuk meningkatkan akses masyarakat terhadap pelayanan kesehatan. Salah satu cara dengan melakukan integrasi sistem pendidikan dan kesehatan melalui Academic Health System (AHS).

Prof. dr. Ari Fahrial Syam, SpPD-KGEH, MMB, Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) mengutarakan, pembangunan kesehatan area rural merupakan topik yang relevan dan selaras dengan kondisi Indonesia saat ini. FKUI masih terus melakukan upaya menciptakan kesetaraan sistem pendidikan dan pelayanan kesehatan di daerah tertinggal.

Prof. Ari melanjutkan, melalui program pemerintah yang tercantum dalam SKB antara Mendikbudristek RI dan Menkes RI tentang AHS, diperlukan input baru dari sejumlah pihak dengan latar belakang dan pengalaman berbeda. Hal itu bisa dijadikan acuan bagi praktisi kesehatan dalam negeri. Ia menyampaikan hal itu pada The Alliance of Academic Health Centers International (AAHCI) Southeast Asia Regional Meeting 2023 yang dilaksanakan pada 11-12 Januari 2023 di Hotel Aryaduta, Badung, Bali.

“AAHCI hadir sebagai ajang untuk saling bertukar informasi dan gagasan dari para pakar dan praktisi kesehatan dunia demi mengakomodasi pembangunan kesehatan di Indonesia,” kata Regional Ambassador dari AAHCI Wilayah Asia Tenggara dikutip dalam keterangan resmi, Kamis, (26/01/2023).

Tahun ini, FKUI menjadi tuan rumah AAHCI Southeast Asia (SEA) Regional Meeting 2023 yang bertema ‘Partnership for Preparedness: Improving Response and Recovery in the Southeast Asia Region and Globally‘, dengan 27 pakar sebagai pembicara dan fasilitator. Mereka berasal dari sembilan negara anggota, yakni Indonesia, Amerika Serikat, Thailand, Filipina, Sri Lanka, Singapura, Uni Emirat Arab, Australia, dan Malaysia.

Dalam aliansi tersebut dibahas lima topik, diantaranya Infectious Disease Threats in the 21st Century: Preparedness and Response; Academic Health Centers and Urban Health, Residency Programs: The Importance of Identity Formation and Growth; Burnout and Well-being: Training, Supporting, and Adapting; The Specialist Gap: Responding to Urban and Rural Area Needs; dan Leadership Training for the Transforming Academic Health Center. Dekan Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan, Universitas Gadjah Mada, dr. Yodi Mahendradhata, M.Sc., Ph.D., FRSPH., mengatakan bahwa pemerataan dokter dan dokter spesialis di Indonesia bukan pekerjaan yang mudah. Butuh sinergi berbagai pihak guna membahas kontribusi terbaik yang bisa diberikan, salah satunya terkait pelaksanaan konsep AHS yang mengakomodasi integrasi pendidikan dan pelayanan kesehatan melalui kolaborasi lintas sektor –universitas, rumah sakit pendidikan, dan pemerintah daerah.

Menurutnya, AHS dapat memfasilitasi interkonektivitas stakeholders sektor kesehatan guna menyelenggarakan kerja sama di bidang pendidikan kedokteran, riset translasional terkait isu kesehatan prioritas, pelayanan kesehatan terintegrasi, dan pengembangan inovasi terkait penguatan kesehatan komunitas. Keterlibatan kampus amat penting dalam memastikan sumber daya paling tepat menunjang sistem yang berjalan. Sokongan riset dan inovasi universitas juga dibutuhkan demi memastikan pihak yang telibat pemda dan rumah sakit pendidikan kemudia memberi kontribusi sesuai persoalan yang ada, ujarnya lagi.

Prof. Pattarachai Kiratisin, MD, Ph.D, Vice President for Research Mahidol University, Thailand, yang merupakan pakar pendidikan kedokteran, menyampaikan materi Resistensi Antibiotik: Silent Pandemic, menyebutkan bahwa World Health Organization menempatkan resistensi antimikroba ke dalam sepuluh besar ancaman kesehatan global. Penyalahgunaan dan penggunasalahan (obat yang tepat namun tidak sesuai dosis dan ketentuan) antimikoba menjadi penyebab utama terjadinya resistensi.

Editor : Eva Martha Rahayu

Swa.co.id

Menurutnya, sebagai daerah beriklim tropis, Asia Tenggara menjadi area paling pas bagi penularan infeksi bakteri. Penanganannya yang tidak tepat sasaran sangat berpotensi memicu resistensi dan penularan yang lebih luas.

Isu burnout yang sering ditemukan pada mahasiswa kedokteran maupun residen, dibahas secara khusus dalam salah satu sesi gelar wicara. Margaret C. McDonald, Ph.D., MFA, Associate Professor of Epidemiology, School of Public Health, University of Pittsburgh, Amerika Serikat, dalam presentasi tentang “Medical Student Burnout and Well-Being – What Our Institution Can Do” menjelaskan, secara faktual burnout lebih sering ditemukan pada mahasiswa kedokteran jika dibandingkan dengan bidang lain. Hal tersebut dipengaruhi oleh sistem pendidikan kedokteran yang selalu menuntut kesempurnaan, karena tanggung jawab terhadap nyawa manusia.

AAHCI Southeast Asia Regional Meeting 2023 merupakan pertemuan regional keempat yang diselenggarakan oleh FKUI sejak penunjukannya sebagai AAHCI Southeast Asia Regional Office pada 2018. AAHCI adalah aliansi institusi pendidikan kedokteran dunia yang menjadi bagian dari The Alliance of Academic Health Centers (AAHC), organisasi nonprofit berbasis di Amerika Serikat yang berfokus pada kesejahteraan dan kesehatan komunitas. AAHCI memiliki misi untuk mengembangkan seluruh potensi setiap institusi kesehatan dunia dalam mewujudkan stabilitas kesehatan global melalui optimalisasi sistem pendidikan, pelayanan kesehatan, dan penelitian.


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved