Management Trends zkumparan

Pembiayaan Baru BFI Finance Januari-Juni 2022 Capai Rp8,53 Triliun

Pembiayaan Baru BFI Finance Januari-Juni 2022 Capai Rp8,53 Triliun

PT BFI Finance Indonesia Tbk (BFIN) mencatatkan kinerja positif sepanjang Semester I-2022. Laba bersih tumbuh 70,1% secara year-on-year (yoy) senilai Rp828,9 miliar. Total pendapatan juga meningkat 25,3% yoy yakni mencapai Rp2,45 triliun.

Momentum peningkatan mobilitas masyarakat seiring melandainya kurva pandemi Covid-19 cukup memengaruhi permintaan konsumen di sektor otomotif dan alat-alat berat yang menjadi fokus pembiayaan BFIN. Sejalan dengan pertumbuhan yang terjadi, BFIN mencatat realisasi pembiayaan baru (booking) sebanyak Rp8,53 triliun sejak Januari hingga Juni 2022 atau naik 40,8% dibandingkan periode yang sama di tahun sebelumnya.

Sudjono, Finance Director BFI Finance mengatakan, tren positif ini didorong oleh pulihnya daya beli masyarakat dan dunia usaha sehingga meningkatkan kebutuhan untuk penggantian unit lama serta penambahan unit baru untuk mendukung aktivitias bisnis konsumen.

“Hal ini tampak dari meningkatnya nilai pembiayaan kami secara signifikan dibandingkan tahun sebelumnya. Kami terus menjaga momentum pertumbuhan dengan mengoptimalkan layanan dan coverage serta bunga yang kompetitif sehingga dapat melampaui target yang ditetapkan sebelumnya,” ujarnya.

Lebih lanjut ia menjelaskan, rasio pembiayaan bermasalah (Non-Performing Financing/NPF) stabil di angka 1,08% jauh di bawah NPF rata-rata industri bulan Mei 2022 sebesar 2,77% untuk NPF bruto, sedangkan NPF neto hanya mencapai 0,31%. BFI Finance juga mencatatkan NPF coverage sebanyak 4,6 kali, yaitu besaran tingkat cadangan piutang dibanding NPF, jauh lebih besar dibandingkan NPF coverage rata-rata industri bulan Mei 2022 sebesar 2,1 kali.

Perusahaan juga mencatat jumlah piutang pembiayaan neto hingga Juni 2022 sebesar Rp15,94 triliun, tumbuh 26,65% dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp12,59 triliun. Dari persentase tertinggi 35,5% di September 2020, sisa kontrak restrukturisasi kredit terus turun hingga akhirnya hanya sebesar 4,5% dari total nilai piutang pembiayaan per Juni 2022. Sebagian besar dari sisa piutang restrukturisasi sebanyak 79,4% sudah kembali membayar angsuran penuh.

“Saat ini BFI Finance sudah hampir menuntaskan seluruh kontrak restrukturisiasi yang timbul akibat pandemi Covid-19. Dari 4,5% restrukturisasi outstanding, hanya 0,9% konsumen yang masih melakukan pembayaran dengan nilai di bawah angsuran normal dan tergolong restrukturisasi aktif, sementara sisanya sudah kembali melakukan pembayaran normal di lebih dari 12 angsuran terakhir, sehingga seharusnya mereka sudah bisa dikeluarkan dari kategori restrukturisasi,” tambah Sudjono.

Adapun total aset perusahaan turut terdongkrak sebesar 27,7% yoy atau menjadi Rp18,14 triliun per akhir Juni silam. Hal ini sebagian besar berasal dari piutang pembiayaan neto sebesar Rp15,94 triliun yang merupakan 87,9% dari total aset perusahaan. Sementara itu, total piutang yang dikelola (managed receivables) saat ini senilai Rp16,8 triliun atau naik sebesar 23,2% yoy.

Portofolio pembiayaan dari managed receivables berdasarkan jenis aset konsumen didominasi oleh pembiayaan mobil bekas dan baru sebesar 70% atau senilai Rp11,75 triliun. Selanjutnya disusul oleh pembiayaan alat berat dan permesinan sebesar 12,0%, pembiayaan motor bekas 10,8%, property-backed financing 2,7%, dan sisanya berasal dari pembiayaan syariah dan chanelling dengan anak usaha, yakni Pinjam Modal (PT Finansial Integrasi Teknologi).

“Peran Pinjam Modal adalah menjembatani penyaluran pinjaman kepada segmensegmen debitur yang belum mampu mendapatkan akses pembiayaan secara konvensional,” terangnya.

Selain perolehan kinerja yang solid sepanjang semester 1/2022, BFI Finance memutuskan membagikan total dividen senilai Rp254 miliar berdasarkan hasil Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) Tahunan dan Luar Biasa pada 29 Juni 2022. Nilai total dividen ini setara 22,5% dari laba bersih tahun 2021 yang sebesar Rp1,13 triliun.

Perjalanan enam bulan di tahun 2022 ini juga ditandai dengan penawaran tender sukarela oleh Trinugraha Capital & Co SCA selaku pemegang saham pengendali atas saham BFIN dan telah dinyatakan efektif oleh Otoritas Jasa Keuangan pada Maret lalu. Selanjutnya OJK juga telah memberikan persetujuan atas penilaian kemampuan dan kepatutan kepada Jerry Ng untuk menjadi Pengendali BFI Finance, sehingga saat ini secara de facto, BFIN memiliki dua pengendali, yaitu Garibardi Thohir dan Jerry Ng.

“Sejauh ini, performa positif semester pertama 2022 menunjukkan bahwa target kami dalam mengembalikan size bisnis ke level normal seperti sebelum pandemi Covid-19 tercatat ontrack. Tentunya, pencapaian ini berkat kepercayaan dan dukungan seluruh stakeholders kepada BFI Finance,” tutur Sudjono.

Editor : Eva Martha Rahayu

Swa.co.id


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved