Technology Trends

Pentingnya Machine Learning untuk Cegah Risiko Kerugian Lebih Besar

Pentingnya Machine Learning untuk Cegah Risiko Kerugian Lebih Besar

Solusi berbasis machine learning mampu menyelesaikan permasalah bisnis di era digital saat ini. Antaranya perusahaan dapat meningkatkan efisiensi waktu untuk tugas-tugas repetitif, menekan potensi kerugian biaya, dan memprediksi risiko potensial.

Adityo Sanjaya, CEO dan Co-founder di Valiance, perusahaan konsultan machine learning, mengungkapkan salah satu yang merasakan manfaat implementasi solusi machine learning adalah lembaga keuangan mikro. Salah satu klien Valiance, yang ia tidak berkenan menyebutkan namanya, mampu menekan NPL (Non Performing Loan) sampai 50%. “Dengan implementasi solusi machine learning untuk credit scoring dengan NPL yang bisa dipangkas sebesar itu nilainya setara mencegah potensi kerugian Rp 100 miliar,” ujarnya.

Selanjutnya, solusi digunakan untuk mendeteksi risiko kredit pemohon dan merekomendasikan analis untuk menolak permohonan dengan potensi gagal bayar tinggi. Namun, performa solusi tetap harus dievaluasi secara berkala untuk menghindari rekomendasi yang buruk akibat pergeseran tren pemohon (data drift).

Riyad Rivandi, CTO dan Co-Ffounder di Valiance menerangkan selain credit scoring, solusi-solusi berbasis machine learning yang telah dikerjakan Valiance adalah anomaly detection, fraud detection, route optimization, computer vision, natural language processing,dan supply chain optimization.

Valiance telah mengerjakan solusi machine learning di industri keuangan dan perbankan, logistik dan distribusi, media, ritel, pariwisata, agrikultur, dan otomotif. Latar belakang klien yang telah bekerja sama dengan Valiance adalah perusahaan swasta, badan usaha milik negara, dan kementerian/lembaga pemerintah.

Riyad menambahkan bahwa hasil yang dirasakan lembaga keuangan mikro tersebut membuktikan manfaat penerapan machine learning sangat besar menjaga bisnis tetap sehat. “Kami juga melakukan evaluasi performa solusi yang kami bangun terhadap hasil analisis ketimpangan yang telah dilakukan,” ujarnya.

Adit menjelaskan, setiap perusahaan sering dihadapkan pada situasi pengambilan keputusan krusial. Namun, Adit mendapati bahwa pengambilan keputusan di perusahaan sering dilakukan berdasarkan intuisi.

“Pengambilan keputusan berdasarkan intuisi tidaklah optimal. Nah, data-driven dapat menjadi sebuah kerangka kerja sebuah perusahaan untuk menurunkan business problem menjadi data problem, menguji hipotesis, lalu melakukan pengambilan keputusan berdasarkan data,” tutur Adit.

Untuk itu mereka dalam merancang solusi bisnis, terbiasa merujuk pada research paper tentang machine learning. Ia pun selalu melibatkan subject matter expert di bidang industri terkait di dalam prosesbisnis yang kami lalui.

Untuk diketahui, Valiance merupakan perusahaan lokal, yang didirikan oleh Adityo dan Riyad yang memposisikan perusahaan berbeda dengan perusahaan serupa lainnya yang berspesialisasi dalam satu bidang saja. Valiance berpengalaman mengerjakan solusi-solusi di berbagai bidang berkat kultur riset mendalam.

Sebelumnya, Valiance merupakan divisi konsultan dari Pacmann, akademi yang secara aktif menyebarluaskan pengetahuan mengenai industri data melalui program non-degree (tanpa gelar) untuk mereka yang ingin berkarier sebagai Data Scientist dan Business Intelligence/Data Analyst. Materi program yang diajarkan setara dengan kurikulum S-1 dan S-2 Statistics dan Machine Learning.

Anthony Amni, Head of Mid-Market & Enterprise Greenfi, AWS Indonesia mengatakan bahwa pihaknya menyambut baik adopsi data analytics dan machine learning di berbagai industri.

“Penerapan data analytics dan machine learning itu biasanya ada di startup karena mereka early adopters. Namun sekarang, perusahaan non-digital pun sudah banyak mengadopsi fondasi data analytics dan machine learning,” tutur Anthony.

Editor : Eva Martha Rahayu

www.swa.co.id


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved