
Akseleran menyalurkan pinjaman usaha senilai Rp 960 miliar pada Januari-Desember 2020 atau tumbuh 35% dibandingkan realisasi yang sama di tahun 2019. Perusahaan peer to peer (P2P) lending yang sudah berizin di Otoritas Jasa Keuangan (OJK) ini telah menyalurkan total akumulatif pinjaman usaha sebesar Rp 1,85 triliun dengan total rasio kredit bermasalah (non performing loan/NPL) di kisaran 0,18% hingga 31 Desember 2020.
Ivan Nikolas Tambunan, CEO & co–founder Akseleran, mengatakan pencapaian Akseleran menunjukkan performa yang positif dan terus meningkat sekalipun di tengah-tengah kondisi pandemi Covid-19. Meskipun demikian, Ivan menyampaikan, untuk tahun 2020 Akseleran sempat mengalami penurunan akibat Covid-19 khususnya di kuartal kedua sebesar 12% dibandingkan kuartal yang sama tahun 2019. ”Rata-rata penurunan yang terjadi pada kuartal kedua banyak didominasi di bulan April dan Mei dengan sebesar 30% hingga 39%,” ujar Ivan di Jakarta, Senin (18/1/2021).
Ivan, seperti disampaikan pada pernyataan tertulisnya, menjelaskan performa Akseleran kembali naik di Juni hingga Desember 2020, penyaluran pinjaman di November 2020 sudah mencapai lebih dari Rp 120 miliar per bulan, naik lebih dari 50% dari penyaluran sebelum pandemi pada Januari 2020 sebesar Rp 80 miliar. “Sepanjang 2020, Akseleran mampu mencatat tiga kali rekor penyaluran pinjaman usaha secara beruntun, yakni di September Rp 105 miliar, Oktober Rp 115 miliar, dan tertinggi terjadi di November Rp 120 miliar. Bahkan di Desember mengalami kenaikan hingga 60% dibandingkan periode yang sama di tahun 2019,” tutur Ivan.
Dia mengungkapkan Akseleran selama tiga tahun beroperasi sebagai perusahaan penyelenggara P2P lending telah melayani sekitar 2.500 para pelaku usaha (UMKM) yang tersebar di 23 provinsi atau sukses menyerap 50% dari total jumlah provinsi yang ada saat ini. Adapun, provinsi dengan total pinjaman usaha terbesar yang sudah disalurkan oleh Akseleran, antara lain DKI Jakarta, Jawa Barat, Banten, Jawa Timur, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, Kalimantan Timur, Riau, Sulawesi Tenggara, Sumatra Selatan, Kalimantan Tengah, dan Maluku.
Di sisi lain, Ivan menerangkan, pertumbuhan penyaluran pinjaman usaha Akseleran juga sejalan dengan pertumbuhan yang terjadi pada pendanaan yang dilakukan oleh para pemberi pinjaman (lender) dari ritel (individu) maupun dari institusi. Tercatat, hingga akhir 2020, total pendanaan Akseleran tumbuh 35% dibandingkan periode yang sama di 2019 dan berasal dari 150 ribu lebih lender ritel yang tersebar dari Aceh hingga Papua. “Kami juga didukung oleh lebih dari 10 lender institusi dan mampu berkontribusi 20% dari total penyaluran pinjaman usaha Akseleran secara kumulatif,” imbuhnya
Pencapaian di tahun lalu itu semakin memperkuat optimisme Akseleran untuk terus berakselerasi di 2021 dalam mendukung pertumbuhan bisnis UMKM yang sebanyak-banyaknya di seluruh Indonesia dan memberikan ruang seluas-luasnya kepada masyarakat agar dapat melakukan pengembangan dana secara online mulai dari Rp 100 ribu dengan imbal hasil yang diperoleh hingga 21% per tahun melalui platform P2P Lending Akseleran.
www.swa.co.id