Perjalan Panjang Bank Mayora Melayani Nasabah | SWA.co.id

Perjalan Panjang Bank Mayora Melayani Nasabah

Karyawan Bank Mayora, Siap Melayani Nasabah

Dalam perjalanan bisnis, usia 25 tahun bukan waktu yang singkat. Berbagai tantangan dan hambatan telah dilalui setiap perusahaan untuk bisa terus survive. Hal ini juga dialami PT Bank Mayora, di mana pada 28 Juli tahun depan genap 25 tahun melayani nasabah.

Memasuki usia yang ke 25, di tengah ketatnya persaingan bisnis perbankan, Irfanto Oeij, Direktur Utama Bank Mayora mencanangkan bank yang ia pimpin akan meluncurkan beberapa fitur digital banking, seperti internet dan mobile banking. "Kami sedang mempersiapkan digital banking. Harapannya diakhir tahun ini atau awal tahun depan akan hadir digital banking seperti internet banking dan m-banking,” kata Irfanto.

Diakui Irfanto, saat ini persaingan untuk meraup dana murah semakin ketat. Untuk menjawab tantangan tersebut, Bank Mayora juga akan meluncurkan fasilitas digital banking dalam waktu dekat. Tujuannya, untuk meningkatkan pelayanan kepada nasabah dan calon nasabah Bank Mayora agar terus menyimpan dan meningkatkan dana murah.

Irfanto Oeij, Direktur Utama Bank Mayora

Bank Mayora terus menyerap lebih banyak lagi dana simpanan masyarakat di produk tabungan dan giro. Pasalnya, dengan maraknya simpanan dana murah tersebut, bank juga lebih efisien dalam mengelola ongkos bunga. Sampai September 2017, ban ini tercatat sudah mengumpulkan Current Account, Savings Account (CASA) Rp 1,21 triliun. Angka ini lebih tinggi  16,18% dibandingkan simpanan dana murah pada periode September 2016 sebesar Rp 1,04 triliun. Dana murah di Bank Mayora berkontribusi sebesar 28,67% dari total dana pihak ketiga (DPK) September 2017 sebesar Rp 4,23 triliun.

Diakui Irfanto, saat ini pihaknya sedang fokus untuk meningkatkan CASA. Caranya, dengan menggencarkan beberapa program tabungan yang ada di Bank Mayora seperti program tabungan Sipucuk, Oh My Gold, dan sebagainya. Selain itu, Bank Mayora juga akan mengoptimalkan seluruh cabang yang ada. Saat ini, Bank Mayora memiliki sekitar 43 kantor cabang yang ada di seluruh Indonesia.

Hingga September 2017 laba Bank Mayora pada mengalami penurunan sebesar 41,76%, di mana perolehan laba hanya Rp 24,15 miliar, sedangkan pada periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp 41,47 miliar. Dari sisi penyaluran kredit sebesar Rp 3,54 triliun atau tumbuh tipis 4,42% bila dibandingkan dengan September 2016 sebesar Rp 3,39 triliun.

Upaya meningkatkan kinerja terus dilakukan manajemen Bank Mayora. Beberapa strategi yang dilakukan yaitu peningkatan sumber daya manusia (SDM), infrastruktur, produk dan penguatan tata kelola dan manajemen risiko perusahaan.

Dalam blue print Bank Mayora 2010-2015 ada beberapa target yang sudah tercapai. Misalnya tahun 2015, International Finance Corporation (IFC) melakukan investasi penyertaan modal sebesar Rp 290 miliar atau US$ 22 juta di PT Bank Mayora.  Tambahan modal dari lembaga keuangan yang merupakan anggota Kelompok Bank Dunia akan semakin memperkuat struktur permodalan dan mendukung Bank Mayora memperluas pembiayaan bagi usaha mikro, kecil dan menengah di Indonesia.

Pada bulan Maret 2016, Bank Mayora secara resmi masuk bank kategori Buku II atau bank dengan modal inti Rp1 triliun – Rp 5 triliun, yang membuat lini bisnis Bank Mayora menjadi kian beragam. Bank Mayora mulai merambah lini bisnis baru, antara lain bancassurance dan wealth management. Hingga akhir tahun 2016, total aset Bank Mayora mencapai Rp 5,35 triliun. Kinerja Bank Mayora pun telah diakui oleh berbagai pihak dengan diraihnya penghargaan dari pihak independen, antara lain meraih predikat “Sangat Bagus” di ajang Infobank Award 2016.

Bank Mayora juga berhasil tercatat sebagai bank dengan tingkat efisiensi terbaik dengan menerima The Most Efficient Bank Bisnis Indonesia Award pada Oktober 2016. Prestasi lain yang tak kalah membanggakan adalah diperolehnya 6 penghargaan sekaligus dalam ajang Anugerah Perbankan Indonesia 2016 dan menjadi salah satu perusahaan dengan Tata Kelola Perusahaan yang sehat, transparan dan profesional dalam Indonesian GCG Award 2016 (IGCGA),

Bank Mayora senantiasa meningkatkan pelayanan baik kepada nasabah maupun mitra kerja agar dapat terus bersaing dan memiliki competitive advantage yang lebih dari para kompetitor. Pemberian kemudahan-kemudahan dan benefit kepada para nasabah dalam produk usaha serta kecepatan dalam setiap penyelesaian keluhan nasabah menjadi perhatian serius Bank Mayora.

Selain itu, juga membina hubungan baik dengan mitra bisnis juga menjadi fokus utama perusahaan. Hal ini semua dilakukan agar Bank Mayora menjadi sebuah institusi Perbankan yang berkomitmen kuat untuk menjadi institusi keuangan yang memiliki reputasi yang baik.

Sementara itu, total asetnya hingga September tahun ini sekitar Rp 5,6 triliun naik 10,71% secara tahunan atau year on year (yoy). Ke depan dengan sekitar 800 karyawan, 51 ATM dan 1.287 mesin EDC (electronic data capture), Bank Mayora menargetkan pertumbuhan aset yang semakin membaik seiring strategi yang sudah disusun.

 

Mailstones Bank Mayora

* 1993: PT Bank Mayora berdiri sebagai bagian dari Mayora Group, salah satu produsen food and beverages terbesar di Indonesia.

* 1998: Bank Mayora termasuk salah satu Bank kategori A yang tidak memerlukan rekapitalisasi oleh pemerintah RI pascakrisis moneter tahun 1998.

* 2006: Bergabung ke jaringan ATM Bersama.

* 2009: Penambahan modal disetor yang dilakukan secara bertahap dalam kurun waktu 1993- 2009 telah meningkatkan modal disetor menjadi Rp 96 miliar pada akhir tahun 2009.

* 2010: Memulai pengembangan EDC.

* 2011:

  • Meningkatkan jumlah jaringan distribusi secara drastis dengan menambah 9 kantor cabang pembantu dan 6 kantor kas.
  • Mulai mengoperasikan EDC sebagai bagian dari e-channel.
  • Peningkatan modal disetor menjadi Rp161 miliar.

* 2012

  • Mulai mengoperasikan ATM milik sendiri yang terhubung ke dalam jaringan ATM Bersama
  • Mulai mengembangkan segmen mikro
  • Memulai proyek penggantian Core-Banking System.
  • Peningkatan modal disetor menjadi Rp 300 miliar

* 2013

  • Memperoleh ijin sebagai Bank Devisa.
  • Peningkatan modal disetor menjadi Rp385 Miliar.

* 2014

  • Mulai memasuki segmen Kredit Pensiunan.
  • Total jumlah jaringan kantor sebanyak 35 kantor.
  • Total jumlah ATM sebanyak 36 unit.
  • Peningkatan modal disetor menjadi Rp 585 miliar.

* 2015

  • Masuknya International Finance Corporation (IFC) sebagai salah satu pemegang saham.
  • Total jumlah jaringan kantor sebanyak 38 kantor,
  • Total jumlah ATM sebanyak 44 unit.
  • Migrasi Core-Banking System.

* 2016

  • Perubahan status dari Bank BUKU I menjadi Bank BUKU II
  • Masuk ke segmen bisnis bancassurance dan wealth management
  • Total 40 kantor
  • Total jumlah ATM sebanyak 51 unit.
  • Total jumlah EDC sebanyak 1.287 unit.

 

 

Sign In

Get the most out of SWA by signing in to your account

(close)

Register

Have an account? Sign In
(close)