Trends Economic Issues

Perputaran Uang Triliunan Saat Lebaran Sinyal Positif Bagi Pemulihan Ekonomi

Perputaran Uang Triliunan Saat Lebaran Sinyal Positif Bagi Pemulihan Ekonomi

Hari Raya Idulfitri tak hanya menjadi berkah bagi umat Muslim Indonesia, namun juga menjadi berkah bagi banyak kalangan, terutama para pelaku ekonomi. Di masa libur Lebaran 2022 ini, perekonomian Indonesia kembali bergairah.

Perputaran uang meningkat setelah pemerintah kembali mengizinkan tradisi mudik atau pulang kampung, usai dua tahun dilarang karena pandemi. Selama Lebaran, okupansi hotel dan kunjungan di kawasan wisata meningkat. Diperkirakan, uang sekitar Rp42 triliun berputar selama periode Lebaran kali ini.

Ekonom dari Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat (LPEM) Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia Teuku Riefky menilai perputaran uang selama lebaran ini merupakan sinyal positif terhadap perekonomian dalam negeri. Menurutnya, hal ini didorong oleh beberapa faktor. Pertama adalah karena trend up demand yang terjadi setelah masyarakat memiliki mobilitas yang terbatas selama dua tahun terakhir.

“Jadi mereka tidak bisa mudik, tidak bisa pulang kampung dan pembagian Tunjangan Hari Raya (THR) yang juga masih terbatas,” ungkapnya dalam diskusi daring yang digelar FMB9 bertajuk ‘Uang Beredar, Ekonomi Berputar’ (17/5/22). Kedua, momentum Ramadan dan Lebaran yang memang selama periode prapandemi ini menjadi momen siklikal yang selalu tinggi di kuartal tersebut dalam satu tahun fiskal.

“Jadi memang kita lihat ini kombinasi berbagai faktor juga terus didorong oleh insentif serta stimulus pemerintah. Juga ini membuat confidence masyarakat terus tumbuh,” ungkapnya. Teuku juga menyoroti saat pemberlakuan kebijakan mengizinkan masyarakat melakukan mudik selama Lebaran, pemerintah juga memastikan dari aspek kesehatannya. “Saya ingin highlight juga, program vaksinasi terus didorong oleh pemerintah. Ini kemudian membuat masyarakat, kita bisa ekpektasi, bahkan ini bisa berkelanjutan,” paparnya.

Teuku menjelaskan, pada dasarnya pola pemulihan ekonom sudah terbentuk beberapa kali selama pandemi. Namun pola yang terbentuk tersebut, tidak dibarengi dengan penguatan di sektor kesehatan yang memadai. “Kalau kita lihat pola pemulihan ekonomi, sebetulnya pola pemulihan ekonomi ini sudah terbentuk beberapa kali selama pandemi. Namun memang tidak dibarengi dengan aspek kesehatan yang memadai sehingga setiap kali ekonomi itu dibangun, kemudian kasus naik,” terangnya. Sehingga Teuku berharap, dengan penguatan pada aspek kesehatan, pola pemulihan ekonomi ini tidak akan menjadi isu ke depannya dengan munculnya lonjakan kasus.

Teuku mengapresiasi kebijakan pemerintah yang menginzinkan masyarakat melakukan mudik dan pulang kampung selama Lebaran. Sehingga pertumbuhan ekonomi cukup baik belakangan ini dengan perputaran uang meningkat, tidak hanya terjadi di kota-kota besar, namun memliki trickle down effet ke daerah-daerah, terutama daerah tujuan wisata dan mudik.

“Beberapa momentum lainnya seperti periode cuti bersama dan long weekend ini, kita harapkan terus mendorong aktivitas perekonomian, terutama di sektor pariwisata dan transportasi yang memang selama pandemi, sektor ini sangat tertekan,” ungkapnya.

Kendati demikian, dia mewanti-wanti bagaimana sinyal positif terhadap perekonomian ni agar terus berlanjut sampai akhir tahun. Sekali pun di tengah berbagai risiko baik domestik maupun global. “Sehingga pemulihan ekonomi ini tidak hanya berlangsung sementara,” tuturnya berharap.

Swa.co.id


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved