Management Trends zkumparan

Perundingan Indonesia EFTA CEPA Telah Rampung

Menteri Perdagangan, Enggartiasto Lukita dan empat Menteri Negara EFTA menandatangani joint statement Indonesia-EFTA CEPA (IE-CEPA) di kantor EFTA, Jenewa, Swiss, pada pekan lalu. (Foto : Kemendag)

Menteri Perdagangan, Enggartiasto Lukita, pada pekan lalu menandatangani Pernyataan Bersama (Joint Statement) diselesaikannya perundingan Perjanjian Kerja Sama Ekonomi Komprehensif Indonesia European Free Trade Association/EFTA (IE-CEPA) di Sekretariat EFTA, Jenewa, Swiss.

Penandatanganan pernyataan tersebut dilakukan Mendag Enggar bersama empat menteri Negara EFTA, yang terdiri dari Swiss, Liechtenstein, Islandia, dan Norwegia dan menandai diselesaikannya perundingan antara Indonesia dengan negara-negara EFTA melalui skema IE-CEPA.

Para pimpinan setingkat menteri negara EFTA yang melakukan penandatanganya itu Menteri Perdagangan dan Industri Norwegia Torbjørn Røe Isaksen, Menteri Hubungan Luar Negeri, Hukum, dan Budaya Leichtenstein Aurelia Frick, Menteri Hubungan Luar Negeri dan Perdagangan Eksternal Islandia Guðlaugur Þór Þórðarson, Kepala Departemen Hubungan Ekonomi Swiss Johann N. Schneider-Ammann serta dihadiri Sekretaris Jenderal EFTA Henri Gétaz.“Akhirnya, perundingan IE-CEPA yang telah memakan waktu tujuh tahun ini akhirnya diselesaikan. Penyelesaian ini merupakan tonggak sejarah bagi hubungan RI dengan keempat negara EFTA,” kata Mendag Enggar di Jenewa, Swiss dalam siaran persnya (28/11/2018).

Mendag menyatakan bahwa langkah selanjutnya adalah melakukan “legal scrubbing” dan penerjemahan sehingga secara teknis dan legal, IE-CEPA siap ditandatangani. IE-CEPA dijadwalkan akan ditandatangani di Jakarta pada Desember 2018. “Indonesia dan EFTA memang berkomitmen menyelesaikan perundingan pada tahun ini. Oleh sebab itu para perunding bekerja secara intensif menyelesaikan isu-isu yang masih tersisa dan akhirnya perundingan berhasil diselesaikan pada 1 November 2018 di Bali,” tuturnya.

Dengan IE-CEPA maka akses pasar barang antara Indonesia dan EFTA akan semakin luas, termasuk jasa dan investasi serta kerjasama ekonomi dan pengembangan kapasitas. Pada perdagangan barang, Indonesia akan memperoleh peningkatan akses pasar ke EFTA, antara lain produk-produkperikanan, industri (tekstil, furnitur, sepeda, elektronik, dan banmobil), serta pertanian(termasuk kopi dan kelapa sawit). Pada perdagangan jasa, akses pasar bagi para pekerja Indonesia (Intra Corporate Trainee, Trainee, Contract Service Supplier, Independent Professional, serta Young Professional) ke EFTA akan lebih terbuka. Contohnya,sektor jasa yang akan memperoleh keuntungan antara lain jasa profesi, telekomunikasi, keuangan, transportasi, dan pendidikan.

Indonesia juga akan memperoleh peningkatan investasi dari negara anggota EFTA pada sektor energi dan pertambangan, permesinan, pertanian, infrastruktur sektor perikanan, kehutanan, industri kimia, dan lain sebagainya. Selain itu, Indonesia akan mendapatkan kerja sama dan capacity building, misalnya dalam sektor perikanan dan aquamarine, promosi ekspor, pariwisata, UMKM, HKI, kakao, sustainability, maintenance, repair & overhaul (MRO), pendidikan vokasional, dan lainnya.

“EFTA merupakan kelompok dagang di kawasan Eropa yang belum kita jajaki dan kembangkan potensi pasarnya. Dengan diselesaikannya IE-CEPA, diharapkan pemanfaatan pangsa pasar yang ada di masing-masing negara dapat dioptimalkan serta pintu masuk ke pasar Uni Eropa,” ujarnya. Mendag Enggar juga mengharapkan perjanjian ini bisa menciptakan landasan untuk mengejar ketertinggalan dari negara ASEAN lainnya, khususnya Filipina dan Singapura, yang telah menyelesaikan perjanjian perdagangan dengan EFTA.

www.swa.co.id


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved