Komite perusahaan BUMN menjalankan program Dekarbonisasi BUMN untuk menurunkan emisi Gas Rumah Kaca (GRK) sebesar 29% pada tahun 2030 mendatang. Untuk itu, PT Pupuk Kalimantan Timur (Persero) atau PKT di bawah naungan Pupuk Indonesia Group, menargetkan pengurangan emisi karbon hingga 38% di tahun 2040. “Sebagai produsen pupuk, PKT juga telah berorientasi untuk terus menekan gas emisi dari hasil produksi dan berinovasi untuk meningkatkan efisiensi energi,” kata Hanggara Patrianta, Direktur Operasi dan Produksi PKT.

Rencana untuk mendorong penggunaan teknologi yang lebih hijau tersebut telah masuk ke dalam roadmap perusahaan 40 tahun ke depan. Sebagai salah satu hasil dari upaya yang dilakukan perusahaan dalam beberapa waktu ini, PKT berhasil melakukan dekarbonisasi di lingkungan operasional perusahaan hingga 16% pada tahun 2021. Sementara, ke depan PKT menargetkan penurunan gas emisi rumah kaca hingga 1,6 juta ton per tahunnya.

Adapun inovasi yang dilakukan untuk menurunkan GRK melalui efisiensi pabrik guna menekan gas buangan, yakni dengan penghematan pemakaian gas alam. Salah satunya melalui revamping pabrik ammonia. Kedua, mengembangkan bisnis dan teknologi baru yang difokuskan pada penyerapan karbondioksida (CO2) untuk diolah menjadi bahan baku produk lain. Selain itu, perseroan juga mensubstitusi bahan baku gas alam dengan hidrogen berbasis EBT untuk menghasilkan Green Ammonia.

Ketiga, PKT melakukan substitusi bahan baku/energi berbasis fosil dengan energi baru dan terbarukan. Salah satunya dengan membangun Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS). Keempat, melakukan pendekatan biologi untuk mengurangi emisi gas secara alami melalui tumbuhan hayati seperti Mangrove. “Kami percaya, melalui praktik produksi yang lebih berkelanjutan, akan berdampak pada praktik bisnis perusahaan yang juga berkelanjutan,” ujar Hanggara menegaskan.

Editor : Eva Martha Rahayu

Swa.co.id