Management Trends zkumparan

PLN Perluas Program Electrizen Cooking Competition Hingga UKM Kuliner

PLN Perluas Program Electrizen Cooking Competition Hingga UKM Kuliner
Program Electrizen Cooking Competition PLN

Sebagai BUMN penyedia program kelistrikan nasional, PT PLN (Persero) ke depan akan berupaya memperluas efektifitas penggunaan kompor listrik – induksi, tidak hanya mengalihkan penggunaan sumber-sumber energi yang selama ini disubsidi melalui anggaran pemerintah dalam bentuk Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) kepada subsidi sektor-sektor lainnya seperti pendidikan dan kesehatan, melainkan secara terpadu, menjadikan Indonesia Biru melalui penggunaan energi listrik yang ramah lingkungan.

Program Electrizen Cooking Competition di Kelurahan Bekasi Jaya, Mekarjaya, Bekasi Timur pada Selasa (2/4/2019) merupakan salah satu program efektivitas tersebut. Menurut I Made Suprateka, Executive Vice President Corporate Communication and CSR PT PLN (Persero) dalam kesempatan persiapan pelaksanaan, program ini tidak hanya menjelaskan efisiensi dan target peningkatan produktifitas, dari penghematan penggunaan energi saja, melainkan ke depannya program ini bertujuan lebih luas.

Pertama, program edukasi yang dilakukan melalui kerja sama dengan ibu-ibu penggerak PKK di sejumlah wilayah DKI Jakarta, Bekasi, Bogor dan berjalan secara simultan dari pekan kelima bulan Maret 2019, sampai di akhir April 2019, bertujuan meningkatkan produktivitas rumah tangga perorangan dan juga bagi usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) kuliner. “Jadi kami ingin menyebarkan kebiasaan, sekaligus mengedukasi masyarakat rumah tangga, khususnya rumah tangga yang kerap menggunaakan aktivitas masak-memasak di rumah. Di luar rumah tangga perorangan, kami menyasar juga pengusaha UMKM yang bergerak di bidang kuliner,” papar Made.

Sambil menekankan kepada para pengguna kompor listrik induksi, bahwa menggunakan kompor listrik akan lebih aman, karena terhindar dari bahaya kebakaran seperti pada penggunaan kompor gas, tetapi juga penggunaan kompor listrik lebih mudah, karena energi listriknya sudah disediakan oleh PLN.

Aman di sini dalam makna secara lebih luas, adalah dari segi energi buang, maka menggunakan energi listrik dalam memasak, sekaligus juga berarti aman, dalam arti, praktis tidak ada gas buang (reduksi) yang akan mengakibatkan polusi. Selain mudah, produktivitas bagi pengusaha UMKM diharapkan dapat lebih meningkat. “Mengapa demikian, karena dengan suhu panas yang merata secara stabil, proses waktu (lamanya memasak) menjadi lebih singkat. Di sini menggunakan kompor listrik induksi akan lebih efisien,” ungkap Made.

Para pengguna kompor listrik induksi tinggal mencolokkan kabel listrik pada seteker di rumah. Dengan demikian para pengguna kompor listrik induksi tidak perlu menghabiskan waktu memperoleh energi tersebut, karena sudah dihantarkan oleh PLN, dengan harga yang lebih bersaing.

Dari segi mencegah potensi terjadinya kebakaran, dalam kesempatan ini disampaikan juga, bagaimana mengelola penggunaan listrik secara bijaksana, artinya bijaksana dengan instalasi yang ada di dalam rumah dan tidak menggunakan kabel secara sembarangan. Melalui koordinasi dengan pihak kontraktor yang sudah menjadi mitra kerja PLN, diharapkan tidak menggunakan kabel dan instalasi secara sembarangan. Itu sebabnya untuk rumah-rumah baru saat memasang instalasi listrik baru, harus memiliki Sertifikat Laik Operasi (SLO), yang menunjukkan instalasi pemasangan listriknya dijamin oleh para konsultan SLO penerbit Lembaga Instansi Teknik (LIT) yang ditunjuk pemerintah, melakukan inspeksi kelaikan operasi atas instalasi listrik yang dipasang pada bangunan pemohon listrik.

Made yang menangani bidang CSR di PLN ini menjelaskan , harapannya dalam program Electrizen Cooking Competition ini akan mengarah pada agenda-agenda bidang terkait di seluruh Indonesia. “Prioritas kami terutama, adalah daerah-daerah yang menjadi tujuan wisata kuliner. Dengan program tujuan destinasi pariwisata di Indonesia, maka sektor turisme pariwisata Indonesia, kini tidak lagi hanya dibangun dengan situs dan pemandangan yang indah, tetapi juga dibangun melalui kebanggaan dan ciri khas kuliner setempat,” dia menguraikan.

Secara terpisah, salah satu peserta dalam Program Electrizen Cooking Competition, Siti Nasuha (Aan) Wakil IV (Pokja IV) PKK RW 04 Tebet Barat, Jakarta Selatan, mengemukakan, sebetulnya tidak asing dengan penggunaan kompor listrik induksi, karena saudaranya sudah terlebih dahulu memilikinya.

Secara umum, para peserta Cooking Competition menyatakan, harga jual kompor listrik induksi yang kisarannya Rp350 ribu hingga Rp400 ribu masih terjangkau harganya. Concern ibu-ibu PKK ini, terutama saat awal menyalakan kompor listriknya, seperti juga halnya peralatan listrik lain sejenisnya, tarikan pertama daya listriknya bervariasi antara 1.00 Volt Ampere (VA), 200 VA sampai 2.000 VA. Perbedaan tersebut bergantung pada setiap produsen kompor listrik induksi.Harapannya ke depan harga kompor listrik induksi ini akan semakin murah.

Untuk itu, menurut Made, harus ada kontribusi dari pihak lain, supaya program ini berjalan semakin masif, sehingga akan menghasilkan daya saing produk Indonesia. Atau sebaliknya kondisi ini menjadikan kekuatan daya saing untuk mencegah masuknya produk impor. Dengan demikian terjadi penguatan ekonomi, tidak hanya dirasakan oleh masyarakat itu sendiri, akan tetapi dirasakan sebagai efek berganda dari penghematan APBN.

www.swa.co.id


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved