Trends

PPKM: Bisnis Pariwisata, Restoran, dan Mal Diprediksi Kian Terpukul

Ilustrasi (Foto istimewa).

Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (Indef), Bhima Yudhistira Adhinegara, memprediksi perpanjangan kebijakan pemberlakukan pembatasan kegiatan masyarakat atau PPKM di Pulau Jawa dan Bali akan menurunkan optimisme pengusaha domestik. Ia memperkirakan pengusaha bakal kembali menahan rencana bisnisnya pada awal tahun.

“Tentu ini menurunkan tingkat produksi industri manufaktur yang sebelumnya pada November-Desember sudah mulai bergeliat karena vaksinasi. Yang domestik ini yang paling terpukul,” ujar Bhima saat dihubungi pada Kamis, 21 Januari 2021.

Pemerintah memutuskan memperpanjang PPKM Jawa-Bali mulai 26 Januari hingga 8 Februari 2021. Keputusan tersebut diambil dalam rapat terbatas yang dipimpin Presiden Joko Widodo atau Jokowi, Kamis, 21 Januari 2021.

Bhima menyebut pukulan terberat akan dirasakan pengusaha yang bergerak di sektor pariwisata, makanan dan minuman, hiburan, hingga retail. Musababnya, selama PPKM, pemerintah membatasi jam operasional pusat perbelanjaan atau mal hingga pukul 19.00 dan mengurangi kapasitas kafe serta restoran menjadi hanya 25 persen.

Dengan demikian, kata peneliti Indef tersebut, gelombang pemutusan hubungan kerja atau PHK tak terelakkan. Pengusaha yang semula memiliki rencana untuk mengaktifkan kembali karyawan-karyawannya yang dirumahkan pun terpaksa menangguhkan keputusannya.

Untuk menekan dampak perpanjangan PPKM terhadap dunia usaha, Bhima meminta pemerintah memperlebar jangkauan stimulusnya, terutama terhadap sektor pariwisata dan UMKM, dalam bentuk bantuan tunai.

“Bantuan tunai harusnya besar dan UMKM yang diberikan kalau bisa semuanya yang berjumlah 60 juta,” katanya.

Bhima menilai bantuan presiden kepada UMKM yang dikucurkan senilai Rp 2,4 juta tak cukup menopang beban pelaku usaha. Musababnya, pelaku UMKM harus membayar pegawainya. Di samping itu, dia menyebut bantuan tunai terhadap UMKM pada 2020 belum dirasakan secara merata.

Stimulus dalam bentuk lain, seperti subsidi listrik dan subsidi kuota Internet, juga dianggap perlu diberikan. “Untuk subsidi Internet, ini dapat mendukung UMKM menggunakan jasa e-commerce (untuk memasarkan produk),” katanya.

Meski demikian, Bhima menyebut tidak semua sektor usaha terpuruk akibat perpanjangan PPKM. Ia menyatakan para eksportir masih relatif aman dari ancaman tekanan karena permintaan terhadap komoditas tinggi. “Selama distribusi tidak terganggu, mereka banyak yang happy karena permintaan komoditas meningkat, khususnya dari Cina dan Amerika Serikat,” tutur Bhima.

Sumber: Tempo.co


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved