Business Research Trends zkumparan

Praktisi Kesehatan Paling Dipercaya sebagai Pemberi Informasi Kesehatan

Herbalife Nutrition kembali menyelenggarakan eWellness Tour 2020 senagai rangkaian kampanye Get Moving With Good Nutrition (GMGN). Chairman of Herbalife Nutrition Institute, Dr. David Heber memaparkan hasil survei pada bulan Desember ini.

Menariknya, hasil survei tersebut 75 persen masyarakat di Asia Pasifik mempercayai praktisi kesehatan dalam mendapatkan informasi seputar nutrisi dan kesehatan dibandingkan dengan sumber lain seperti media sosial, internet dan lainnya.

“Kami mengapresiasi praktisi kesehatan yang selama ini telah menjadi salah satu sumber terpercaya masyarakat dalam mendapatkan informasi seputar nutrisi dan kesehatan. Hal ini perlu diperkuat dan terus dijaga agar masyarakat memiliki pengetahuan nutrisi yang tepat dan bermanfaat dalam menjaga kesehatan,” kata Intan Pratiwi Darmawanti, Corporate Communications Manager Herbalife Nutrition Indonesia.

Intan melanjutkan Herbalife sebagai perusahaan nutrisi, juga berkomitmen untuk bersama dengan praktisi kesehatan di tanah air untuk menjadi sumber referensi masyarakat dalam mendapatkan informasi seputar nutrisi dan kesehatan.

Merujuk pada hasil survei Herbalife Nutrition Myths Survey 2020, 90 persen dari responden praktisi kesehatan di Indonesia menyatakan kepercayaan dirinya atas pengetahuan terkait nutrisi yang mereka miliki. Dan seluruh praktisi kesehatan (100 persen) menyadari pentingnya memberikan advis dan informasi seputar nutrisi dan kesehatan kepada masyarakat, agar masyarakat memiliki pengetahuan yang berlandaskan ilmu pengetahuan dalam menjaga kesehatan.

Survei ini juga menunjukkan bahwa 72 persen praktisi kesehatan memperoleh pertanyaan tentang bagaimana menjaga kesehatan dan daya tahan tubuh sebagai hal yang paling sering ditanyakan di waktu belakangan ini. Hal ini mendorong Dr. Heber untuk kembali menyampaikan materi terkait nutrisi seimbang yang diimbangi dengan olahraga teratur untuk menghindari potensi mengidap penyakit degeneratif di kemudian hari.

“Nutrisi seimbang yang dilengkapi dengan olahraga teratur adalah hal penting dalam menjaga kebugaran tubuh. Hal ini telah mejadi resep bagi sebagian besar orang di seluruh dunia. Jadi, penting untuk menghindari pola hidup sedentari atau kebiasaan-kebiasaan yang tidak banyak melakukan aktifitas fisik atau tidak banyak melakukan gerakan. Kebiasaan ini merupakan pintu untuk menuju ke berbagai penyakit degeneratif yang akan merugikan di kemudian hari,” ujar Dr. Heber.

Lebih lanjut Dr. Heber menerangkan, bahwa telah banyak penelitian yang mengkaitkan kebiasaan sedentari dengan obesitas dan berujung pada diabetes. Pada 2013, lebih dari 380 juta orang di seluruh dunia terkena diabetes dan diperkirakan akan mendekati 600 juta pada tahun 2035. Meski, tidak berarti bahwa semua orang yang mengalami obesitas akan diabetes. Namun, studi dari National Center for Biotechnology Information, Amerika Serikat menemukan hubungan langsung antara keduanya.

Jawaban dari diabetes adalah perbaikan pola makan dan berolahraga lebih sering. Sederhananya, menghindari diabetes adalah tentang membuat keputusan lebih sehat tentang komitmen berolahraga dan apa yang kita konsumsi.

Ia kemudian memaparkan beberapa prinsip dasar untuk memerangi diabetes: Jadikan buah dan sayuran wajib dalam makanan, karena dapat mengurangi risiko diabetes dan penyakit kardiovaskular; Hindari minuman ringan yang sangat tinggi gula; Hindari makanan kemasan yang penuh dengan garam, lemak jenuh, dan pengawet kimiawi; Jadikan serat sebagai bagian harian dari makanan.

“Mangadopsi aktifitas fisik untuk menghindari obesitas dan diabetes sejatinya tidak terlalu berat. Hanya 150 menit aktivitas fisik atau olahraga yang cukup intens setiap minggu(20-25 menit sehari) dapat membantu. Dengan demikian, Anda dapat membantu meningkatkan aliran darah. Aktifitas fisik harus menjadi rutinitas kita sehari-hari sejak dini. Kombinasikan juga dengan makanan sehat yang kita konsumsi sehari-hari. Kesejahteraan kita akan meningkat dan membantu negara sehat secara sosial dan ekonomi,” jelas Dr. Heber.

Editor : Eva Martha Rahayu

www.swa.co.id


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved