Trends zkumparan

Prita Kemal Gani Raih Gelar Doktor Kehormatan di Bidang Public Relations dari Coventry University

Prita Kemal Gani Raih Gelar Doktor Kehormatan di Bidang Public Relations dari Coventry University
Pendiri sekaligus CEO Institut Komunikasi dan Bisnis LSPR Prita Kemal Gani (Foto: Coventry University).

Pendiri sekaligus CEO Institut Komunikasi dan Bisnis LSPR Prita Kemal Gani dianugerahi gelar Doctor Honoris Causa bidang Public Relations atau Honorary Doctor of Arts in Contribution to Public Relations & Communication Education across ASEAN oleh Coventry University, Inggris.

Universitas ternama yang telah hadir di Inggris sejak 1843 dan menduduki peringkat ke-15 di Inggris (berdasarkan The Guardian University Guide 2020) itu, pada 2021 ini memberikan gelar doktor kehormatan (honoris causa) kepada sejumlah tokoh yang dinilai telah berkontribusi sangat besar di beberapa bidang, salah satunya pada dunia pendidikan. Penganugerahan tersebut digelar di Cathedral Coventry University, Coventry, Inggris, pada 15 November 2021 dalam acara Awards Ceremony untuk Faculty of Arts and Humanities. Gelar doktor kehormatan kepada Prita diberikan oleh Nick Sale, Pro – Chancellors di Cathedral Coventry yang merupakan gereja yang dibangun pada 1000 tahun lalu.

Profesor John Latham CBE, Wakil Rektor Coventry University, mengatakan, “Saya mengucapkan selamat kepada Prita yang menerima gelar Doktor Kehormatan dari Coventry University. Prita adalah tokoh yang memiliki pencapaian yang luar biasa di bidang Public Relations. Hal ini tentu saja dapat menjadi inspirasi bagi para mahasiswa.”

Anugerah Doktor Kehormatan di bidang Public Relations diberikan Coventry University kepada Prita, karena ia dinilai memiliki kontribusi yang sangat besar terhadap dunia pendidikan yang terkait Public Relations (PR) dan Komunikasi di kawasan ASEAN. Sebagai pakar PR, Prita juga dinilai telah membantu menginspirasi para praktisi di industri PR dan komunikasi.

Prita yang lahir di Indonesia, mendirikan London School of Public Relations (LSPR) pada 1992. Dikembangkan secara bertahap – dari kursus di bidang PR, program diploma, program sarjana S1, dan dan lalu S2 — Institut Komunikasi & Bisnis LSPR kini telah menghasilkan lebih dari 31 ribu lulusan praktisi PR yang bekerja di berbagai bidang industri atau sebagai entrepreneur. Selain itu, Prita juga melibatkan dirinya dalam masalah sosial, setelah mendirikan London School of Autism Awareness Centre, Prita juga tercatat sebagai anggota Dewan Penasihat Proyek Perubahan Iklim British Council, Indonesia.

Prita Kemal Gani (duduk kedua dari kanan), bersama jajaran pimpinan Coventry University (Foto: Istimewa).

Prita pun merasa sangat terhormat menerima penghargaan Honorary Doctor of Arts, dari Coventry University. “Saya sangat berterima kasih kepada Coventry University atas pengakuan mereka atas pekerjaan dan inisiatif-inisiatif yang saya jalankan di bidang pendidkan dan pengembangan kehumasan di Indonesia dan ASEAN. Saya akan menghargai momen ini sebagai salah satu momen terbesar dalam hidup saya. Saya juga ingin berterima kasih kepada keluarga saya dan tim saya di LSPR yang selalu menjadi pendukung terbesar saya,” ucapnya.

Duta Besar H. E. Desra Percaya, Ph.D., Ambassador Extraordinary and Plenipotentiary of the Republic of Indonesia to the United Kingdom, Ireland, and the International Maritime Organization, yang turut hadir pada penyerahan gelar Doktor Kehormatan tersebut mengungkapkan, Indonesia dan Inggris sudah menjalin kemitraan selama lebih dari 70 tahun. Kemitraan ini dibangun berdasarkan nilai-nilai bersama, rasa saling percaya dan hormat, serta kerja sama yang saling menguntungkan.

Salah satu kerja sama antara Indonesia dan Inggris adalah kerja sama di bidang pendidikan. Untuk itu, ia memuji kontribusi Prita pada dunia pendidikan. Menurutnya, dengan menetapkan standar tinggi pada profesi humas, LSPR telah membantu mempersiapkan banyak calon muda Indonesia, yang merupakan calon pemimpin masa depan, untuk memasuki komunitas global dan mempromosikan persahabatan Indonesia-Inggris yang lebih kuat.

“Oleh karena itu, suatu kehormatan bagi saya untuk mengucapkan selamat kepada Ibu Prita atas gelar Doktor Kehormatan dari Coventry University, mitra dekat Indonesia dan KBRI London. Saya percaya penganugerahan gelar bergengsi ini mencerminkan kerja keras yang telah dia dedikasikan di dunia pendidikan. Oleh karena itu, saya berharap hal ini akan terus menginspirasi Ibu Prita dan timnya di LSPR untuk menemukan cara-cara baru dalam bekerja sama antar institusi pendidikan. Kerja sama yang adaptif dan antisipatif tentu saja akan memungkinkan generasi muda Indonesia menangkap peluang baru dan membantu mempercepat pemulihan dari pandemi global ini,” ungkapnya.

Sementara itu, dituturkan oleh Profesor Mike Hardy CMG, OBE, FRSA, Coventry University, “Ibu Prita adalah contoh luar biasa dari pemimpin abad 21 yang berfokus pada kehidupan dan kebutuhan kaum muda. Karyanya telah terbukti mampu menciptakan peluang dan meningkatkan kualitas humas di ranah publik. Dari sisi kemanusiaan, kontribusi Prita kepada masyarakat jauh lebih luas dibandingkan kehidupan profesionalnya. Untuk itu, kami merasa terhormat dan mengakui Ibu Prita dengan memberikan penghargaan berupa gelar doktor kehormatan dari Universitas kami.”

Prita Kemal Gani bersama Profesor Mike Hardy CMG, OBE, FRSA, dari Coventry University (kedua dari kiri), dan Duta Besar H. E. Desra Percaya, Ph.D., Ambassador Extraordinary and Plenipotentiary of the Republic of Indonesia to the United Kingdom, Ireland, and the International Maritime Organization (kedua dari kanan). (Foto: Coventry University).

Pada 2017, salah satu tokoh Indonesia, Prof. dr. Ali Ghufron Mukti, MSc., Ph.D, AAK, juga menerima gelar doktor kehormatan untuk bidang kesehatan dari Coventry University. Pada waktu itu, Prof. Ali Gufron menjabat sebagai Dirjen Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Republik Indonesia. Sekarang Prof. Ali menjabat sebagai Direktur Utama BPJS Kesehatan Indonesia.

Sebagai profesional PR yang telah lama berkiprah di industri kehumasan di Indonesia, regional, dan global, Prita memiliki misi untuk menjadikan Indonesia sebagai salah satu tren kehumasan di dunia, terutama di ASEAN. “Zaman dulu, ketika saya masih kuliah di bidang kehumasan, kehumasan yang kita anut adalah western style. Namun sekarang, kita semua belajar dari pengalaman masing-masing negara,” ceritanya.

Lebih jauh Prita menegaskan, Indonesia kini telah menghasilkan tenaga humas termasuk paling banyak di dunia. Saat ini, Indonesia mempunyai sekitar 226.000 profesional humas yang terdata melalui LinkedIn. Sementara itu, Indonesia juga mempunyai sekitar 210 Perguruan Tinggi dengan Fakultas Komunikasi Jurusan Kehumasan, di mana setiap tahunnya paling tidak dapat meluluskan sekitar 10 ribu sarjana kehumasan.

Lulusan tersebut tentu saja dapat diserap oleh berbagai perusahaan di Indonesia, baik berskala nasional maupun internasional. Ini misalnya, jaringan hotel terkemuka di dunia, yang beroperasi di Indonesia, terutama di Bali. “Perusahaan-perusahaan tersebut mempunyai departemen kehumasan dan pastinya banyak keterlibatan profesional humas Indonesia dalam international operation mereka,” ujar Prita.

Honorary Doctor of Arts in Contribution to Public Relations & Communication Education across ASEAN dari Coventry University.

Pada 2022, menurut Prita, ada salah satu program besar di bidang kehumasan yang harus disiapkan. Akhir Oktober 2021 lalu, Indonesia baru saja memegang kepemimpinan dalam G20. Sebagai konsekuensinya, sepanjang 2022 nanti akan banyak even, forum, serta diskusi yang berkaitan dengan berbagai pembahasan yang terkait dengan G20 dan 20 negara yang terlibat di dalamnya. “Untuk diseminasi informasi terkait dengan berbagai even tersebut, tentu saja ini akan menjadi tugas humas, antara lain para praktisi humas Indonesia. Selain G20, Indonesia juga memegang peran penting di COP26, ASEAN, PBB, dan SDG (Sustainable Development Goal). Dengan demikian, semestinya para profesional humas Indonesia dapat sangat berperan dalam sejumlah inisiatif penting di dunia international,” papar Prita.

Peran humas lainnya, ditegaskan Prita, adalah ketika Indonesia berhasil menangani Covid-19. “Dalam konteks penanggulangan Covid-19, peran humas adalah menggelar berbagai program social movement seperti gerakan pakai masker serta disiplin prokes (protokol kesehatan) lainnya. Juga: meningkatkan kesadaran masyarakat untuk ikut program vaksinasi. Keberhasilan ini tentu saja menjadi dapat menjadi contoh bagi negara-negara lain,” pungkas Prita.

Editor : Eva Martha Rahayu

www.swa.co.id.


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved