Marketing Trends

Produk Sukkha Citta Sudah Merambah 30 Negara

Ibu-ibu di Rumah Sukkha Citta sedang membatik. Produk Sukkha Citta ramah lingkungan dan perlu dirawat dengan cara yang khusus. (Sukkha Citta)

Isu ramah lingkungan kini mulai menjadi tren yang ramai diperbincangkan oleh anak muda. Anak muda mulai memasukkan penilaian ramah lingkungan ke dalam produk yang ingin mereka beli, termasuk pakaian.

Pakaian yang ramah lingkungan tentu memiliki perbedaan dengan pakaian yang biasa, mulai dari proses pembuatan, material yang digunakan, hingga perawatan yang dilakukan. Berikut tiga cara merawat pakaian ramah lingkungan dari pemilik brand ternama Sukkha Citta Denica Riadini-Flesch.

1. Cuci pakai tangan

Pakaian yang ramah lingkungan biasanya terbuat dari material alami. Mencuci pakaian ramah lingkungan menggunakan tangan karena dapat mengontrol tekanan pada pakaian dibandingkan menggunakan mesin cuci.

“Kalau pakai mesin cuci kita tidak bisa kontrol, kan sistemnya berputar cepat dan juga bisa tertarik dari pakaian lain, nanti sobek. Kalau pakai tangan kita bisa sesuaikan kekuatannya, kita bisa kontrol jadi baju lebih awet,” kata Denica saat wawancara di butik offline Sukkha Citta di Astha Jakarta, Jumat (20/1/2023).

2. Jangan pakai deterjen

Selain dapat mencemari lingkungan, penggunaan bahan kimia deterjen untuk mencuci pakaian ramah lingkungan hanya membuat pakaian cepat rusak. Pakaian ramah lingkungan menggunakan bahan atau material alami sehingga lebih baik menggunakan pembersih pakaian yang alami.

“Sebenarnya sejak dulu nenek moyang kita (sebelum menggunakan deterjen) sudah mencontohkan penggunaan bahan alami untuk pembersih saat mencuci pakaian dan alam juga sudah menyediakan,” ujarnya.

Menurut Denica, gunakan bahan alami lerak untuk mencuci pakaian ramah lingkungan. Lerak jika dicelupkan ke dalam air, dia akan mengeluarkan busa sama seperti deterjen.

3. Setrika dengan hati-hati

Agar tidak mudah rusak, menyetrika pakaian ramah lingkungan juga harus berhati-hati. Menggunakan alas untuk menyetrika sangat dianjurkan, sehingga suhu panas setrika tidak langsung mengenai pakaian.

SukkhaCitta adalah merek fesyen bersertifikasi B Corp yang menciptakan perbaikan ekonomi kepada para perempuan pengrajin dan petani di desa-desa Indonesia sambil menjaga kelestarian tradisi dan regenerasi bumi. Melalui konsep Farm-to-Closet, SukkhaCitta memanfaatkan hasil alam untuk menjadi pakaian berkualitas dengan desain yang versatile dan tahan lama serta bertanggung jawab untuk tidak mencemari lingkungan.

Produk-produk yang dihasilkan Sukkha Citta 100% menggunakan bahan-bahan alami, mulai dari pewarnaan hingga kapas sebagai material kain yang digunakan. Penanaman kapas berkonsep regenerative farming sehingga tidak memberikan dampak negatif kepada lingkungan.

Selain itu, memberdayakan para perempuan di desa baik perajin kain hingga petani. Sukkha Citta didirikan pada 2016 dengan memberdayakan 3 orang perempuan perajin kain, kini Sukkha Citta telah memberdayakan 1.500 warga di desa dalam ekosistemnya.

Proses pengerjaan produk di Sukkha Citta memakan waktu, tenaga dan biaya yang lebih lama, namun respons pasar positif. Melalui website, Sukkha Citta telah berhasil melayani world shipping ke 30 negara mulai dari Asia, Eropa, hingga Amerika.

“Jadi, kami dari awal sebelum punya toko fisik, memasarkannya di media sosial. Puji syukur, penjualan sudah mencapai 30 negara, mulai dari Amerika hingga Hungaria. Tapi, terbanyak ada di Singapura dan Amerika, di mana persentase fifty-fifty dengan konsumen Indonesia alias domestik,” ungkap Public Relations Sukkha Citta Arti Purbo.

Editor : Eva Martha Rahayu

Swa.co.id


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved