Management Trends zkumparan

Rahasia Ajik Cok Melejitkan Krisna

Pendiri Krisna Holding Company (KHC), Gusti Ngurah Anom (Ajik Cok).

Gusti Ngurah Anom, nama di balik toko oleh-oleh khas Bali, Krisna. Toko ini salah satu destinasi wajib dikunjungi wisatawan saat berlibur di Pulau Dewata untuk membeli cinderamata khas. Pria inilah yang mendirikan Krisna Holding Company (KHC) tahun 2017 yang memiliki banyak cabang usaha selain Krisna.

Sosok pengusaha yang akrab disapa Aji Cok ini mengaku kucnci suksesnya treletak pada dua hal: kerja keras dan inovasi. Salah satu inovasinya, menambah lini bisnis wisata lainnya dengan mendirikan Krisna Adventure, Krisna Water Sports, Krisna Beach Street, Krisna Wisata Kuliner, Krisna Funtastic Land, Krisna Gallery & Resto, Krisna Villa, dan Krisna Bali Wisata.

Kerendahan hatinya juga yang menjadikan bisnis yang ia kelola berhasil. “Saya tidak pernah menempatkan diri sebagai pemilik, sama seperti pegawai lain. Saya tetap harus turun untuk melihat bisnis meskipun kini telah dikelola oleh anak pertama saya,” ungkap pria kelahiran Buleleng, Bali ini. Pengembangan bisnis dari KHC ini dirintis dirinya bersama sang istri.

Dalam kurun waktu 10 tahun, telah dibuka 23 gerai Krisna dan akan menambah 6 gerai lagi di 2018. Menjalankan bisnisnya dengan happy menjadi kunci utamanya. Ia mengaku bisnis ini tidak selalu berjalan mulus, ada kalanya gerai yang kurang dalam segi omset, tapu masing-masing gerai saling mengisi satu dengan yang lain. Di pertengahan tahun 2018, Krisna akan mengoperasikan gerainya yang menghadirkan suasana alam seluas 3 hektar yang berlokasi di Gianyar, Bali.

Ajik Cok mengaku untuk pengembangan bisnisnya banyak dibantu para suplier. “Sampai saat ini Krisna masih milik pribadi, kalau ada kendala dana untuk pengembangan saya terbuka pada suplier. Justru mereka yang yang membantu kami berkembang,” tuturnya. Total suplier yang bergabung di Krisna ada 475 suplier, hanya 10% suplier yang berasal dari luar Bali.

Selalu terbuka dengan para suplier membuka kesempatan untuk lebih banyak lagi yang bergabung. Ia mengaku Krisna bisa sebesar sekarang karena suplier. “Tidak akan bisa saya bisa sebesar ini dari modal sendiri. Saya belajar dari nol, dukungan perbankan ketika awal begitu susah,” ungkapnya. Bagi suplier juga tidak mudah jika membuka sendiri tokonya karena masalah kontrak, biaya karyawan, dan biaya promosi yang tidak murah.

Ajik Cok telah melebarkan sayap bisnisnya tidak hanya di toko oleh-oleh saja. Bali Utara menjadi kawasan yang ia pilih untuk membangun tiga wisata air, yaitu Krisna Water Sport, Krisna Beach Street, dan Krisna Adventure. Destinasi wisata air ini dibangun sejak dua tahun lalu sebagai bagian dari penunjang bisnis toko oleh-oleh Krisna. Namun bisnis wisata ini tidak akan dia kembangkan di luar Bali.

Memang bisnis oleh-oleh mendominasi portofolio pendapatan KHC yang menjadi induk usaha bisnisnya. Menghadapi persaingan degan menjamurnya toko oleh-oleh sejenis dihadapi oleh Ajik Cok dengan sehat. Semakin banyak pesaing akan menjadikan tujuan berwisata satu pintu. Rencananya Krisna juga akan dibuka di Kota Tua, Jakarta. Ini juga menjadi pilot project sebelum membuka di 9 provinsi lainnya. “Untuk di luar Bali sebenarnya kami sudah mulai di Surabaya,” tuturnya.

Kekuatan Krisna adalah menawarkan produk yang inovatif dengan varian yang cukup banyak, harga murah, tempat yang nyaman, dan sekitar 80% produk Krisna dibuat eksklusif.

Reportase: Herning Banirestu

www.swa.co.id


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved