Relx, brand rokok elektronik (E-cig) berbasis teknologi, resmi memasuki pasar Indonesia. Didirikan pada Januari 2019, rokok elektrik ini diklaim memiliki pertumbuhan paling cepat secara global dan menempati peringkat pertama untuk Vape (e-cig) di Asia.

Di Yang, Direktur Global Expansior Relx Technology, mengataka,n pihaknya mengunggulkan teknologi dan riset dalam pengembangan rokok elektrik. “Kami mengalokasikan US$1,8 juta untuk pengembangan produk yang berbasis teknologi, fasilitas dan pengoperasian laboratorium bersertifikasi CNAS pertama yang dimiliki oleh perusahaan vape independen,” kata dia.

Adapun tim riset dan pengembangan yang dimiliki Relx sebanyak lebih dari 10 ahli pengembangan e-liquid, desain industri, teknik, dan riset dasar. Selain itu, platform juga memiliki konsep Guardian Program atau Program Perlindungan untuk mencegah penggunaan rokok elektronik (e-cig) pada anak di bawah umur, bekerja sama dengan pengusaha retail untuk memasang verifikasi umur bagi pembeli produk.

“Saat ini, kami juga telah memiliki 20 hak paten internasional dalam inovasi di teknologi rokok elektronik (e-cig),” ujarnya menambahkan. Seperti diketahui, Indonesia adalah salah satu pasar dengan tingkat penetrasi tembakau tertinggi di dunia dengan estimasi 60 juta perokok dewasa di Indonesia.

“Ada lebih dari 1 miliar perokok di dunia, dan berdasarkan proyeksi WHO, angka tersebut akan terus bertumbuh hingga 2025. Vape memiliki potensi untuk mengubah kebiasaan merokok dengan rokok konvensional yang mengandung TAR, bahan kimia yang berbahaya dengan alternatif yang sangat lebih baik,” kata di Yang menambahkan.

Relx menargetkan untuk menjadi brand terpopuler di industri rokok elektronik (e-cig) di Indonesia. Untuk diketahui, Relx Tech dibentuk pada Januari 2018 oleh Kate Wang dan dalam beberapa bulan telah menjadi produk populer di Tiongkok.

Editor : Eva Martha Rahayu

www.swa.co.id