Marketing Property Trends zkumparan

Residential Agung Podomoro Optimistis Prospek Properti 2018

Agung Wirajaya, Assistant Vice President Marketing Strategic Residential APL (tengah)

Tahun 2018 diprediksikan ekonom tidak jauh berbeda dengan kondisi tahun 2017. Sejumlah indikator ekonomi menunjukkan proyeksi pertumbuhan ekonomi sekitar 5,4%, kurs Rupiah terhadap US$ mencapai Rp13.400, dan inflasi 3,5%.

Untuk itu, para pelaku bisnis sudah siap dengan sejumlah agenda bisnis menyongsong tahun baru 2018. Di industri properti misalnya, pengembang PT Agung Podomoro Land Tbk (APL) optimistis dengan trens pasar properi Indonesia yang bakal membaik, seiring dengan pertumbuhan ekonomi nasional di tahun 2018.

Apalagi, pembagunan infrastruktur yang digalakkan sejak awal Pemerintahan Jokoi-JK, sebagian bakal rampung di 2018, sehingga sejumlah proyek infrastruktur itu akan siap digunakan masyarakat dan berdampak secara langsung terhadap percepatan perekonomian.

“Contohnya pembangunan Bandara Kertajati dan Pelabuhan Patimban di Jawa Barat akan semakin mempercepat akses ekonomi dari dan ke kawasan itu. Belum lagi dengan telah beroperasinya Tol Seroja di Bandung, serta jalan tol lainnya di Jabodetabek,” kata Agung Wirajaya, Assistant Vice President Marketing Strategic Residential APL saat menjadi narasumber dalam dialog interaktif “Geliat Infrastruktur, Properti Tak Lagi Kendur” di Jakarta (5/12/2017).

Yang jelas, tol Cipularang bisa memperpendek jarak dan waktu tempuh Jakarta-Bandung. Nantinya, kedua kota besar ini juga akan dihubungkan oleh kereta cepat yang diproyeksikan selesai pada 2020. Sedangkan pembangunan bandara internasional Kertajati dan beroperasinya tol Soroja akan membuat Bandung akan lebih mudah diakses.

Menurut Agung, keberadaan fasilitas tersebut mampu membuat investor asing tidak hanya menanamkan modalnya di Jabodetabek, tapi juga ke daerah-daerah lain. Alhasil, pada gilirannya akan terjadi penyebaran dan pemerataan perekonomian.

Atas pertimbangan itu pula, APL berani berinvestasi di wilayah Jawa Barat, khsusnya Bandung Selatan. “ Selama ini pembangunan maupun investasi hanya berada di wilayah Bandung Utara. Hingga akhirnya pemerintah menetapkan Bandung Utara sebagai kawasan konservasi. Kami melihat kawasan Bandung Selatan yang asri dan alami, menyimpan banyak potensi untuk digali dan dikembangkan,” jelas Agung.

APL hadir di Bandung Selatan, lanjut Agung, dengan sebuah konsep baru yang belum pernah dibuat di Indonesia. Proyek terbaru yang dikenalkan kepada masyarakat Jawa Barat, khususnya Bandung adalah kawasan hunian yang dilengkapi danau buatan dan ruang terbuka hijau mencapai 50% dari luas lahan.

Hunian yang diberi nama Podomoro Park tersebut menurut rencana mulai diluncurkan secara resmi pada kuartal I tahun 2018. Dengan melihat indikator-indikator perekonomian nasional, kami optimistis produk baru ini akan terserap oleh pasar,” Agung menambahkan. Apalagi, kegiatan penjualan yang sudah dilakukan direspons antusias oleh masyarakat.

“Kami memilih Bandung Selatan sebagai lokasi Podomoro Park karena kawasan ini masih asri dan alami. Ini bisa tercermin dari lirik lagu Bandung Selatan di Waktu Malam karya musisi Ismail Marzuki,” ujar Agung seraya mengatakan Podomoro Park dikembangkan di atas lahan 100 hektare, terdiri dari 10 hektare untuk kawasan komersial.

Sementara itu, pengamat properti Yos Hidayat Prabowo yang juga Direktur Marketing Anugerah Sejahtera Group, menguatkan opini Agung bahwa pasar properti tahun depan cenderung sama dengan 2017. Anugerah Sejahtera Group adalah perusahaan yang banyak menangani pemasaran proyek-proyek properti untuk kalangan menengah ke atas.

“Jika pertumbuhan ekonomi masih sekitar 5%, akan sulit bagi industri properti bangkit lagi. Sebab, booming properti tahun 2010–2013 adalah ketika pertumbuhan ekonomi Indonesia di atas 6%,” jelas Yos. Pelemahan daya beli masyarakat, kata Yos, bisa diukur dari banyaknya orang yang menjual emas atau bersikap wait and see terhadap pembelian unit properti.

www.Swa.co.id


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved