Technology Trends zkumparan

Sasa Perkuat Digital Agar Tetap Dicintai Konsumen

Sasa Perkuat Digital Agar Tetap Dicintai Konsumen

Di era VUCA (Volatility, Uncertainty, Complexity, Ambiguity) perusahaan dituntut untuk terus adaptif agar tetap bertahan di kondisi ini. Menghadapi hal tersebut, PT Sasa Inti perusahaan FMCG makanan dan bumbu yang didirikan pada 1968 oleh Grup Rodamas, terus mendorong perubahan agar tidak ditinggal oleh market.

“Berubah atau ditinggal!,” ujar Nanda Rahmanu, Head of Digital Marketing Communication PT Sasa Inti dalam acara Webinar SWA bertemakan ‘Finding Ways to Succeed in BUsiness Through Digital Transfromation yang diselenggarakan pada tanggal 19 April 2022.

Nanda mengungkapkan sejak tahun 2019, perusahaan mulai bergeser dari konvensional menuju modern. Menurutnya, hal yang paling menonjol perubahannya yakni perusahaan focus ke konsumen. Pasalnya, market Sasa sudah bergeser dari rentang umur 35-40 tahun ke 18-35 tahun. Oleh karenanya, perusahaan fokus ke anak muda dimana mereka sudah memiliki power untuk pengambilan keputusan dalam membeli sebuah produk. “Tentu gaya komunikasinya harus ikut berubah,” ungkapnya.

Lalu bagaimana caranya? Digital strategi Sasa memiliki visi ‘Leading Food & Seasoing Company from Indonesia’ perusahaan mulai dengan mengoptimalisasi demand creation (marketing & sales), memaksimalkan operational excellence (manufacturing), dan meningkatkan value creation (Research & Development).

Mulai 2019 Sasa juga berusaha bergeser menjadi kitchen food company dari Indonesia yang dicitrakan sebagai perusahaan yang fun, modern, young, dynamic, credible, inspiring, dan legendary. Hal terpenting lainnya yakni mempelajari perilaku konsumen sehingga bisa tetap dekat dengan mereka. “Mempelajari audience buying process, bagaimana mereka berinteraksi dengan brand, behaviour mereka ke media, apa yang mereka cari. Setelah itu baru kami membuat konten yang relevan,” jelasnya.

Semua ini dikemas dengan UAT (Unique, Authentic, Talkable) untuk meng-create consumer centric concept sehingga diharapkan menimbulkan emosition dari audience yang bisa men-driveaction untuk melakukan purchase.

Dia menambahkan proses perubahan tersebut tentu harus didukung oleh kesiapan internal. Manajemen memaksimalkan HR serta bisnis proses. Selain itu tentu perusahaan juga menjaga supply chain dan manufakturnya. Namun menurutnya yang paling penting adalah peran leader untuk membuat suatu keputusan. “Tanpa itu, apa yang sudah di setting akan lewat begitu saja padahal kompetisinya begitu ketat dan cepat,” katanya.

Selama tiga tahun melakukan transformasi digital, Sasa tetap tumbuh double digit meskipun berada di tengah pandemic Covid-19. Dan pada beberapa kategori Sasa seperti MSG (Mono Sodium Glutamat) dan Tepung Bumbu masih tetap menjadi strong #1 market leader berdasarkan Nielsen Retail Measurement Service.

Kategori Santan masih menjadi salah satu kategori andalan pendorong pertumbuhan Sasa di luar kategori MSG dan Tepung Bumbu. Sasa Santan masih mengalami strong growth di tahun 2021 ini, dengan performance yang sangat baik khususnya di channel modern trade dimana Sasa sudah menjadi market leader #1, seiring dengan target perusahaan untuk menjadikan Sasa Santan sebagai market leader di kategori santan siap pakai dalam 1 sampai 2 tahun ke depan.

Editor : Eva Martha Rahayu

Swa.co.id


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved