Trends

Sepak Terjang Upbanx, Fintech-nya Influencer

Sepak Terjang Upbanx, Fintech-nya Influencer
Wafa Taftazani, pendiri dan CEO Upbanx.
Wafa Taftazani, pendiri dan CEO Upbanx.

Meski Upbanx belum genap setahun, valuasinya ditaksir telah mencapai US$ 120 juta. Nilai ini terbentuk setelah startup tersebut mengantongi pendanaan pre-seed sebesar US$ 5,2 juta (sekitar Rp 74 miliar) dari sejumlah venture capital, antara lain Y Combinator, Alpha JWC, dan RANS Entertainment, serta investor perorangan, di antaranya Oliver Jung (investor AirBnB, Robinhood, Nubank, WeWork, BukuWarung), Hendra Kwik (CEO Payfazz), Hendoko Kwik (CEO Modal Rakyat), Budi Handoko (CEO Shipper), dan Arya Setiadharma (CEO Prasetia Dwidharma). Hal ini menjadikan Upbanx sebagai startup tercepat di Indonesia yang mendapat status centaur.

“Para investor menentukan valuasi sebesar itu. Mereka sangat optimistis karena melihat pertumbuhan ekonomi Indonesia yang sehat, populasi yang besar, dan besarnya potensi industri kreatif di Indonesia yang akan terus melahirkan para content creator, influencer, dan brand,” kata Wafa Taftazani, pendiri dan CEO Upbanx.

Ya, startup ini menawarkan solusi pengaturan keuangan kepada pelaku bisnis kekinian tersebut. Wafa mendirikan Upbanx pada Juni 2021 sebagai fintech yang menyediakan platform pendanaan dan kolaborasi untuk industri kreatif, khususnya content creator, influencer, dan brand. “Untuk awal ini kami fokus kepada influencer Tiktok, YouTube, dan Instagram,” ujarnya.

Para influencer akan mengoneksikan profil media sosialnya ke akun Upbanx. Di dalam aplikasi Upbanx terdapat dashboard yang bisa memantau keuangan pengguna, seperti deposit, loan, dan total balance. Selain itu, sebagai platform B2B, Upbanx juga berfungsi sebagai lokapasar. Brand bisa menemukan influencer yang tepat untuk produknya. Mereka bisa melihat portofolio para content creator tersebut. Brand pun bisa mendaftar dan mengatur keuangannya di Upbanx.

“Jadi, Upbanx adalah penengah antara influencer dan brand. Brand nanti bisa pesan untuk post di Tiktok oleh influencer yang ada di situ. Saya lihat model seperti ini belum ada ya, jadi kami mungkin yang pertama. Upbanx mengambil komisi dari pendaftaran pengguna atau tiap transaksi,” Wafa menjelaskan.

Para pengguna, dikatakannya, dapat mengatur pinjaman karena mereka bisa mendapatkan pendanaan dengan sistem invoice financing. Selain itu, mereka juga bisa deposit uang, dalam hal ini Upbanx bekerjasama dengan mitra.

Hingga saat ini, startup jebolan Y Combinator tersebut memiliki sekitar 40 pengguna. Wafa mengatakan, pihaknya juga memberikan batasan jumlah subscriber atau viewer untuk influencer. Menurutnya, saat ini sedang tahap waiting list. Mereka yang sudah memenuhi batasan tersebut perlahan akan dimasukkan ke Upbanx. Adapun dalam meningkatkan jumlah penggunanya, Upbanx bekerjasama dengan talent management dan agensi yang menaungi influencer.

“Jadi, secara perlahan kami memasukkan pengguna dengan jumlah follower tertentu dulu. Memang tidak kami ungkapkan secara publik, karena layanan Upbanx ini kan seperti bank, yakni layanan keuangan,” tuturnya.

Kemampuan Upbanx ini bisa terwujud tidak lepas dari kepiawaian Wafa. Pengalaman karier kelahiran 1991 ini di perusahaan kelas dunia pada sektor-sektor terkait memungkinkan ide bisnis ini terealisasi. Peraih beasiswa LPDP lulusan Master of Business Administration, University of Cambridge, ini pernah bekerja untuk Bank MUFG, Shopee, hingga Google dan YouTube.

Sebelum mendirikan Upbanx, Wafa ikut membesut startup P2P lending yang sekarang sudah cukup dikenal masyarakat, yakni Modal Rakyat. Di fintech yang telah mencatatkan total penyaluran dana hingga Rp 5,1 triliun ini, ia kini menjabat sebagai komisaris.

“Saya pernah kerja di Shopee untuk dealing dengan brand, di YoutTube banyak bertemu influencer, mendirikan Modal Rakyat, dan pernah di MUFG sehingga pernah menangani keuangan. Saya menggabungkan pengalaman-pengalaman ini,” ungkapnya.

Selain Upbanx, Wafa pun saat ini memimpin VC Gamers. Perusahaan yang juga didirikannya ini bergerak sebagai social commerce platform, tempat untuk memperdagangkan digital items, in-game items, dan metaverse items, serta baru merilis token bernama VCG. Ia mengatakan, VC Gamers dipersiapkan pula untuk menjadi launchpad bagi proyek Web3, yaitu NFT, kripto, token, dan semacamnya untuk content creator dan brand.

Diakui salah seorang investor perorangannya, Hendra Kwik, Wafa memberikan pendekatan berbeda pada platformnya. Sebagai investor, Hendra tertarik karena perusahaan rintisan Wafa ini menawarkan solusi lengkap untuk content creator, mulai dari marketplace jasa kreator, pendanaan invoice dan modal kerja, hingga teknologi blockchain.

“Ini berbeda dengan pendekatan lain yang biasanya hanya menawarkan salah satu dari layanan di atas. Upbanx menawarkan semua layanan di atas dalam satu platform, agar kreator dan brand terbantu dalam mengembangkan bisnis mereka sehari-hari,” kata Hendra.

Baik Upbanx maupun VC Gamers merupakan dua startup yang dibesut Wafa dalam tahun terakhirnya bekerja di Google. Jika dilihat dengan seksama, keduanya mempunyai benang merah, yaitu platform digital untuk memfasilitasi content creator. Berkat model bisnis dan latar belakang Wafa itu, Raffi Ahmad pemilik RANS Entertainment pun terpincut berinvestasi melalui anak perusahaannya yang bergerak di investasi, RANS Venture.

Seperti yang sudah diketahui publik, selebritas berjulukan Sultan Andara itu sedang merambah dunia NFT dan metaverse dengan nama RANSVerse. Investasi ini menjadi langkah utamanya dalam mengembangkan proyek tersebut. Dua perusahaan Wafa ini akan mendukung RANSVerse. VC Gamers, misalnya, yang akan merilis token untuk NFT pada game metaverse Raffi tersebut.

“Proyek metaverse ini kan powered by VCGamers dan Upbanx. Di sinilah kami membentuk ekosistemnya. Jadi, RANS, VC Gamers, dan Upbanx ini adalah tiga pilar untuk satu fondasi yang sama,” Wafa menjelaskan.

Dalam rencana besarnya, perusahaan mereka berdua juga akan membentuk ekosistem bagi pihak yang ingin merilis NFT collection, play to earn games, token, dan lain sebagainya. “Akan digenjot tahun ini,” ujarnya.

Adapun menurut roadmap perusahaan, kata Wafa, Upbanx akan terus memperkuat kolaborasi antara influencer dan brand di platformnya, serta memperkuat layanan keuangannya. Ia pun optimistis model bisnisnya ini akan berkelanjutan, karena jumlah influencer atau content creator lainnya akan terus bermunculan.

“Tumbuh kembang Upbanx akan bergantung pada seberapa banyaknya influencer bermunculan, dan saya tidak meragukan ini karena mereka akan tumbuh terus jumlahnya. Mungkin yang berganti hanya platform dan produk, tetapi inti pekerjaan mereka tetap sama, yaitu membuat konten untuk menghibur orang,” tuturnya. (*)

Yosa Maulana

www.swa.co.id


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved