Technology Trends

Sistem Pendidikan Ideal di Era New Normal

Founder Kelas Pintar, Fernando Uffie

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, melalui Surat Keputusan Bersama (SKB) 4 menteri, baru saja mengeluarkan panduan pembelajaran tahun ajaran baru di masa pandemi COVID-19. Salah satu poin dalam panduan tersebut adalah larangan melakukan Kegiatan Belajar Mengajar tatap muka di 94% wilayah Indonesia yang berada di zona merah, orange, dan kuning. Di wilayah tersebut pembelajaran hanya boleh dilakukan secara online.

“Di masa pandemi COVID-19, kesehatan dan keselamatan stake holder pendidikan harus diutamakan. Pun demikian dengan pendidikan yang tidak boleh dihentikan. Untuk itu, kita perlu duduk bersama guna merumuskan solusi ideal untuk dunia pendidikan di era new normal,” jelas Hamzah, CEO Telset.id yang digandeng Aplikasi Kelas Pintar menyelenggarakan online talkshow bertema “Sistem Pendidikan Ideal di Era New Normal” (25/06/2020).

Founder Kelas Pintar, Fernando Uffie mengatakan pandemi COVID-19 bisa menjadi momen bagi dunia pendidikan untuk mempercepat proses transformasi ke pendidikan berbasis teknologi. “Transformasi dunia pendidikan bukan tentang menegaskan peran tenaga pendidik dan sekolah, tapi justru menguatkan peran masing-masing stake holder tersebut,” terang Uffie.

Menurutnya, pembelajaran online atau pun pendidikan berbasis teknologi sejatinya harus bisa mengakomodasi peran guru, sekolah dan orang tua dalam proses pendidikan siswa. Pembelajaran online juga harus bisa menghadirkan interaksi diantara mereka, untuk memastikan pendidikan karakter tetap berjalan meski dilakukan secara virtual.

“Solusi pembelajaran online idealnya tidak sekadar menjadi pusat literasi tapi juga menjadi platform yang bisa mengakomodasi sistem pembelajaran di sekolah. Dengan begitu, pembelajaran online bisa benar-benar menjadi solusi, karena comply untuk digunakan pada saat COVID-19 ataupun setelahnya,” tutur Uffie.

Kanya Muawanah, Kepala Sekolah SMPI AL Azhar 8 Kemang Pratama mengungkapkan sekolah itu ibarat sebuah orkestra di mana banyak unsur-unsur di dalamnya. Kita tidak bisa memaksakan satu unsur sangat berperan, sementara unsur yang lain dihilangkan. “Alhamdulillah kami di Al Azhar mendapat dukungan penuh dari yayasan (YPI Al Azhar) maupun SDM yang baik, kami memiliki guru-guru yang sudah siap.,” tuturnya.

Ia mengakui, pada bulan Maret saat dinyatakan harus PBJJ (Pola Belajar Jarak Jauh) sempat kebingungan mencari pola dan bentuk bagaimana memberikan pembelajaran yang baik ke siswa. Menurutnya sekarang YPI Al Azhar lebih siap. “Kami memulai dengan melakukan assesment terkait kemampuan IT para guru, memberikan pelatihan sesuai kemampuannya. Kami berharap semua SDM terutama guru sama-sama bergerak maju untuk bisa memberikan pelayanan terbaik,” terangnya.

Kedua, kurikulum. Di era new normal ini, lanjutnya, adalah masa adaptasi, masa pemulihan kualitas pembelajaran dengan berbagai penyesuaian. “Kami siapkan bagaimana pola pembelajaran, selain itu juga melakukan pemetaan materi. Jadi materi mana yang memang esensial dan harus diajarkan, dan materi-materi mana yang cukup diberikan penugasan. Jadi kini kami lebih siap,” ungkapnya.

Febriati Nadira, perwakilan orang tua murid berpendapat selain masalah kedisiplinan, mempertahankan kualitas pendidikan ke depan juga menjadi tantangan lainnya. Apalagi tidak semua orang tua memiliki perangkat atau pemahaman digital yang sama. “Mungkin kita di Jakarta secara sarana dan prasarana mendukung, tapi di tempat lain belum tentu. Jadi pekerjaan rumahnya lebih ke bagaimana dengan sistem pembelajaran saat ini semuanya bisa mendapatkan kualitas pendidikan yang sama,” kata wanita karir yang akrab disapa Ira ini.

Danang Andrianto, GM Mass Market Segment Product and Proposition Telkomsel, menjawab sebagian yang menjadi konsern Ira terhadap tidak meratanya kondisi jaringan data dan perangkat. Sebagai operator seluler, menurut Danang, Telkomsel telah pro aktif melalui langkah-langkah taktis, dalam hal ini dengan membuat 4 inisiatif, termasuk: memberikan akses paket data Rp.0 untuk 30GB dan bekerja sama dengan 10 aplikasi belajar, menyediakan free akses data ke 180 e-learning kampus, dan memberikan bundling paket Rp10 untuk memudahkan akses video conference. Baik CloudX, Umeetme, Microsoft Teams, Webex atau yang lainnya.

“Dengan adanya lonjakan trafik selama pandemi ini, Telkomsel mengambil langkah dengan melakukan expanding network. Meluncurkan 11.000 BTS. Mobilisasi peluncuran lebih ke residensial. Kita juga meluncurkan VoLTE, dengan ini pelanggan Telkomsel bisa browsing interet dan telepon secara bersamaan,” kata Danang.

Editor : Eva Martha Rahayu

www.swa.co.id


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved