Trends zkumparan

Startup Booking Hotel Online Naik Daun

booking onlie

Rishabh Singhi, COO RedDoorz

Penggemar jalan-jalan yang membutuhkan penginapan murah meriah kini tak perlu khawatir lagi. Akhir-akhir ini telah bermunculan startup yang menghubungkan pengguna mereka dengan berbagai budget hotel di Indonesia secara online. Sebut saja, ada RedDoorz, Airy Rooms, ZenRooms, Airbnb, dan Nida Rooms. Mereka mudah dihubungi dan menyebar ke seluruh penjuru. Di mana pun Anda akan menginap, tinggal browsing internet, beres. Kebutuhan siap di depan mata.

Wajar jika pemain booking hotel secara online ini semakin naik daun. Berdasarkan penelitian yang dilakukan Google, pasar pemesanan kamar hotel online di Asia Tenggara akan meningkat dari US$ 6,6 miliar di 2015 menjadi US$ 36,4 miliar di 2025, dengan peningkatan 19% setiap tahun.

Salah satu pemain yang agresif di sini adalah RedDoorz, brand dan platform layanan akomodasi terjangkau untuk hotel, resor, penginapan, apartemen, dan guesthouse dengan memberikan bantuan kepada pemilik akomodasi untuk menstandarkan layanan mereka. RedDoorz yang didirikan pada Juli 2015 oleh Amit Saberwal, mayoritas propertinya berada di Indonesia. Kini, RedDoorz telah membuka layanan di Singapura.

Rishabh Singhi, Chief Operating Officer RedDoorz, menjelaskan bahwa ada dua tantangan besar yang dialami sektor hospitality saat ini, terutama di Asia Tenggara, khususnya Indonesia. Pertama, discoverability. Pada dasarnya sulit untuk dapat menemukan hotel atau akomodasi tempat menginap secara online. Permasalahan ini sedang diatasi oleh berbagai travel agent online seperti Agoda, Booking.com, dan PegiPegi.com dengan membuat listing penyedia hotel atau penginapan secara online.

Kedua, predictability. Ketika pelanggan memesan hotel, guesthouse, apartemen, atau vila tertentu dalam segmen bujet, akan sangat sulit diprediksi layanan yang diberikan. Terkadang pengalaman menginapnya bisa baik atau bisa juga buruk. Dengan kisaran harga yang sama, kadang terdapat Wi-Fi gratis, kadang pula tidak ada. Ada yang menyediakan bathroom amenities, ada yang tidak. Ini menyebabkan pelanggan sulit menentukan di mana tempat yang tepat untuk menginap.

“Di sinilah RedDoorz hadir dengan menyediakan seluruh layanan yang terstandardisasi dalam setiap propertinya. Visi kami, memberikan akomodasi budget bermerek dengan standar pelayanan kualitas tinggi,” katanya.

Saat ini, RedDoorz bermitra dengan hotel bintang 5, bintang 3, resort, guesthouse, tempat kos, apartemen, dan vila. RedDoorz juga mengelola full property yang keseluruhan bangunannya adalah miliknya dan saat ini ada sekitar 50 properti yang dioperasikan penuh olehnya. “Kami memiliki perjanjian kerjasama yang berbeda-beda tergantung pada propertinya. Total partner kami sebanyak 550 di Indonesia. Dan, kami sudah mulai ekspansi ke Singapura dengan jumlah sekitar 20 properti,” ujar Rishabh Singhi.

Bagaimana strategi promosi dan pemasarannya? RedDoorz hadir hampir di segala kanal dan pelanggan bisa memesan langsung dari website dan aplikasi RedDoorz, ataupun melalui Agoda, Booking, PegiPegi, serta offline travel agent seperti Kaha Tour. “Kami menyasar leisure traveler dan business traveler karena portofolio properti cukup lengkap, mulai dari hotel bintang lima sampai guesthouse,” ungkapnya.

Untuk bersaing, RedDoorz mengklaim cukup berbeda dari pemain lain seperti Airbnb, karena pemain lain hanya bermain pada sisi discoverability. Sementara fokus RedDoorz adalah pada sisi predictability. RedDoorz sangat concern pada keseluruhan customer journey, mulai dari discovery pada pencarian online, proses booking, pengalaman menginap, layanan terstandardisasi, hingga layanan pascajual berupa RedCash atau loyalty point. Artinya, RedDoorz tidak hanya menitikberatkan pada saat menginap, melainkan keseluruhan pengalaman pelanggan.

Saat ini, pasar terbesarnya adalah di Pulau Jawa, terutama Jakarta. RedDoorz pun kini sudah hadir di Bandung, Yogyakarta, Semarang, Surabaya, dan Bali. “90% konsumen kami adalah penduduk Indonesia. Dan dari Juli 2015 sampai akhir 2016 kami telah tumbuh 11 kali lipat,” kata Rishabh Singhi menerangkan.

Pemain lainnya adalah ZEN Rooms, perusahaan startup milik Rocket Internet yang bergerak di bidang platform pemesanan hotel untuk wisatawan yang price-conscious. Pertama kali diluncurkan di Indonesia pada November 2015, ZEN Rooms kini telah berekspansi ke Thailand, Filipina, Sri Lanka, Singapura, dan Hong Kong.

Nikita Semenov, Direktur Pengelola & Co-Founder ZEN Rooms, menjelaskan bahwa kurang dari dua tahun pihaknya telah berhasil membangun leading budget hotel chain di Asia Tenggara. “Berdasarkan jumlah kamar, posisi ZEN Rooms berada di top 3 jaringan hotel di Indonesia dan 5 besar di seluruh wilayah dengan jaringan yang kuat di Filipina, Singapura, Thailand, dan Malaysia,” ujar pria berkebangsaan Rusia ini.

Saat ini, ZEN Rooms telah menggandeng lebih dari 1.000 mitra dengan lebih dari 7.000 kamar. Harga kamar di ZEN Rooms mulai dari Rp 99.000, dan pihaknya menjamin standar kualitas yang tinggi pada saat bersamaan yang merupakan kombinasi yang sangat langka di pasaran. “Peringkat kepuasan pelanggan kami di 8,0/10 di seluruh jaringan,” ungkap Semenov.

Ke depan, para pemain di industri akan terus mengembangkan bisnisnya. RedDoorz, misalnya, akan melakukan tiga jenis ekspansi. Pertama, ekspansi lokasi dengan menyasar daerah yang lebih meluas lagi di berbagai wilayah Indonesia. Kedua, ekspansi konsumen. Dan ketiga, ekspansi produk, dengan beragam properti yang ditawarkan.(*)

Reportase: Jeihan Kahfi Barlian/Riset: Hendi Pradika


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved