Trends zkumparan

Strategi Bank BTN Dongkrak Pertumbuhan Kredit

Maryono Direktur Utama Bank BTN (keempat dari kiri) bersama jajaran direksi Bank BTN disela-sela paparan kinerja per 30 Juni 2018, di kantor pusat Bank BTN, Jakarta.

Pertumbuhan kredit rata-rata industri perbankan yang tercatat oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencapai 10,26% yoy/year on year (data per Mei 2018), tapi hingga semester I/2018 pertumbuhan kredit Bank BTN di atas rata-rata industri, yaitu sekitar 19,14%. Harus diakui, di tengah sentimen kenaikan suku bunga kredit, PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. berhasil mencatatkan peningkatan penyaluran kredit mencapai Rp211,35 triliun naik dibandingkan semester pertama tahun lalu yang hanya Rp 177,40 triliun.

Peningkatan tersebut disebabkan oleh tumbuhnya kredit perumahan yang tumbuh 19,76% yoy atau menjadi sebesar Rp191,30 triliun. Diakui Maryono, Direktur Utama Bank BTN, KPR subsidi dan non subsidi memiliki porsi lebih dari 73,5% dari total kredit keseluruhan masih menjadi penggerak utama laju pertumbuhan kredit Bank BTN, dimana KPR subsidi yang tumbuh paling tinggi atau sebesar 30,26% (yoy) menjadi Rp 83,36 triliun,sementara KPR non subsidi tumbuh 13,4% (yoy).

Sebagai pemimpin di pasar KPR, Bank BTN menguasai pangsa pasar KPR nasional sebesar 37,47% dan menjadi penyalur terbesar diantara perbankan lain untuk KPR Subsidi sebesar 94,12%.

Terkait Program Satu Juta Rumah, per Juni 2018, diakui Maryono, Bank BTN sudah menyalurkan KPR untuk 423.303 unit rumah dengan nilai Rp 38,4 triliun baik dalam bentuk KPR subsidi maupun non subsidi. Dari keseluruhan penyaluran KPR tersebut, 307.360 unit diantaranya berbentuk kredit konstruksi perumahan. Adapun khusus untuk KPR subsidi Bank BTN sudah mendistribusikan pinjaman untuk 297.044 unit rumah dengan nilai Rp17,15 triliun.

Hingga Semester I/2018 Bank BTN mengucurkan KPR subsidi dengan skema Subsidi Selisih Bunga (SSB) dan bantuan uang muka. Bank BTN pada semester II tahun ini akan mengalirkan kredit dengan skema Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP). “Dengan adanya FLPP tersebut diharapkan akan meningkatkan kapasitas kredit,” kata Maryono.

Selain itu, di sektor kredit konstruksi perumahan, Bank BTN mencatatkan pertumbuhan kredit konstruksi sebesar 17,03% yoy atau sebesar Rp 27,60 triliun yang mengalir untuk para pengembang perumahan. Sedangkan untuk kredit non perumahan, Bank BTN merealisasikan pertumbuhan kredit sebesar 13,49% yoy menjadi Rp 20,05 triliun dengan kontribusi terbesar dari kredit komersial sebesar Rp 15,49 triliun sedangkan kredit konsumer mencapai Rp 4,5 triliun per Juni 2018. “Semester kedua kami akan terus menggenjot kredit perumahan untuk mengejar target kredit kami tahun ini yang diharapkan dapat tumbuh di atas 20%,” kata Maryono.

Untuk menjaga laju pertumbuhan kredit, Bank BTN ini terus memupuk Dana Pihak Ketiga (DPK). Pada semester pertama tahun ini, DPK Bank BTN menembus Rp 189,63 triliun atau naik 19,17% yoy dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Pertumbuhan simpanan Bank BTN tersebut berada jauh di atas rata-rata pertumbuhan industri perbankan.

Data OJK per Mei 2018 menunjukkan, DPK industri perbankan nasional hanya tumbuh sebesar 6.47% yoy. Pada struktur pendanaan Giro dan Tabungan masing-masing mencapai Rp48,63 triliun dan Rp39,46 triliun dengan pertumbuhan masing-masing 16,55% yoy dan 19,44% yoy.

Dari sisi laba bersih, hingga semester I/2018, Bank BTN membukukan laba bersih sebesar Rp1,42 triliun, atau naik 12,01% yoy. Hal ini didorong oleh kenaikan pendapatan bunga bersih yang melaju 12,98% yoy menjadi Rp 4,77 triliun.


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved