Business Research Trends zkumparan

Survei PwC: Pandemi Mengubah Perilaku Konsumen

Kategori produk yang dibeli konsumen Indonesia sebelum dan setelah adanya pandemi Covid-19.

Hasil survei Global Consumer Insights 2020 PricewaterhouseCoopers (PwC) bertajuk “Before and After the Covid-19 Outbreak” mengungkapkan, pandemi dan aturan pembatasan jarak sosial yang diterapkan telah menyebabkan perubahan mendasar dalam cara konsumen bekerja, berkomunikasi, makan, dan menjaga kesehatan mereka.

“Konsumen telah beradaptasi dalam cara berbelanja dengan aturan pembatasan jarak sosial yang diberlakukan akibat virus korona. Hal itu telah mempengaruhi konsumen dalam semua aspek kehidupan, termasuk dalam membeli kebutuhan sehari-hari,” ujar Peter Hohtoulas, Retail and Consumer Advisor di PwC Indonesia dalam konferensi pers secara virtual (13/08/2020).

Dalam hal pengeluaran, lima besar peningkatan belanja konsumen Indonesia adalah produk kesehatan (77%), bahan makanan (67%), hiburan & media (54%), pengambilan/pengiriman makanan (47%), dan DIY/perbaikan rumah/berkebun (32%).

“Menariknya, meskipun 65% konsumen Indonesia mengalami penurunan pendapatan rumah tangga, kami menemukan bahwa 64% konsumen Indonesia optimis tentang masa depan dan akan menghabiskan lebih banyak pendapatan rumah tangga mereka,” tambahnya.

Kemudian, meski toko fisik masih menjadi pilihan utama dalam berbelanja kebutuhan harian, lebih dari sepertiga konsumen (35%) sekarang membeli makanan secara online, di mana 86% dari konsumen yang berbelanja online berencana untuk terus melakukannya bahkan setelah aturan pembatasan jarak sosial dihapuskan.

Untuk barang-barang selain makanan, sebelum pandemi terjadi, berbelanja di toko fisik lebih dominan daripada berbelanja secara online, di mana 47% konsumen mengatakan bahwa mereka berbelanja di toko fisik setiap hari atau setiap minggu, dibandingkan dengan yang berbelanja melalui ponsel (30%), komputer (28%) dan smart voice assistants (15%).

Sejak saat itu, belanja online untuk barang-barang selain makanan mengalami peningkatan yang substansial (ponsel 45%; komputer 41%; perangkat tablet 33%), tren ini sangat menonjol di Tiongkok dan Timur Tengah, di mana 60% dan 58% dari responden masing-masing mengatakan bahwa mereka sudah mulai lebih sering berbelanja melalui ponsel mereka.

Pentingnya hubungan, komunitas, perawatan diri yang menjadi jelas 59% dari konsumen milenial dan 57% dari konsumen yang mempunyai anak, menempatkan fokus yang lebih besar pada kesejahteraan mereka dibandingkan kelompok lain.

“Fokus pada perawatan diri telah meningkat, di mana 51% konsumen perkotaan setuju atau sangat setuju bahwa mereka lebih fokus menjaga kesehatan kesejahteraan dan mental mereka, serta kesehatan fisik dan pola makan sebagai akibat dari pandemi Covid-19,” terang Peter.

Penduduk kota yang disurvei setelah wabah juga berpandangan bahwa keselamatan dan keamanan serta perawatan kesehatan sama pentingnya bagi kualitas hidup mereka seperti prospek pekerjaan, dimana 49% dan 45% responden masing-masing mengatakan demikian, dibandingkan dengan 45% yang menjawab bahwa pekerjaan lebih penting.

Konsumen dan keberlanjutan penelitian pun menunjukkan penerimaan yang nyata pada keberlanjutan dan rasa kewajiban sebagai warga negara. Sebagai contoh, dalam hasil survei yang diambil sebelum pandemi, 45% responden global mengatakan bahwa mereka menghindari penggunaan plastik jika memungkinkan.

Sementara 43% mengharapkan agar pelaku bisnis bertanggung jawab atas dampak bisnis mereka terhadap lingkungan, dan 41% mengharapkan agar peritel meniadakan kantong dan kemasan plastik untuk produk-produk konsumsi yang cepat rusak (perishable items).

“Menariknya, ketika konsumen disurvei tentang siapa yang paling bertanggung jawab untuk mendorong perilaku berkelanjutan di kota mereka, 20% memilih ‘saya, konsumen’ sementara 15% memilih ‘produsen atau pabrikan’,” lanjut dia.

Sementara itu, ketika konsumen disurvei tentang kesediaan mereka untuk berbagi data, 49% menyatakan kesediaannya untuk memberikan data mereka jika memang dapat membantu meningkatkan kualitas kota mereka.

Adapun hasil dari responden Indonesia menunjukkan bahwa setelah wabah Covid-19, lebih dari 50% konsumen Indonesia mengatakan pekerjaan dan keterjangkauan biaya hidup adalah fitur terpenting bagi masyarakat perkotaan, sedangkan responden global memilih keselamatan dan kesehatan.

Selain itu, 68% konsumen Indonesia terbuka untuk membagikan data konsumen pribadi mereka jika hal itu membantu meningkatkan kota mereka yang jauh lebih besar dibandingkan dengan 49% responden secara global.

Global Consumer Insights Survey adalah survei konsumen global ke-11 yang telah dilakukan secara berturut-turut oleh PwC. PwC melakukan dua survei online secara terpisah.

Survei pertama mengumpulkan jawaban dari 19.098 konsumen dari 27 negara atau wilayah dan 74 kota antara bulan Agustus dan September 2019. Survei kedua mengumpulkan jawaban dari 4.447 konsumen dari 9 negara atau wilayah dan 35 kota antara bulan April dan Mei 2020.

Editor : Eva Martha Rahayu

www.swa.co.id


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved