Technology Trends zkumparan

Tahapan Penting Design Thinking Sebelum Ciptakan Inovasi Produk

Product Design Lead Tokopedia, Dicki Dahrurozak.

Dalam desain produk, dikenal istilah ‘Design Thinking’ sebelum seorang desainer mengembangkan suatu produk, yaitu pendekatan yang berfokus pada pengguna dengan mengintegrasikan kebutuhan antara pengguna, teknologi dan kepentingan bisnis.

Product Design Lead Tokopedia, Dicki Dahrurozak menyampaikan, seorang desainer perlu melihat apa yang sedang dibutuhkan oleh pasar atau konsumen (desirability). Selain itu, melihat apa yang sedang dibutuhkan oleh perusahaan (viability), dan melihat apakah teknologi yang ada sudah mumpuni untuk merealisasikan kebutuhan tersebut (feasibility).

“Penting untuk mengetahui target audiens yang ingin dituju karena desain sebuah produk akan mengikuti tren atau perilaku dari penggunanya,” ujar Dicki dalam workshop ‘Mengenal Product Design Lebih Jauh bersama Tokopedia’ secara virtual, Rabu (28/07/2021).

Menurutnya, Design Thinking menjadi penting karena memiliki beberapa tujuan. Pertama, untuk memecahkan kebutuhan manusia yang konkret. Kemudian, untuk menangani masalah yang ambigu atau sulit didefinisikan sehingga mengarah pada solusi yang inovatif. Terakhir, dapat membuat organisasi berjalan lebih cepat dan efisien.

Dicki pun membagikan lima tahapan (The Five Stages) yang perlu dilakukan dalam kerangka ‘Design Thinking’ sebelum menciptakan suatu inovasi produk. Tahapan ini berguna dalam mengatasi masalah dengan memahami kebutuhan pengguna yang terlibat, membingkai ulang masalah dengan pendekatan yang berfokus pada pengguna, menciptakan banyak ide dalam sesi brainstorming, serta mengadopsi pendekatan langsung dalam prototipe atau pengujian.

Pertama, empathize. Salah satu cara untuk mengamati konsumen bisa melalui survei dengan menanyakan kepuasan mereka terhadap suatu produk, seperti apa yang mereka suka, mengapa memilih produk tersebut dan sebagainya. “Berempati dengan kebutuhan pengguna, khususnya di tengah pandemi, sangat membantu dalam menciptakan inovasi produk yang relevan. Fitur ‘pakai promo’ di Tokopedia misalnya, diharapkan tidak hanya membantu masyarakat memenuhi kebutuhan harian dari rumah dengan mudah tetapi juga terjangkau dan efisien,” jelas Dicki.

Kedua, define. Tentukan masalah yang ingin dipecahkan dan pikirkan kesulitan yang dihadapi pengguna. Misalnya, dalam menemukan promosi yang cocok dan dapat digunakan dengan mudah saat berbelanja. Selanjutnya, gunakan informasi ini sebagai panduan dalam berinovasi.

Ketiga, ideate. Dalam membuat halaman gunakan promo, sangat penting untuk bertukar pikiran dengan orang lain untuk menemukan berbagai cara memecahkan kendala yang dialami pengguna. “Carilah ide sebanyak mungkin. Misalnya dengan melibatkan tim User Interface (UI) atau User Experience (UX) dalam proses riset agar dapat berkolaborasi dan menghasilkan solusi yang sesuai dengan kebutuhan pengguna,” tambah Dicki.

Keempat, prototype. Mengubah ide menjadi solusi nyata dengan membuat prototipe sangat berguna dalam melihat bagaimana respon target audiens kita. Hal ini dapat dilakukan dengan membuat prototipe halaman atau fitur khusus dalam platform sebelum waktu peluncuran.

Kelima, test. Amati interaksi konsumen terhadap prototipe produk yang baru saja dibuat. Fase pengujian ini merupakan tahapan pengumpulan umpan balik dari terhadap pekerjaan desainer produk. “Seorang desainer membutuhkan ide kreatif, meluangkan waktu untuk mengeksplorasi dan melakukan tes serta uji coba terhadap rancangan produknya, hingga menciptakan sebuah produk yg tepat guna dan tepat sasaran,” tutur Dicki.

Ia pun mengungkapkan bahwa dalam menciptakan atau mengembangkan inovasi yang bermanfaat bagi pengguna Tokopedia, Nakama (karyawan) Tokopedia mengedepankan 3 DNA, yaitu on Consumer, Growth Mindset, dan Make it Happen, Make it Better.

Editor: Eva Martha Rahayu

www.swa.co.id


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved