Business Research Trends

Tahun 2018 Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Capai 5,5%

Tahun 2018 Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Capai 5,5%

Pada tahun 2018, pertumbuhan ekonomi Indonesia diperkirakan akan naik secara stabil dari 4,8% di 2015 menjadi 5,5% di tahun 2018. Namun, kenaikan ini masih bergantung pada kenaikan investasi publik dan suksesnya perbaikan iklim investasi di Indonesia. Prospek naiknya pertumbuhan ekonomi juga diperkirakan akan terjadi di Filipina dan Malaysia.

Victoria Kwakwa, Wakil Presiden Bank Dunia untuk kawasan Asia Timur dan Pasifik,

Victoria Kwakwa, Wakil Presiden Bank Dunia untuk kawasan Asia Timur dan Pasifik,

Menurut Victoria Kwakwa, Wakil Presiden Bank Dunia untuk kawasan Asia Timur dan Pasifik, proyeksi pertumbuhan kawasan berkembang Asia Timur dan Pasifik akan tetap positif meskipun pertumbuhan global lemah. Hal ini karena negara-negara tersebut bisa mengimbangi dengan konsumsi dosmetik dan investasi yang kuat.

Ia melihat bahwa tantangan jangka panjangnya adalah meneruskan pertumbuhan yang ada, membuatnya menjadi inklusif, dengan mengurangi kesenjangan penghasilan dan akses layanan umum. Pertumbuhan ini bergantung pada berbagai resiko besar. Pengetatan keuangan global, pertumbuhan global yang terus melambat atau perlambatan di Tiongkok yang datang lebih awal dari yang sudah diantisipasi, akan menjadi cobaan terutama untuk ketahanan Asia Timur.

Hal ini bisa diantisipasi dengan mengedepankan reformasi di sektor korporat dan mengelola pertumbuhan kredit di Tiongkok. Selain itu pemerintah juga diharapkan untuk mengurangi penumpukan risiko eksternal dan domestik di perekonomian besar lainnya. Pemerintah juga harus bisa menjaga ketahanan fiskal dan memperluas sumber pendapatan di kawasan, terutama untuk penghasil komoditas.

Strategi jangka panjanganya yaitu dengan mempromosikan pertumbuhan inklusi. Untuk Tiongkok misalnya, direkomendasikan untuk mengurangi kemiskinan dengan memperbaiki akses layanan umum. Hal ini dilakukan untuk para penduduk desa dan kaum migram yang terus bertambah kedaerah perkotaaan.

Kedua, untuk negara lain seperti Indonesia, perlu mengatasi kesenjangan infrastruktur dengan menyeimbangkan kembali pengeluaran publik, meningkatkan kerjasama public, dan swasta serta memperbaiki efisiensi manajemen investasi publik. Selain itu tingginya tingkat malnutrisi paa anak-anak di banyak negara menyebabkan defisit kesehatan.

Tingginya kondisi malutrisi terjadi di banyak negara bahkan negara kaya sekalipun. Oleh karena itu di program pembangunan anak usia dini dan intervensi micronutrient sangat dianjurkan. Negara-negara tersebut juga diharapkan untuk bisa mempertajam potensi teknologi dalam mentrasformasi pelayanan keuangan dan meningkatkan inklusi keuangan.

“Kawasan Asia Timur dan Pasifik seperti Indonesia secara teknologi sudah cukup maju, dengan tingkat penetrasi penggunaan telepon selular yang cukup tinggi. Namun masih tertinggal dalam hal layanan keuangan,” jelas Victoria.

Oleha karena itu dalam mengambil keuntungan dari inovasi keuangan, negara-negara tersebut harus memperkuat kerangka hukum dan undang-undang serta mempertegas perlindungan konsumen. Hal ini dilakukan untuk memperbaiki infrastruktur seluruh kawasan, mengurangi malnutrisi anak, dan mempertajam potensi teknologi untuk menumbuhkan inklusi finansial.


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved