Technology

Ambisi Telkomsigma Bangun Infrastruktur Berbasis Digital

Ambisi Telkomsigma Bangun Infrastruktur Berbasis Digital

Lesunya kondisi perekonomian nasional tahun 2015 memaksa dunia usaha untuk tetap survive. Berbagai cara ditempuh demi mencapai target bisnis. Termasuk Telkomsigma yang mengalami transformasi bisnis tahun lalu. Anak perusahaan Telkom ini tetap tetap mendapat proyek dari berbagai industri dan pemerintah, sehingga target tercapai.

Telkomsigma

Judi Achmadi, CEO Telkomsigma

Strateginya, kondisi bisnis dijaga tetap kondusif dengan menjalin soliditas kerja maksimal di seluruh kalangan usaha dan manajemen, semakin mendorong peningkatan kinerja yang signifikan. Hasilnya, Telkomsigma tumbuh fantastis hingga 10 kali lipat sejak tahun 2010 — saat diakuisisi oleh Telkom – hingga tahun 2015.

“Selama tahun 2015 saja, bisnis Telkomsigma tumbuh 40% dibandingkan tahun 2014. Sedangkan industri hanya naik 20% pada 2015,” jelas Judi Achmadi, CEO Telkomsigma. Kenaikan 40% itu, lanjut Judi, sumber pendapatannya disokong oleh bisnis sistem integrasi 50%, data center 35% dan managed services 15%.

Sejak tahun 2014 Telkomsigma lebih banyak melayani klien dari private company dengan komposisi 60%, sedangkan sisanya 40% di proyek pemerintahan.

Untuk mencapai visi Telkomsigma sebagai The King of IT Service Company in the Region, perseroan akan lebih agresif dalam membangun infrastruktur berbasis digital untuk berbagai industri di Indonesia. Saat ini Telkomsigma tidak hanya dipercaya di lingkungan Grup Telkom, tapi juga bekerja sama dengan lebih dari 500 perusahaan sebagai mitra bisnis.

Pencapaian di 2015, Telkomsigma telah menjalin sinergi dan kolaborasi dengan komunitas Forum IT BUMN. Kolaborasi itu memberi kesempatan kepada Telkomsigma untuk berkontribusi dan terus berinovasi dalam memberikan solusi ICT berupa sistem yang terintegrasi bagi penyedia fasilitas umum.

Sinergi yang telah terjalin saat ini seperti Commuterline dan e-ticketing untuk PT KAI, Aplikasi perizinan online untuk Kementerian Perhubungan (Kemenhub) di mana Kementerian Perhubungan mengandalkan data center milik Telkomsigma (layanan “Always On” – AON) untuk proses perizinan rute penerbangan, izinan usaha, izin terbang dan pengaturan slot secara online, dan aplikasi Machine to Machine (M2M) untuk Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo).

Telkomsigma juga telah mendukung bisnis PT Indonesia Asahan Aluminium, Telkomsigma sebagai implementor SAP dengan menyediakan tenaga konsultan yang berpengalaman di bidangnya serta mendukung Dinas Pelayanan Pajak DKI dengan solusi berbasis ICT untuk Alat Online Sistem Wajib Pajak. Dan masih banyak inisiatif strategis lainnya yang mendukung pencapaian ini.

Agenda bisnis ke depan

“Tahun 2016 ini Telkomsigma menargetkan revenue di atas Rp3 triliun. Kontribusi pendapatan itu komposisinya bersumber dari sistem integrasi 45%, data center 40% dan managed services 15%,” ungkap Judi.

Telkomsigma2

Dijelaskan Judi, tahun 2016 Telkomsigma siap mendukung pemerintah dalam membangun infrastruktur berbasis digital. Hingga kini, Telkomsigma memiliki 50 macam produk. Dari jumlah tersebut, sebanyak 20-25 macam produk merupakan buatan Telkomsigma sendiri. Dan sebanyak 10 produk sebagai produk unggulan Telkomsigma yang berkontribusi signifikan dalam mencetak laba perusahaan.

Betul, tahun 2016 Telkomsigma memiliki target pencapaian triple double digit dengan berbagai distruptive program, di antaranya Aplikasi RITS (On Customer Budget), Manage All (IT Outsource), Data Center Tier 2 (Add-On Connectivity). Semua hal ini didukung penuh oleh seluruh stakeholder, terutama oleh Telkom Indonesia sebagai induk perusahaan.

Peluang tahun 2016 semakin terbuka lebar untuk bisnis Telkomsigma, setidaknya ada dua hal yang mendasarinya. Pertama, regulasi pemerintah sangat berpihak dalam mengembangkan sistem IT yang handal baik di lingkungan BUMN ataupun pemerintahan. Kedua, kondisi sistem IT yang ada saat ini masih sangat memerlukan sentuhan perubahan, baik dalam aplikasi maupun infrastruktur IT. “Kami yakin Telkomsigma akan tetap menjadi yang terbaik,” Judi meyakinkan dengan optimistis.

Menariknya, tahun 2016 ini boleh dibilang tahun akuisisi bagi Telkomsigma. Mengapa? Pasalnya, tahun ini setidaknya tiga perusahaan data center akan diakuisisi oleh perseroan, sehingga akan mengukuhkan Telkomsigma sebagai ‘raja data center” di Indonesia. Ketiga perusahaan itu terdiri dari: satu perusahaan sistem integrasi dan dua perusahaan managed services.

“Salah satu perusahaan yang diakuisisi Telkomsigma pada Januari 2016 adalah perusahaan cyber data center yang sahamnya dibeli 55%. Perusahaan ini nanti akan kami jadikan perusahaan yang mengelola data center tier 2 untuk internet provider,” Judi menguraikan.

Selain perusahaan data center, Telkomsigma juga hendak mengakuisisi perusahaan public cloud. “Semua dana akuisisi berasal dari internal Telkomsigma. Untuk alokasi belanja modal (Capex) 2016 kami siapkan 25%,” ujar Judi seraya mengatakan untuk private cloud sudah habis digunakan BUMN.

Ke depan, Telkomsigma juga melakukan perubahan strategi pemilihan proyek. Jika sebelumnya Telkomsigma banyak menggarap proyek sekali terima pembayaran atau langsung putus, maka nantinya akan dikurangi. “Sebaliknya, kami akan memperbanyak proyek yang pembayarannya bisa dipecah hingga jangka 5 tahun. Jadi, tidak sekali putus,” dia menegaskan. Belakangan ini Telkomsigma lebih banyak menggarap proyek dari sektor industri konstruksi dan transportasi. (EVA)


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved