Technology Trends zkumparan

Arogya Bantu Optimalisasi Supply Chain RSUI Lewat Teknologi AI

Arogya Bantu Optimalisasi Supply Chain RSUI Lewat Teknologi AI
Penandatanganan kerja sama Arogya.ai dengan RSUI dan ILUNI UI. (foto: Jeihan Kahfi/SWA)

Manajemen persedian barang merupakan proses yang sangat penting dalam pengelolaan rumah sakit. Terlebih di tengah pandemi Covid-19, perencanaan dan pengelolaan supply chain dan pasokan obat secara akurat merupakan faktor kunci keberhasilan layanan kesehatan. Rumah sakit harus dapat mengelola barang secara optimal untuk menghindari pemborosan serta meningkatkan efisiensi terkait keterbatasan ruang dan anggaran.

Berangkat dari permasalah tersebut, Arogya.ai (PT Arogya Mitra Sejati), sebuah startup di bidang artificial intelligence menjalin kerja sama dengan Ikatan Alumni Universitas Indonesia (ILUNI UI) untuk mendukung operasional Rumah Sakit UI (RSUI). Startup yang didirikan oleh alumni UI ini menyediakan teknik berbasis analisis untuk mengotomatisasi keputusan pembelian melalui algoritma prediktif, preskriptif dan preventif.

“Arogya hadir memberikan solusi untuk membantu optimalisasi management supply chain layanan kesehatan di Indonesia. Order manager, inventory manager dan h-commerce yang diciptakan Arogya merupakan AI supply chain layanan kesehatan pertama di Indonesia dan diciptakan di Indonesia untuk layanan kesehatan Indonesia yang lebih baik,” kata Victor Fungkong, Founder dan CEO Arogya.ai, saat penandatanganan kerja sama Arogya.ai dengan RSUI dan ILUNI UI, di Depok, Jawa Barat, (5/11/2021).

Menurut Victor, Presiden Joko Widodo pada 2018 pernah menyampaikan agar rumah sakit bisa membangun sistem yang terintegrasi dan menjadi smart hospital, yang memanfaatkan teknologi inovatif secara ekstensif untuk meningkatkan kualitas perawatan dan pengalaman pasien sekaligus mengurangi biaya. Dalam konteks smart hospital itu, teknologi AI mampu mendukung manajemen supply chain memaksimalkan administrasi dan operasional rumah sakit. Apalagi betapa vitalnya supply chain dalam sistim pelayanan rumah sakit.

Riset Cardinal Health Survey tentang supply chain rumah sakit menyebutkan, 65 persen responden mengaku mengalami kejadian dokter terpaksa menunda prosedur operasi karena ketidaktersediaan obat atau alat medis yang dibutuhkan karena sistem purchasing kurang optimal.

“Kita juga melihat arus kas rumah sakit dipengaruhi perputaran stok obat-obatan dan peralatan medis. Semakin cepat perputaran stok, semakin lancar arus kas rumah sakit. Namun, sering kali purchasing rumah sakit melakukan proyeksi kebutuhan obat-obatan dan peralatan medis berdasarkan analisis statis, bukan analisis dinamik. Akibatnya, proyeksinya kurang akurat dan mengakibatkan overstock/understock. Dengan sistem order dan inventorymanagement berbasis AI, managemen rumah sakit sangat dibantu untuk dapat membuat keputusan pemesanan dan pembelian stok obat-obatan serta peralatan medis dengan akurat,“ jelas dia.

Direktur Utama RSUI dr. Astuti Giantini menyambut baik kerja sama dengan perusahaan teknologi Arogya.ai. Sebab pentingnya penggunaan teknologi untuk mendukung manajeman rumah sakit dalam meningkatkan layanan kesehatan. “Dukungan ini tidak hanya untuk masa pandemi, tapi berlanjut hingga masa post-pandemic di mana peranan teknologi semakin dibutuhkan,” tuturnya.

Menurut dr. Astuti, teknologi AI menghadirkan sistem yang terintegrasi dan lebih efisien. Mulai dari supply chain hingga administrasi, sehingga diharapkan teknologi ini dapat menekan biaya operasional yang lebih besar. “Ini juga menjadi langkah kesiapan RSUI untuk menjadi rumah sakit yang menerapkan digitalisasi di Indonesia guna mendukung Universal Health Coverage (UHC). RSUI berharap kolaborasi ini dapat berjalan efektif dalam upaya peningkatan layanan kesehatan yang terintegrasi dengan teknologi tinggi,” ujarnya.

Sementara, Andre Rahadian, Ketua Umum ILUNI UI, berpendapat inovasi teknologi di bidang kesehatan merupakan salah satu titik perhatian ILUNI. Sebab teknologi memiliki kekuatan besar untuk membantu tugas rumah sakit dan nakes di tengah pandemi. “Kerja sama ini yang merupakan hasil temu yang diharapkan dapat menjadi legacy di dunia kesehatan, meski bukan kali pertama. Salah satu fokus ILUNI UI adalah untuk menciptakan legacy yang dapat dimanfaatkan alumni, almamater dan masyarakat,” ujar Andre.

Editor : Eva Martha Rahayu

www.swa.co.id


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved