Technology Trends

Arsitektur Tanpa Server Memangkas Biaya

Foto : Istimewa

Arsitektur tanpa server (serverless architecture) merupakan model komputasi awan sebagai penyedia layanan untuk mengelola infrastruktur dan serve (pelandan) sehingga memungkinkan pengembang untuk fokus hanya pada penulisan kode. Dengan arsitektur tanpa server, maka developer tidak perlu khawatir tentang pengelolaan infrastruktur dasar, termasuk server, sistem operasi, atau konfigurasi jaringan. Sebagai gantinya, mereka dapat menyebarkan kode mereka pada platform penyedia dan membiarkan penyedia menangani penskalaan, keamanan, dan ketersediaan layanan.

Rahul Pradhan, VP Product Cloud Databases dari Couchbase menyampaikan, salah satu keuntungan utama dari arsitektur tanpa pelandaan adalah penghematan biaya, karena pengguna hanya membayar untuk waktu aktual kode mereka berjalan, daripada memelihara server yang mungkin kurang dimanfaatkan. “Selain itu, skalabilitas komputasi tanpa server bersifat otomatis, artinya penyedia dapat menangani peningkatan lalu lintas atau beban kerja yang tiba-tiba tanpa tindakan apa pun yang diperlukan dari pengembang,” ucap Rahul dalam keterangannya yang dilansir SWA Online pada Kamis (25/05/2023).

Berdasarkan laporan Gartner, komputasi tanpa pelandan mengubah cara bisnis membangun, menggunakan, dan mengintegrasikan aplikasi cloud-native, menghilangkan kebutuhan akan penyediaan dan manajemen infrastruktur. Arsitektur tanpa server ini memungkinkan pengembang untuk fokus pada penulisan dan pengoptimalan desain aplikasi, sehingga menghasilkan ketangkasan, elastisitas, dan efektivitas biaya bisnis yang lebih besar.

Kajian Mckinsey menyebutkan trifecta teknologi (software as a service, arsitektur tanpa server, dan open source code) membantu menyediakan bisnis dengan metode yang solid untuk meluncurkan ide baru dengan cepat, aman, dan dengan biaya lebih rendah. Masing-masing teknologi ini menawarkan manfaat yang signifikan, namun dengan gabungan ketiganya, akan memungkinkan bisnis untuk secara drastis menyederhanakan dan mempercepat proses pengembangan dan meningkatkan skala bisnis baru.

Saat ini, lanjut Rahul, banyak bisnis mengadopsi arsitektur tanpa server sesuai kebutuhan seiring dengan semakin besarnya data. Kebutuhan infrastruktur telah mengakibatkan industri condong ke arah desain dominan ini karena skalabilitasnya. Komputasi tanpa server terdiri dari dua komponen utama – abstraksi komputasi yang dikenal sebagai function as a service (FaaS) dan abstraksi infrastruktur backend dari database atau backend as a service (DBaaS/BaaS).

Rahul menjabarkan lapisan komputasi tanpa server adalah pendukung utama dari arsitektur tanpa server ini. Piranti ini menerima komunikasi dari gateway dan menjalankan logika bisnis tertentu sesuai dengan abstraksi yang disediakan oleh penyedia cloud.

Saat ini, FaaS populer seperti AWS Lambda, Google Cloud Functions, dan Microsoft Azure Functions telah berkembang sebagai platform komputasi utama. Ketersediaan dan skalabilitas horizontal dari arsitektur database terdistribusi seperti NoSQL telah memungkinkan fleksibilitas dan ketangkasan yang lebih besar untuk bisnis tanpa membebankan biaya operasional tersembunyi dan tambahan. Dengan penerapan database tanpa server, muncul sistem manajemen data tanpa server baru.

Swa.co.id


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved