Technology

Berikut Ini Beberapa Keunggulan LRT Jabodebek Di Banding MRT Jakarta

Oleh Editor
Rangkain Kereta LRT Jabodebek di Parkir di Stasiun Light Rail Transit (LRT) Cibubur, Harjamukti, Depok
Rangkain Kereta LRT Jabodebek di Parkir di Stasiun Light Rail Transit (LRT) Cibubur, Harjamukti, Depok (merdeka.com/Iqbal S. Nugroho)

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan yakin moda transportasi kereta layang ringan atau LRT akan mengungguli MRT. Sebab, sesuai dengan perencanaannya, teknologi penggerak LRT bakal setingkat lebih maju ketimbang kereta modern bikinan Jepang itu.“LRT nanti sudah lebih bagus dari MRT. Dari sisi teknologi sudah menggunakan generasi ketiga,” ujar Luhut saat meninjau proyek pembangunan LRT di Stasiun Harjamukti, Ahad, 13 Oktober 2019.

Teknologi generasi ketiga yang dimaksud Luhut ialah Grade of Automation atau GOA level 3. GOA 3 merupakan peremajaan dari teknologi GOA level 2 yang sudah lebih dulu diterapkan di sistem kereta MRT Jakarta

Selain lantaran teknologinya yang mutakhir, Luhut memuji LRT karena merupakan produksi anak bangsa. Berikut ini lima keunggulan dari LRT.

Sistem pengoperasian menggunakan GOA 3

Seperti kata Luhut, GOA 3 merupakan teknologi termutakhir yang disematkan untuk sistem penggerak kereta kota. GOA 3 memiliki sistem moving block yang memungkinkan kereta ini dioperasikan oleh sistem komputer secara real time sehingga tidak memerlukan masinis di dalam armada. Sedangkan ruang kendali mesin LRT dipusatkan seluruhnya di Operation Control Center atau OCC.

Teknologi GOA yang disematkan sebagai penggerak LRT Jabodebek lebih canggih ketimbang GOA MRT Jakarta saat ini. Sebab, teknologi GOA yang menjadi penggerak LRT berada satu level lebih tinggi ketimbang MRT. Bila LRT menggunakan GOA level 3, MRT masih memanfaatkan GOA level 2.

Pada sistem kendali MRT, keberadaan masinis masih diperlukan. Fungsinya ialah untuk mengoperasikan kereta seumpama ada gangguan. Masinis juga memiliki peran sebagai pembuka dan penutup pintu kereta.

Waktu tunggu hanya 3 menit

Lantaran menggunakan sistem moving block, Luhut meyakini sistem pengoperasian LRT akan lebih efektif. LRT akan bergerak tepat waktu dengan penjadwalan yang sistematis. Karena itulah, LRT bakal mampu mempercepat waktu tunggu atau headway hingga kurang dari 3 menit. Sedangkan headway MRT rata-rata masih berkisar 5-10 menit.

Harga tiket diperkirakan lebih murah

Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi memperkirakan harga tiket LRT untuk semua rute berkisar Rp 12 ribu. “Harga Rp 12 ribu itu sudah subsidi. Kalau harga komersialnya kan Rp 25 ribu,” kata Budi Karya. Dengan demikian, pemerintah berencana menggelontorkan subsidi melalui public service obligation sebesar 50 persen. Adapun harga tiket LRT ini rencananya akan berlaku untuk semua jurusan.

Harga tiket LRT tergolong lebih murah ketimbang MRT. Saat ini, harga tiket MRT untuk rute terjauh Lebak Bulus-Bunderan Hotel Indonesia dipatok sekitar Rp 16 ribu.

Buatan dalam negeri

Sarana LRT dibangun oleh perusahaan dalam negeri, yakni gabungan PT Industri Kereta Api atau INKA dan PT LEN Industri Persero. INKA akan memproduksi sekitar 31 trainseat atau 31 rangkaian gerbong untuk proyek LRT tahap pertama Cibubur-Dukuh Atas. Luhut memperkirakan, tingkat komponen dalam negeri atau TKDN untuk proyek LRT Cibubur-Dukuh Atas ini mencapai 60 persen.

Mengangkut 1.308 orang per perjalanan

Luhut memastikan masing-masing gerbong kereta LRT dapat mengangkut lebih dari 200 penumpang. Seumpama LRT memiliki enam gerbong dalam satu rangkaiannya, ia menghitung tiap-tiap rangkaian akan mengangkut maksimal 1.308 orang untuk kondisi padat. Sedangkan pada kondisi lengang, LRT akan mengangkut 750 orang per perjalanan.

Sumber: Tempo.co


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved