Technology Trends

CEO Desty : Go Digital Hanya Butuh 5 Menit

CEO Desty : Go Digital Hanya Butuh 5 Menit
Mulyono Xu, Co-founder and CEO Desty

Di era digital ini, ternyata masih banyak pelaku bisnis, terutama UKM (Usaha Kecil Menengah) juga para penggiat pemasaran, merek dan influencer memiliki kendala memanfaatkan kanal digitalnya dengan tepat. Untuk itulah platform Desty hadir sejak Oktober 2020.

Desty menyediakan platform yang memungkinkan para penjual masa kini untuk go digital hanya dalam waktu lima menit. Desty adalah platform digital yang membantu penjual (merchant), influencer, dan kreator untuk membuat sebuah destinasi online guna memasarkan dan menjual produk mereka. Pengguna Desty dapat membuat situs mini untuk diletakkan pada tautan di bio media sosial ataupun membangun toko online hanya dalam beberapa menit, secara gratis. Diluncurkan pada Oktober 2020, startup ini bertumbuh pesat menjadi penyedia tool social commerce di Indonesia dengan ratusan ribu pengguna.

Didirikan oleh para ahli teknologi dari Indonesia dan Tiongkok, Desty mengumpulkan keahlian perusahaan teknologi raksasa seperti Alibaba, Facebook, Google, JD, dan Canva. Dengan Co-founder dan CEO Mulyono Xu adalah salah satu veteran e-commerce di Indonesia yang pengalaman bertahun-tahun bersama Alibaba Group, yang dilengkapi oleh keahlian uniknya sebagai mantan investor teknologi. Mulyono memimpin Desty bersama Co-founder dan COO Bill Wang, yang memiliki 17 tahun pengalaman e-commerce di bawah Alibaba Group.

Berikut wawancara khusus SWA Online dengan CEO Desty, Mulyono Xu:

Bisa diceritakan singkat perjalanan karier sebelum membangun Desty. Apa latar belakang pendidikannya?

Saya lahir dan menghabiskan masa kecil di Aceh. Bersyukur saya mendapat kesempatan untuk berkuliah di Hangzhou, Tiongkok di Universitas Zhejiang pada tahun 2003 jurusan ekonomi. Saat di sana saya sangat tertarik mempelajari perkembangan dunia startup yang pada saat itu sudah mulai banyak dan gencar di sana.

Saya pun mulai membangun kariernya di sana, seperti Huawei, dan pada akhirnya berpindah ke Alibaba di saat perusahaan tersebut masih tergolong baru. Selama di Alibaba inilah saya fokus untuk mempelajari mengenai dunia startup khususnya e-commerce selama kurang lebih 5 tahun.

Apa saja prestasi karier/kerja Anda? Apa catatan terbaiknya?

Setelah lulus, saya membangun karier di beberapa perusahaan Tiongkok. Dimulai dari Alibaba, saya dipercaya untuk memegang pasar Indonesia sebagai AliExpress Country Manager. Kemudian saya pun mulai dipercaya untuk terlibat di beberapa proyek besar Alibaba, salah satunya adalah akuisisi Lazada di Indonesia, M&A Alibaba Asia Tenggara dan Kemitraan Strategis seperti Lazada, Tokopedia, Daraz, dan lainnya.

Karier mulai melejit sejak itu hingga dipercaya untuk mengambil peran yang lebih besar sebagai Country Manager Taobao Malaysia yang lebih berfokus dalam kegiatan operasional dan C-Level Lazada Indonesia.Kemudian, saya memutuskan kembali ke indonesia karena melihat perkembangan dunia startup yang mulai berkembang.

Pada kembalinya saya ke Indonesia, saya masih melanjutkan karier di industri investasi startup bersama dengan BAce Capital sebagai Managing Director yang sukses memimpin 4 kesepakatan series A dan beberapa kesepakatan tahap awal di wilayah tersebut. Selanjutnya saya bergabung bersama dengan EV Growth sebagai Vice President of Investment.

Kemudian, melihat perkembangan e-commerce di Indonesia yang pesat, dan sedang gencarnya mendapat dukungan oleh pemerintah Indonesia, saya bersama dan rekan saya Bill Wang mendirikan Desty, sebuah startup social ecommerce, mampu meraih pendanaan pra-seri A lanjutan senilai US$ 5 juta yang dipimpin oleh East Ventures (Growth Fund) dengan partisipasi dari Jungle Ventures dan investor terdahulu, yaitu Fosun RZ dan January Capital.

Modal ini merupakan dana tambahan yang diberikan investor setelah Desty meraih US$ 3,2 juta dalam ronde pra-seri A yang dipimpin oleh 5Y Capital pada Juli 2021.

Bagaimana Anda melihat Desty dapat merubah digitalisasi di Indonesia?

Desty memberikan solusi kepada para merchants di dua bagian yaitu display produk pada Desty Page,dan melalui business operation melalui Desty Omni, Desty Store, dan Desty Menu. Setiap produk Desty di integrasi satu sama lain yang menghasilkan super app. Ini adalah fundamental dari bisnis yang kami jalankan yaitu mengintegrasi satu produk dengan yang lain.

Bagaimana Anda melihat digitalisasi bisnis Indonesia dibandingkan dengan 5 tahun lalu?

Jaringan 4G dan para Venture Capital telah mecapai proses scaling 0-1 dari digitalisasi Indonesia. Saat ini kami telah berada di proses 1-100 yang memerlukan sistem dan infrastruktur yang lebih memadai oleh karena itu Desty sedang melakukan hal itu.

Editor : Eva Martha Rahayu

Swa.co.id


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved