Technology

Digiserve, Menangkap Kenaikan Permintaan Managed Solutions untuk Industri

Digiserve, Menangkap Kenaikan Permintaan Managed Solutions untuk Industri
Team Digiserve.

Digiserve merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang ICT managed solutions. Setelah sahamnya dimiliki penuh oleh PT Telkom Indonesia Tbk. melalui TelkomMetra pada 1 September 2021, Digiserve tampaknya semakin percaya diri dalam memberikan pelayanan terbaik kepada pelanggan.

Sebelumnya, perusahaan yang didirikan pada 2014 ini bernama PT Teltranet Aplikasi Solusi (dikenal dengan nama Telkomtelstra), yang merupakan perusahaan patungan antara Telkom dan Telstra Australia. Pada 24 September 2021, perusahaan ini resmi berganti nama menjadi PT Digital Aplikasi Solusi, dengan corporate brand Digiserve by Telkom Indonesia.

Ahmad Hartono, Presdir Digiserve, menjelaskan bahwa adanya dukungan kuat dari Telkom Group membuat perusahaan makin percaya diri dalam menjawab tantangan tren pasar dan bisnis ICT managed solutions di Indonesia.

“Digiserve memahami bahwa perusahaan dan institusi di Indonesia berambisi untuk mempercepat proses transformasi digital,” katanya. “Untuk meningkatkan berbagai inovasi dan produktivitas, kami menggabungkan layanan utama kami dengan customer excellence untuk melihat tantangan di sisi pelanggan dari berbagai sudut.”

Menurut Ahmad, perusahaannya fokus pada lima produk portofolio dan layanan dalam mendukung transformasi digital. Yaitu, Managed Network Services (MNS), Managed Security Services, Managed Cloud Services, Unified Communication and Collaboration Services, dan Professional Services.

Ia menyebutkan, portofolio Managed Network Service diprediksi akan mendominasi, dengan kontribusi revenue sebesar 85,7%. Hal ini sejalan dengan peningkatan pasar SD WAN (Software-Defined Wide Area Network) dan strategi Telkom dengan memosisikan Digiserve sebagai single gateway untuk layanan MNS SD WAN. Menurutnya, ini salah satu layanan unggulan yang dihadirkan perusahaan karena pangsa pasarnya yang besar.

Peningkatan pasar SD WAN didorong oleh dampak pandemi Covid-19. Ini sejalan dengan riset yang dilakukan IDC, bahwa transformasi digital semakin dipercepat untuk memenuhi kebutuhan guna menyesuaikan dengan perubahan situasi akibat pandemi.

Dengan solusi SD WAN, Digiserve mampu menyimplifikasi WAN tradisional, di mana teknologi tersebut mengemas beberapa fitur terpenting dari perangkat yang dibutuhkan dengan mempertimbangkan hal-hal yang dibutuhkan perusahaan, seperti bandwidth management, performansi aplikasi, security, dan biaya. “Semuanya dalam satu solusi,” ujarnya.

Menurut Agus F. Abdillah, Direktur Sales & Operational Digiserve, tren customer and operational excellence menjadi fokus utama perusahaan. Untuk itu, langkahnya adalah modernisasi infrastruktur (termasuk cloud), optimalisasi connectivity dan digital workspaces, serta peningkatan kemampuan analitik dan keamanan. “Kami hadir menjadi solusi bagi perusahaan yang melakukan transformasi digital,” kata Agus.

Ia menjelaskan, ada sejumlah faktor dalam implementasi SD WAN di Indonesia. Pertama, migration to the cloud; infrastruktur digital seperti cloud telah menjadi fokus utama perusahaan dalam perjalanan transformasi digital.

“Digiserve memahami bahwa perusahaan dan institusi di Indonesia berambisi untuk mempercepat proses transformasi digital.”

Ahmad Hartono, Presdir Digiserve

Saat ini Digiserve memiliki 139 karyawan dengan kompetensi high skilled, dan 50 orang di antaranya telah memiliki lebih dari 81 jenis sertifikasi. Dari segi jaminan layanan, kata Ahmad, Digiserve mampu mempertahankan skor Service Level Agreement yang tinggi, sebesar 99,85% (melampaui standar 99,50%) dan berhasil memperoleh Net Promoter Score 73% (melebihi target 56%).

Kedua, optimization of network consistency; perusahaan membutuhkan konsistensi jaringan dengan arsitektur jaringan terbaik dalam organisasi, terutama bagi perusahaan yang memiliki banyak cabang dan kantor. Ketiga, automation on application performance; Managed SD WAN memiliki kemampuan mengoptimalkan manfaat jaringan dan keluaran aplikasi untuk organisasi yang akan mengarah pada efisiensi dan efektivitas dalam pengelolaan jaringan.

Layanan SD WAN ini, dikatakan Agus, berpotensi diimplementasikan industri unggulan, yaitu perbankan dan layanan keuangan, yang memang lebih terdorong melakukan transformasi digital. Sektor potensial lainnya adalah manufacturing serta ritel dan distribusi, mengingat potensi masa depannya di era Industri 4.0 di Indonesia. Tak kalah potensialnya adalah sektor pemerintahan atau e-government dan sektor sumber daya (resources).

Digiserve kini mempunyai 157 klien. Menurutnya, seluruh perusahaan atau institusi di Indonesia adalah target pasar Digiserve. Terutama, perusahaan yang mulai merancang ulang network mereka untuk memenuhi kebutuhan bisnis dengan cara bertransformasi ke teknologi digital.

“Koneksi berkecepatan tinggi dan network agility menjadi dua faktor sukses utama yang mendorong adopsi jaringan next gen,” ujarnya. Ia mengungkapkan, salah satu perusahaan ritel dengan lebih dari 5.000 cabang di Indonesia menjadi salah satu contoh keberhasilan implementasi solusi MNS SD WAN dari Digiserve.

Sesuai dengan RKAP perusahaan, pendapatan Digiserve ditargetkan tumbuh 28,2% tahun ini. Pendapatan terbesar pada 2022, kata Ahmad, akan berasal dari produk SD WAN. (*)

Jeihan K. Barlian

www.swa.co.id


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved