Technology

Gandeng Inkubator Malaysia, ICN Incar Pasar Global

Gandeng Inkubator Malaysia, ICN Incar Pasar Global
Managing Director Indigo Ery Punta (keempat kanan), CEO Telin Malaysia Oki Wiranto (ketiga kanan), Executive Director Entrepreneurship Developement Malaysia Global Innovation and Creative Center (MAGIC) Johnathan Lee (kanan) berpose bersama di Block 3730, Cyberjaya, Malaysia (Foto: Indigo)

Managing Director Indigo Ery Punta (keempat kanan), CEO Telin Malaysia Oki Wiranto (ketiga kanan), Executive Director Entrepreneurship Developement Malaysia Global Innovation and Creative Center (MAGIC) Johnathan Lee (kanan) berpose bersama di Block 3730, Cyberjaya, Malaysia (Foto: Indigo)

Sinergi merupakan keniscayaan di era kompetisi yang sangat ketat saat ini. Inilah yang disadari Indigo Creative Nation (ICN), inkubator stratup Indonesia di bawah Grup Telkom. ICN menggandeng inkubator MAGIC (Malaysia Global Innovation and Creative Center) dalam upayanya merambah pasar global. Kerja sama keduanya dilakukan oleh Managing Director Indigo, Ery Punta dan Executive Director Entrepreneurship Developement Magic, Johnathan Lee di Block 3730, Cyberjaya, Malaysia (30/11).

Ini merupakan langkah lanjutan ICN merambah pasar global. Demgam konsep serupa ICN sebelumnya juga telah menjalin kerjasama dengan SVA Technology Alliance yang menyambungkan startup khusus kawasan Asia Tenggara dengan jejaring startup global langsung di Silicon Valley, Amerika Serikat.

Turut menyaksikan penandatanganan kerjasama dengan Magic, Director ASEAN Centre of Entrepreneurship Magic, Yusnee Rahmat Yusof dan CEO Telkom Internasional (Telin) Malaysia Oki Wiranto. Ery Punta Hendraswara menjelaskan, kerjasama dilakukan karena keduanya memiliki visi sejenis yakni mencuatkan startup lokal di masing-masing negara ke tingkat global melalui pembukaan akses layanan dan pasar lebih luas.

Menurut Oki dalam siaran pers yang diterima hari ini, dipilihnya Magic karena posisinya unik, pembiayaan sepenuhnya dari pemerintah Malaysia namun gerak operasional lincah seperti sektor privat. “Jika diumpamakan di tanah air sama seperti Bekraf, namun fokusnya hanya ke startup sehingga menjadi mitra yang handal dan dapat diandalkan,” imbuhnya.

“Indigo menilai Magic bisa menjadi pintu kerjasama dengan pihak lainnya di kawasan Asia Tenggara khususnya dan dunia umumnya. Sekalipun demikian, mereka tidak menerapkan kerjasama ekslusif sehingga sejalan dengan spirit Indigo yang selalu terbuka kerjasama dengan berbagai pihak,” katanya.

Program spirit global ini sebelumnya diterapkan dalam program Indigo Immersion pada 9-16 April 2016 lalu, yang mana tiga binaan Indigo (Amtiss, Kakatu, dan Goers) bertemu startup mendunia seperti Uber, Facebook, Apple dan Google, dan juga venture capital ternama, Kleiner Perkins Caufield & Byers (KPCB).

Ery Punta yang hadir dalam penandatanganan melanjutkan, Indigo menjadi memiliki mitra sejajar karena Magic saat ini tengah dalam proses perluasan startup lokal ke negara lain sebaliknya Indigo butuh jembatan guna mengantarkan startup binaannya ke kancah regional atau global. “Di Malaysia, startup itu buatan lokal sebanyak 60% dan sisanya global. Di tahun 2016, pemerintah Malaysia melalui MAGIC ingin startup lokal ini ekspansi regional dan global seperti dilakukan Grab. Sebagai agen pemerintah, mereka menjadi mitra untuk mewujudkan misi tersebut,” katanya.

Ery Punta melanjutkan, melalui kerjasama ini, maka sederhananya, kedua belah pihak memperoleh semacam wild card dalam program yang dinamakan Startup Exchange. Jadi, binaan maupun alumni Indigo dapat mendaftar atau mengikuti program Magic Accelerator dan demikian pula sebaliknya, sehingga perluasan pasar dan layanan bisa dilakukan di kedua negara.

“Binaan kami di ICN juga bisa ikut mentoring produk mengacu pengalaman Malaysia, sebaliknya binaan MAGIC bisa ikut di Indigo. Mereka bisa pula terlibat utilisasi layanan dengan sharing dari expert dan mentor berpengalaman,” tambahnya. Menurut Ery, visi besar program ini adalah mengambil peran dalam membangun talenta hingga mengangkat digitalpreneur Indonesia ke kancah global sejalan visi Presiden Jokowi menjadikan Indonesia sebagai negara digital terbesar di Asia Tenggara pada 2020.

Saat ditanya binaan yang akan dilibatkan program tersebut, dari 65 startup inkubator Indigo, aplikasi perkantoran Amtiss yang akan menjadi peserta pertamanya. Alikasi asset tracking management tersebut berbasis cloud yang membantu perusahaan meminimalkan biaya operasional aset dan memaksimalkan masa kerja melalui pemeliharaan yang bersifat prediktif. Sejak beberapa bulan lalu, Amtiss sudah membuka kantor cabang setelah Jakarta di Telok Anyer, Chinatown, Singapura.


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved