Technology Trends zkumparan

IBM: Hybrid Cloud dan AI Kekuatan Pendorong Transformasi Digital

IBM: Hybrid Cloud dan AI Kekuatan Pendorong Transformasi Digital
Global System Integrator Leader IBM Asia Pacific Tan Wijaya dan Presiden Direktur IBM Indonesia Cin Cin Go.

Perusahaan teknologi IBM menilai bahwa penerapan hybrid cloud dan Artificial Intelligence (AI) dalam organisasi menjadi kunci untuk ketahanan dan pemulihan bisnis. Dengan bekerja lebih cerdas, lebih terbuka, dan lebih kolaboratif, bisnis dan ekonomi akan mulai pulih.

Presiden Direktur IBM Indonesia Cin Cin Go mengatakan, “Mereka yang telah menggunakan teknologi hybrid cloud dan AI saat ini, dapat menggunakan momen ini sebagai peluang untuk mengatur ulang prioritas dan strategi bisnis mereka menjadi lebih cepat, dan melibatkan pelanggan mereka dengan cara yang lebih inovatif – sehingga mereka dapat bertahan dan menjadi lebih tangguh pasca-pandemi,” ujarnya saat virtualmedia briefing, (14/12).

Pada kesempatan yang sama, Global System Integrator Leader IBM Asia Pacific Tan Wijaya menyampaikan platform teknologi ini akan menentukan seberapa cepat perusahaan dapat berpusat ke peluang pasar yang baru, seberapa baik perusahaan melayani pelanggan, seberapa besar perusahaan dapat meningkatkan skala, dan seberapa cepat perusahaan dapat merespons krisis seperti yang kita hadapi saat ini.

“Seiring dengan kemajuan Indonesia menuju negara berbasis ekonomi digital, peningkatan penggunaan cloud dan AI tidak hanya akan membantu mengubah dunia bisnis tetapi juga telah mengubah kehidupan kita sehari-hari. IBM secara konsisten mendukung visi pemerintah untuk mengembangkan masyarakat digital berbasis pengetahuan yang akan mendukung Indonesia menjadi negara berpenghasilan tinggi melalui sosialisasi teknologi transformatif,” jelas Tan.

Berdasarkan IBV CEO Study, teknologi seperti cloud, AI, Internet of Things (IoT), Robotic Process Automation (RPA), dan juga security adalah teknologi teratas yang akan memberikan manfaat pada bisnis di Indonesia ke depannya. Di Indonesia, IBM bekerja sama dengan pemerintah, perusahaan lintas sektor untuk menanamkan AI dan cloud ke dalam berbagai area, seperti keterlibatan pelanggan, kesehatan, perbankan, manufaktur, serta operasi dan proses bisnis.

IBM membantu pelanggan di Indonesia dengan menawarkan solusi teknologi, layanan, dan keahlian yang akan memungkinkan perusahaan mendapatkan manfaat dari kombinasi hybrid cloud, AI, dan platform teknologi lainnya. Pendekatan hybrid multicloud yang terbuka dan aman dari IBM memberikan perusahaan fleksibilitas untuk menerapkan aplikasi dan layanan AI dan aplikasi kognitif dalam skala besar, dengan ribuan kasus penggunaan baru di seluruh telekomunikasi, perbankan, manufaktur, ritel, dan industri lainnya.

Pelanggan IBM di setiap industri dinilai ingin mengimplementasikan hybrid cloud dan AI untuk mengubah cara kerja bisnis mereka. Oleh karena itu, IBM telah me-re-orientasi portofolionya pada model yang berpusat pada platform, dengan Red Hat sebagai intinya, menanamkan perangkat lunak IBM dengan standar terbuka yang mempercepat adopsi hybrid cloud dan penerapan AI di seluruh layanan IBM dan juga diantara para pesaing IBM.

Data adalah kunci untuk transformasi perusahaan, dengan cloud sebagai sarananya, AI sebagai akselerator, dan security yang merupakan suatu keharusan. IBM percaya bahwa penting bagi perusahaan Indonesia untuk membangun fondasi teknologi yang kuat untuk memenuhi permintaan online yang terus meningkat dari konsumen di tahun mendatang, terutama dalam masa pemulihan dari pandemi COVID-19. IBM Security pada pertengahan tahun ini, telah mengungkapkan bahwa pelanggaran data yang merugikan perusahaan yang disurvei rata-rata US$4,24 juta (sekitar Rp60,6 miliar) per insiden.

Ketika perusahaan memodernisasi infrastruktur digital mereka melalui hybrid cloud untuk mencapai tingkat kecepatan dan kelincahan yang lebih tinggi, perusahaan besar sering kali menggunakan 50-100 alat keamanan yang berbeda dan berasal dari berbagai vendor yang berbeda pula. Semakin kompleks arsitektur keamanan, semakin banyak titik kelemahan atau blind spot bagi tim keamanan yang ada. Hal tersebut dapat mengakibatkan terjadinya berbagai kesalahan, seperti pengaturan yang salah dikonfigurasi, ancaman yang terlewatkan, dan peningkatan waktu untuk mendeteksi dan merespons. X-Force menemukan bahwa kesalahan konfigurasi adalah penyebab dua dari tiga insiden keamanan di lingkungan cloud yang diteliti tim IBM, sementara tinjauan global tahunan tentang insiden siber menggambarkan bahwa mengeksploitasi kerentanan yang unpatched adalah cara paling umum yang dilakukan penjahat siber untuk membobol organisasi.

Salah satu cara organisasi dapat beradaptasi dengan pergeseran lanskap keamanan adalah dengan beralih ke pendekatan ‘zero-trust’ untuk beradaptasi dan menangani pelanggaran data. Pendekatan ini mengimplementasikan AI dan analitik untuk memvalidasi koneksi antara pengguna, data, dan sumber daya sehingga menemukan potensi ancaman.

Editor : Eva Martha Rahayu

www.swa.co.id


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved