Technology

Investree Hadirkan Solusi Pinjaman Peer-to-Peer

Investree Hadirkan Solusi Pinjaman Peer-to-Peer

Dengan sebuah misi sederhana untuk mempertemukan orang yang ingin mendanai dan orang yang ingin mengajukan pinjaman, Investree, sebuah startup fintech hadir dengan skema peer-to-peer (P2P) lending. P2P lending merupakan praktik meminjam dan memberikan pinjaman secara online melalui sebuah wadah yang disebut marketplace, tanpa perantara bank atau lembaga finansial lainnya.

Investree

lnvestree mengembangkan layanan finansial di Indonesia dengan menghubungkan pemberi pinjaman (lender) yang ingin menginvestasikan dananya dan peminjam (borrower) yang ingin memperoleh pinjaman secara online. Selain menyediakan platform, lnvestree juga turut memverifikasi, menganalisa, menyetujui serta melakukan account maintenance atas para borrower. Dari situ pula, lnvestree mengatur strategi untuk monitoring, collection, serta recovery. Hal ini dilakukan untuk meminimalisir risiko keterlambatan dan menjaga kepercayaan masyarakat terhadap lnvestree serta dapat memperoleh pendanaan yang berkualitas.

Sebelum hadir di Indonesia, sebenarnya skema P2PL sudah terlebih dahulu populer di luar negeri, seperti Amerika Serikat, Inggris, dan Tiongkok. ”Kami memulai sesuatu dari teknologi, sesuatu yang sebenarnya sangat dekat dengan masyarakat untuk menjawab kebutuhan mereka akan sistem pendanaan yang lebih praktis, lebih cepat, dan juga terpercaya. Kami membantu mereka untuk mencapai tujuan finansial,” ungkap co-founder dan Chairman lnvestree Adrian Asharyanto Gunadi saat soft launching Investree di Jakarta, (31/5).

Menurut statistik portfolio lnvestree sejak akhir Januari 2016, saat ini industri kreatif berkontribusi sekitar 28% dari seluruh sektor yang didanai dari lnvestree, posisi kedua setelah sektor outsourcing dengan persentase 29%.

Menurut Adrian, peranan lnvestree di sektor industri kreatif sebagai alternatif pembiayaan di luar lembaga bank karena industri kreatif terkadang terkendala dengan pendanaan dari sektor perbankan sehingga P2PL ini bisa menjadi alternatif bagi industri tersebut. “Dengan mendanai dan mengajukan pinjaman di lnvestree, masyarakat dapat saling membantu meraih tujuan finansial sekaligus tumbuh bersama dan memberdayakan perekonomian masyarakat indonesia,” tambah Adrian yang telah berpengalaman 20 tahun di dunia perbankan.

Adapun produk yang ditawarkan Investree yaitu Business Loan berupa pinjaman modal kerja untuk memperlancar cash flow bisnis dengan menjaminkan tagihan atau invoice. Diperuntukkan bagi perusahan yang merupakan Perseroan Terbatas (PT), berdomisili di Jadetabek, dan telah beroperasi minimal 6 bulan. Juga terdapat Employee Loan yaitu pinjaman pribadi bagi karyawan yang terdaftar sebagai pekerja di perusahaan yang bekerjasama dengan Investree. Melalui skema potong gaji, para karyawan akan memperoleh kesempatan pendanaan untuk berbagai macam kebutuhan.

Keberadaan startup fintech di Indonesia mendapat dukungan dari OJK meski saat ini belum ada regulasi yang mengatur hal tersebut. Hal ini dikarenakan kesenjangan dan aksesibilitas masyarakat terhadap pinjaman dari lembaga keuangan masih tergolong rendah. “Saat ini dari total 60 juta pelaku UKM di Indonesia hanya 11 juta UKM yang bisa menikmati layanan kredit perbankan, maka fintech startup dengan skema peer-to-peer landing bisa menjadi alternatif bagi masyarakat,” ujar Hendrikus Passagi, Peneliti Eksekutif Senior OJK. (EVA)


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved