Pernah kita mengalami kesulitan membeli obat. Kesibukan dan kendala lain, seperti saat kita sedang menjaga anggota keluarga yang sedang dirawat di rumah sakit dan dokter meminta kita membeli obat yang kebetulan tidak tersedia di apotik rumah sakit. Bingung, karena tidak bisa meninggalkan keluarga kita yang sakit itu sendirian, tapi obat harus segera dibeli.

Kebutunan ini dipahami oleh M-Health Tech, perusahaan yang fokus mengembangkan teknologi di bidang kesehatan. Sejak 11 Januari 2015 perusahaan lokal ini telah meluncurkan aplikasi “Apotik Antar”. Aplikasi ini merupakan pengembangan dari Apotik Antar.com yang telah hadir di masyarakat sejak 2012. Menurut Jonathan Sudharta, CEO M-Health Tech, ketika layanan ini berbasis web, pihaknya sudah bekerja sama dengan 14 ribu apotik. Hanya saja, kala itu ia merasa kesulitan mengelola pelanggan yang order melalui web Apotik Antar.

Jonathan Sudharta, CEO M-Health Tech

“Ketika masih berbasis web, kami dapat order rata-rata 20 hingga 30 order per hari, itu saja sudah mabok menanganinya, karena masih kecil-kecilan dan masih manual,” tutur pria lulusan e-commerce dari Curtin University, Perth. Ia mengulas data Accenture, perusahaan manajemen konsultan global, bahwa hingga Maret 2015 pengguna internet aktif di Indonesia tercatat 72,7 juta jiwa. Potensi yang luar biasa besar. Belum lagi jumlah perangkat yang beredar di sini juga sudah melebih total jumlah penduduk yaitu 308 juta unit. Pengguna sosial media aktif hingga 74 juta jiwa dan pengguna social mobile hingga 64 juta penduduk.

Potensi ini tidak disia-siakan M-Health Tech, perusahaan ini serius mengembangkan layanan kesehatan berbasis teknologi digital. Salah satunya dengan aplikasi Apotik Antar ini. Pada 24 Februari kemarin Jonathan memperkenalkan aplikasi mobile Apotik Antar kepada awak media. Kehadiran layanan yang aplikasinya sebenarnya sudah bisa diunduh di Google Playstore—dalam 2 bulan ke depan akan ada di iOS juga– itu sejak awal Januari itu disambut dengan sangat baik oleh masyarakat. Hingga saat ini sudah ada 2000 yang mengunduh aplikasi Apotik Antar. Dan ada 200 apotik yang sudah secara aktif melayani pembelian obat para pengunduh tersebut.

“Akhir tahun kami ingin setidaknya 1.000 apotek yang aktif menerima pesanan dan bisa melayani ke seluruh kota kedua di Indonesia hingga ke Papua. Saat ini baru 12 kota besar, masih sekitar 30 order per hari, targetnya akhir tahun bisa mencapai 100 order per hari,” ujarnya pria yang sudah menggeluti dunia farmasi 14 tahun ini.

Untuk memperluas akses layanan, M-Health Tech menggandeng kerja sama dengan Go-Jek. “Order bisa 24 jam dan konsumen bisa dilayani dengan lebih cepat,” tuturnya. Bukan saja obat bebas, Apotik Antar juga digunakan aplikasinya untuk membeli obat resep dokter dan alat kesehatan. Cukup dengan meng-up load foto resep dengan menggunakan aplikasi, apotik yang terdekat akan mengambil order tersebut, lalu menyampaikan total dana yang harus disiapkan untuk membayar. Saat ini M-Health Tech baru bisa menyediakan pembayaran cash on delivery (COD), diyakinkan Jonathan dalam dua bulan ke depan pihaknya sudah menyediakan pembayaran dengan kartu debit dan kartu kredit.

Jonathan menjamin keaslian obat yang dibeli konsumen, karena seluruh apotek yang bekerja sama dengan pihaknya adalah apotik resmi yang memiliki SIA (Surat Ijin Apotik). Dan untuk mereka yang mengunduh dan membeli obat, ia menjamin kerahasiaan data pasien dengan mengacu pada HPPA, sebuah perjanjian global tentang kerahasiaan pasien. “Maka itu tagline kami adalah Cepat, Aman dan Nyaman,” tegasnya.

“Tidak ada batasan minimum beli obatnya, ada pelanggan yang beli hanya Rp 7000 saja, karena pas harus minum obat, ya harus kami layani,” tuturnya. Ke depan, M-Health Tech yang merupakan anak usaha dari PT Polinasi Iddea Investama, yang sudah lama bergerak di bidang kesehatan, akan mengembangkan layanan konsultasi dokter melalui aplikasi mobile. Seperti apa? Jonathan belum bisa menyampaikan detilnya, dalam waktu dekat aplikasi tersebut akan diluncurkan. (EVA)