Technology

Langkah Educa Studio Capai 20 Juta Download

Langkah Educa Studio Capai 20 Juta Download

Menghadapi tahun 2016, Educa Studio sudah memiliki serangkaian strategi baru. Games developer yang didirikan oleh Andi Taru Nugroho Nur Wismoyo, CEO Educa Studio ini masuk ke dalam kategori casual games. Salah satunya yaitu Princess Cake Shop. Kedua, pria yang akrab disapa Andi ini akan memulai ekspansi ke pasar global. “Kami sudah lama menggarap pasar lokal. Itu memang masih menjadi andalan kami tapi kami juga coba untuk target di luar. Yang pasti kami ingin scalling perusahaan,” ujarnya.

Saat ini sudah lebih dari 20 juta download apps milik Educa. Kemajuannya dalam mengembangkan bisnis dimulai dari nol. Andi telah menekuni pembuatan game pendidikan sejak 2008, ketika masih kuliah ia membuat permainan untuk orang dewasa, tetapi karena merasa tidak ada manfaatnya, ia mulai masuk ke game pendidikan yang menyasar anak-anak.

educo

Andi Taru Nugroho Nur Wismoyo, CEO Educa Studio

Pada awal berdiri tahun 2012, Educa meluncurkan games Marbel for PC untuk anak usia 2-6 tahun. Dalam seminggu sudah mencapai 4 ribu download. Melihat antusiasme user, pada 2013 ia membuat brand Marbel. “Misi dalam setahun adalah menghasilkan 100 games edukasi,” kata pria lulusan Teknik Informatika Universitas Kristen Satya Wacana ini.

Target membuat 100 games bukan hal mudah. Hal ini karena ia melihat behaviour play store similiar apps, recomended for you, dan users also installed. Ketika orang me-download apps Educa dalam jumlah banyak, maka similiar apps yang muncul adalah milik Educa. “Saat itu belum banyak developer yang tertarik buat games edukasi sehingga peluang kami besar,” katanya.

Lalu di tahun 2014, ia membuat interactive books yang diberi nama Riri (Cerita Anak Inspiratif) berupa folk, fabel, legenda. Ia mengaku bahwa tidak sulit untuk membuat konten, karena Indonesia memiliki banyak cerita rakyat yang kemudian dibuat dalam bentuk digital. Ada pula Kabi, sebagai turunan dari Riri. Kabi dibuat khusus untuk cerita-cerita mengenai Islam.

Untuk mendukung berbagai aplikasi dan games yang dibuatnya, ia melakukan peningkatan pada perangkat teknologi. Jika sebelumnya masih based on Java, yang hanya dapat dijalankan pada sistem android. Saat ini sudah menggunakan cocos2d-x (core engine), Intel NDK, source code implemented in C/C++ dan Google Analytics, sehingga program dapat dijalankan pada sistem iOS, Android, dll.

Ingin selalu berinovasi, ia pun berpartner dengan Intel, Samsung, dan Telko. Selain itu melakukan kolaborasi dengan dua musisi/penulis lagu anak-anak yaitu Dodi dan Zepe, membuat 2 album Kolak atau Koleksi Lagu Anak. Lagu-lagu tersebut merupakan lagu baru dan dapat dijalankan di sistem Android. Tidak hanya itu, baru 5 hari lalu, Educa rilis edu games yaitu Marbel Fishing dan Marbel and Friends untuk usia 6-12 tahun.

“Kami masih mengandalkan media covarage sebagai strategi pemasaran, ya dengan ikut kompetisi besar. Untuk revenue terbesar masih dari iklan ad mob sekitar 90 persen,” tutur pria kelahiran 1 April 1987.

Sebagai penutup, ia memberi tips bagi para start up yang ingin mengembangkan bisnisnya. Menurutnya sangat penting membuat produk yang diperlukan oleh user, tidak hanya sesuai passion pemilik. Kedua media covarage. Lalu secara berturut-turut ialah uji kualitas sebelum launching produk dan fokus. (EVA)


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved