Business Research Technology Trends

Masyarakat Masih Bersedia Menonton Iklan di Platform OTT

Masyarakat Masih Bersedia Menonton Iklan di Platform OTT

Survei dar The Trade Desk dan Kantar akhir 2020 menunjukkan ada lebih dari 66 juta penonton Over The Top (OTT) di Indonesia. Dengan jumlah ini, Indonesia menduduki peringkat pertama pengguna OTT terbanyak di Asia Tenggara. Dalam sebulan, masyarakat Indonesia pun menggunakan 3 miliar jam untuk menonton konten OTT yang diakses melalui berbagai macam perangkat.

The Trade Desk melaporkan, angka ini menjadi peluang yang besar bagi pengiklan. OTT bisa menjadi kanal menjanjikan bagi pengiklan untuk memasarkan produknya. Fakta ini diperkuat dengan kenyataan bahwa belum banyak orang Indonesia yang bersedia berlangganan platform OTT, sehingga paparan iklan kepada segmen pengguna ini sangat luas. Seperti yang diketahui, salah satu fitur berlangganan OTT adalah bebas iklan.

Menurut The Trade Desk dan Kantar, 95% penonton OTT bersedia untuk menonton iklan demi menonton konten secara gratis. Dari jumlah tersebut, 9 dari 10 bersedia menerima dua atau lebih iklan per jam demi konten gratis. Inilah salah satu faktor yang menjadikan konsumen Indonesia salah satu yang paling toleran terhadap iklan di Asia Tenggara.

Menurut Florencia Eka, Country Manager Indonesia The Trade Desk, sudah terlihat bagaimana pengiklan di Indonesia meningkatkan anggaran digital marketing di platform OTT karena jumlah penggunanya meningkat. Apalagi rata-rata masyarakat menggunakan beberapa OTT untuk menonton konten favorit mereka.

“The Trade Desk diposisikan secara unik untuk membantu pengiklan mengonsolidasikan anggaran iklan mereka di seluruh platform OTT, yang dapat mengoptimalisasikan anggaran beriklan mereka,” tuturnya.

Masih menurut The Trade Desk, beriklan di OTT ternyata memiliki sejumlah kelebihan. Misalnya, pengiklan tidak hanya mencapai reach dan frekuensi, tetapi juga mendapatkan insight kampanye mereka lebih mendalam dari metric seperti brand lift insights kead engagement rates sampai skala dunia nyata seperti jumlah penjualan dan pengunjung.

Selain itu, pengiklan bisa mengatur batasan frekuensi di berbagai saluran media, mulai dari situs web sampai aplikasi mobile, streaming musik, hingga platform OTT. Dengan demikian, pengiklan dapat memberikan pengalaman berbeda bagi pengguna sekaligus menekan anggaran yang tidak efektif.

Editor : Eva Martha Rahayu

www.swa.co.id


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved