Technology zkumparan

Melongok Kecanggihan Sistem Logistik Raksasa e-Commerce di China

Melongok Kecanggihan Sistem Logistik Raksasa e-Commerce di China
JD.com, mengirim barang konsumen dengan drone

Mengutip data Revenue In di 2018, ada dua perusahaan berbasis internet dari Tiongkok yang berhasil menempati posisi lima besar dari segi revenue, yaitu JD.com dan Tencent. JD.com menempati posisi ketiga dengan nilai revenue US$ 67,2 miliar atau lebih dari Rp 940 triliun dan berada di atas Facebook dengan nilai US$ 55,84 miliar. Sejak mendirikan JD.com pada 18 Juni 1998, Richard Liu yang juga CEO saat ini terus berpijak pada pengembangan teknologi dan logistik sebagai kunci.

Pada hari ulang tahun JD.com tahun ini, awak majalah SWA bersama tujuh awak media lain mendapat kesempatan mengunjungi dan melihat langsung bagaimana pusat distribusi bekerja, toko yang tanpa pelayan, pengiriman barang dengan drone, dan toko 7Fresh yang canggih, serta berkeliling di kantor pusatnya di Beijing.

Memanfaatkan teknologi Artificial Intelligent (AI) dan Big Data, JD.com berhasil membangun unmanned store. Di toko tanpa pelayan ini, konsumen memasuki toko dengan memindai dari ponsel pintarnya untuk bisa masuk, mengambil barang yang dibeli, dan keluar dengan kembali memindai. “Belanja konsumen akan langsung memotong saldo WeChat-nya. Pembayaran cashless di JD.com menggunakan aplikasi media sosial yang dimiliki Tencent,” kata Brad Burgess, Head of International Corporate Affairs JD.com.

Bukan hanya itu, di depan toko yang berada di kantor pusat JD.com di Beijing itu, ada layar televisi yang bisa secara pintar memindai konsumen, seperti berapa usianya dan apa yang dibutuhkannya –biasanya terkait dengan produk perawatan atau kesehatan. “Dengan dukungan Big Data, kami pun bisa mengetahui kapan saat yang tepat untuk mengirim barang. Di China, para ibu sangat memperhatikan anak; ketika siang anak tidur, dia tidak ingin anaknya terganggu. Seperti istri saya, ketika belanja di JD.com, barang tidak akan dikirim ke rumah saat anak kami tidur siang. Karenanya, barang dikirim ke alamat kedua yang telah didaftarkan,” Brad menjelaskan. Kini, menurutnya, konsumen makin tinggi tuntutannya dan makin tidak sabaran. Untuk itu, pihaknya terus menyelami apa saja yang memuaskan konsumen.

Di fasilitas pusat distribusinya, JD.com mengimplementasikan smart distribution center. Jadi, setelah konsumen mengorder barang di JD.com, barang lalu dikemas di gudangnya dan dibawa ke pusat distribusi. Dari barcode yang tertera di kemasan yang berisi alamat pembeli, barang bergerak di atas ban berjalan yang secara otomatis akan terpilah-pilah berdasarkan kelompok area. Semua bergerak otomatis dengan sedikit bantuan manusia.

Sejak 2007, JD.com membangun departemen logistik karena adanya ketidakpuasan pada infrastruktur pengiriman saat itu. Maka, dibandingkan pelaku e-commerce lain, JD.com menjadikan pengelolaan logistik yang canggih sebagai keunggulan kompetitif. Hanya JD.com yang memiliki jaringan logistik sendiri yang berada di Beijing, Shanghai, dan Guangzhou. JD.com telah menerapkan strategi Global Smart Supply Chain yang mendorong revolusi pada perdagangan global yang memungkinkan perusahaan lain dan industri lebih efisien.

“Sejak diluncurkannya layanan same day delivery pada 2010, kami berhasil mengirim 90% order konsumen di hari yang sama atau sehari setelahnya,” kata Zachary Gidwitz, Direktur Corporate Development for International Logistics JD.com. Di Indonesia, dengan nama JD.id, baru sekitar 85% pembelian bisa di tangan konsumen pada hari yang sama.

Kecanggihan juga terlihat di toko 7Fresh, toko offline milik JD.com yang khusus menjual produk segar dan produk kebutuhan sehari-hari. Konsumen juga bisa membeli barang secara online melalui aplikasi. Selanjutnya, pegawai di toko 7Fresh akan mengambil barang belanjaan yang dipesan pelanggan lalu menaruh kantong belanjaan di rel berjalan yang secara otomatis akan bergerak ke bagian distribusi untuk dikirim ke konsumen. Pembeli dengan tempat tinggal tertentu bisa dikirim barang hanya dalam 30 menit.

Masih di toko 7Fresh, perjalanan produk segar bisa dilihat dengan memindai barcode pada barang. “Bisa dilihat di layar di atas boks produk, jam berapa misalnya buah blueberi ini dipetik, kapan dikirim ke toko 7Fresh, hingga berapa lama buah itu ada di toko. Konsumen bisa tahu asal buah itu dan seberapa fresh,” kata Olivia, dari Bagian Komunikasi Korporat JD.com.

Di tempat yang sama, pembayaran pembelian konsumen dilakukan cashless dengan mengenali wajah konsumen. Jadi, ada mesin khusus yang bisa memproses pembayaran dengan memindai wajah kita lalu memotong saldo WeChat secara otomatis.

Dalam kunjungan ini, awak media diajak ke pusat fasilitas drone JD.com di Suqian, Provinsi Jiansu, yang merupakan kampung halaman Richard Liu. Di sini, drone dari generasi pertama hingga ke-4 bisa dilihat. “Kami mengembangkan sendiri drone yang kami gunakan untuk mengirim barang agar bisa cepat sampai ke tangan konsumen, terutama untuk mengirim ke daerah-daerah terpencil atau pegunungan. Ada Departemen X yang khusus mengembangkan drone sejak 2015. Mereka dikembangkan oleh internal engineer kami, yang juga membidani unmanned store dan unmanned vehicle yang kini masih dalam uji coba untuk pengiriman,” Brad menerangkan.

Drone yang digunakan JD.com bisa mengirim hingga maksimal berat barang 10 kg. Drone generasi ke-3 yang tingkat penggunaannya mencapai 90% juga pernah diujicobakan di daerah Parung, ,Indonesia oleh JD.id. Sementara itu, drone generasi ke-4 yang tingkat pemakaiannya mencapai10% dari seluruh pengiriman barang telah menggunakan bahan bakar sehingga bisa mengirim sampai radius 100 km.

“Kami mengirim barang dengan drone tidak point to point, jadi tidak langsung ke rumah konsumen. Ada partner di daerah tersebut di mana drone mendarat, lalu barang yang diterima akan dikirim ke rumah konsumen,” kata Olivia. Pemakaian drone di Indonesia masih dalam tahap uji coba, mengingat masih dalam persuasi ke pemerintah untuk izin penggunaan drone.

JD.com merupakan e-commerce pertama yang menggunakan drone untuk mendukung pengiriman barang ke konsumen. Adapun Suqian merupakan Delivery Drone Scheduling Center pertama di dunia. JD.com juga mengembangkan autonomous delivery robot, yang proyek uji cobanya dilakukan di sekitar kampus, perumahan, dan perkantoran. Dan, JD.com telah didukung dua smart delivery stations, yaitu di Changsha dan Hohhot. Penggunaan truk tanpa sopir saat ini sedang dalam uji coba di beberapa rute terpilih.

JD.com atau Jingdong, masih berdasarkan data Revenue In pada 2018, menempati posisi puncak peritel China dalam hal pendapatan dan pertumbuhan revenue tahunan, yaitu sebesar 50,5%. Saat ini aplikasi belanja JD.com sudah diunduh oleh 305 juta penduduk Tiongkok. Didukung 35 ribu pekerja, JD.com kini memiliki 550 gudang dengan luas keseluruhan 12 juta m2.

Dalam perayaan HUT-nya, JD.com mengadakan festival 6.18 yang penjualannya diadakan tengah malam sepanjang 1-18 Juni 2018. Luar biasanya, hingga puncak penjualan di 18 Juni, festival 6.18 ini berhasil mencatat penjualan sampai US$ 29,2 miliar atau setara dengan Rp 408,8 triliun. Tahun ini, festival belanja 6.18 yang sudah 16 kali diadakan ini omsetnya dua kali lipat dibandingkan tahun sebelumnya. Hal ini didorong oleh minat masyarakat Tiongkok pada produk baru dan tuntutan mengejar kualitas yang lebih tinggi. Menariknya, tiga penyumbang terbesar dari penjualan festival 6.18 adalah produk Apple (iPhone XR dan iPhone Xs Max), Lenovo, dan Huawei. (*)

www.swa.co.id


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved