Keamanan transaksi keuangan menggunakan kartu baik ATM, kredit, debit, maupun e-money menjadi bagian yang sangat penting dalam era lesscash saat ini. Fraud yang timbul dari transaksi keuangan menggunakan kartu bisa disebabkan oleh tiga hal, yakni adanya kesempatan, motivasi dan rasionalisasi melakukan fraud. Maka tak heran jika tidak sedikit kasus pembobolan kartu kredit, ATM atau e-money terjadi belakangan ini.

Berangkat dari kondisi tersebut, maka PT Equine Global, penyedia teknologi informasi dan konsultasi stratejik, menggandeng TUV Rheinland perusahaan sertifikasi PCI DSS yang berbasis di Jerman, untuk mengembangkan sistem keamanan PCI DSS di Indonesia.

PCI DSS (Payment Card Industry – Data Security Standard) adalah sebuah standar keamanan data pemegang kartu baik kartu kredit, ATM, debit, maupun e-money. PCI DSS ini dipelopori dan didirikan oleh 5 jaringan pembayaran internasional American Express, Discover, JCB, Mastercard, dan Visa. Dalam acara tersebut dihadiri oleh peserta dari beberapa bank nasional serta penyedia layanan teknologi informasi.

Direktur PT Equine Global, Hendra Kusumawidjaja, mengatakan industri pembayaran menggunakan kartu perlu dilengkapi serta dikelola berdasarkan pada standar keamanan yang mementingkan keamanan data nasabah “Credit card fraud menjadi pemikiran utama bagi para pihak terkait tidak hanya isu keuangan nasabah tetapi juga reputasi bank”, ungkap Hendra.

Sebelumnya keamanan transaksi menggunakan kartu telah dijamin oleh ISO 27000, tetapi menurut Hendra untuk kondisi saat ini, perlu standar keamanan yang lebih baik lagi. Saat ini PCI DSS yang telah dijalankan adalah versi 2, direncanakan pada 2015 nanti akan segera diluncurkan PCI DSS versi 3. (EVA)